UU Keamanan Nasional Versi Hong Kong Diresmikan

UU Keamanan Nasional versi Hong Kong diresmikan, yang sebenarnya merasa takut adalah PKT. Foto adalah pemandangan di jalanan Hong Kong pada Mei lalu.

Yang Sebenarnya Takut Adalah PKT
DR. XIE TIAN

Situasi di Hong Kong sejak dimulai gerakan “anti-UU ekstradisi” tahun lalu, setelah melalui wabah yang melanda dunia, sempat terhenti beberapa lama, di akhir Mei lalu kembali memasuki babak baru, namun tanpa diduga Kongres Rakyat Nasional PKT (Partai Komunis Tiongkok) mengeluarkan UU Keamanan Nasional versi Hong Kong.

Setiap orang tahu penerapan yang akan dilakukan PKT terhadap Hong Kong ini, pada akhirnya justru akan menghancurkan Hong Kong yang selama ini tersohor dengan julukan Mutiara Timur, apalagi PKT sendiri juga memiliki banyak kepentingan seperti dalam bidang: Ekonomi, moneter, perdagangan, intelijen dan teknologi di Hong Kong, namun mengapa PKT berniat menyembelih ayam yang bertelur emas ini? Mengapa ingin menghancurkan Hong Kong tanpa mempertimbangkan akibatnya?

Jika masyarakat dapat menyadari, bahwa di balik kebrutalan ekstrim PKT, terdapat ketakutan PKT sendiri, dan ketakutan PKT akan kehancurannya sendiri, maka akan dapat mengetahui bagaimana dengan lebih baik menghadapi situasi di Hong Kong yang silang sengkarut ini.

Terhadap tindakan PKT menghancurkan Hong Kong tanpa memperhitungkan akibatnya, banyak komentator mengemukakan sejumlah penjelasan, menganalisa rencana dan logika PKT, termasuk terhadap Hong Kong yang telah menjadi lahan anti komunis, yang harus ditumpas agar lega; Hong Kong dengan Taiwan saling terhubung, harus dipatahkan satu persatu; pemilu dewan legislatif segera tiba, PKT sama sekali tidak yakin bisa menang; perseteruan AS-RRT sudah pasti terjadi, kartu Hong Kong dan Taiwan mengganjal langkah PKT, maka mereka pun harus segera mematahkannya. Semua itu tidak salah, tapi belum lengkap, karena Hong Kong menjadi basis anti-komunis sudah bukan hal baru, warga Hong Kong menentang perpanjangan otokratis PKT, membela kebebasan diri dan satu negara dua sistem, selama ini selalu begitu. Terhadap variabel pada pemilu legislatif di Hong Kong yang membuat PKT merasa ketakutan, ini mutlak benar.

Berbagai perlawanan dan kekacauan masyarakat di Hong Kong seputar “anti- UU ekstradisi” yang terjadi sejak 2019 lalu, membuat PKT merasa frustasi, sekaligus juga menyadari, mereka telah mulai “kehilangan” Hong Kong. Bagi rezim yang menjadikan “menyatukan Tiongkok” sebagai dasar legalitas kekuasaan itu, merebut kembali Hong Kong adalah kemenangan kecil yang patut dibanggakan, dan mengambil kembali Taiwan adalah “prestasi besar” yang selama ini begitu didambakan PKT. Tapi situasi hari ini adalah, Taiwan semakin menjauh dari RRT, karena aksi PKT yang bertentangan, telah mendorong AS campur tangan, PKT mungkin mau tidak mau harus menelan pil pahit tidak bisa menggunakan kekuatan militer terhadap Taiwan; tapi Hong Kong yang sudah masuk ke dalam kantong sendiri juga semakin menjauh, suara melawan komunis semakin keras, maka PKT pasti akan terhina di hadapan rakyat seluruh negeri, serba salah, dan akan segera terpojok pada krisis legalitas kekuasaan tahap baru.

Pil pahit ini dipastikan tidak ingin ditelan oleh PKT. Menlu RRT merangkap anggota Komisi Kemenlu PKT yakni Wang Yi menyatakan, penerapan UU Keamanan Nasional di Hong Kong “tidak bisa ditunda, dan mutlak dilaksanakan”, inilah refleksi dari sikap PKT. Di Hong Kong PKT menempuh segala risiko, di baliknya tersembunyi ketakutan teramat sangat akan legalitas kekuasaannya pada borok masalah Hong Kong yang semakin menganga lebar.

Pemilu Dewan Legislatif Wilayah Hong Kong tahun 2020 akan segera dilangsungkan pada 6 September mendatang, sebanyak 70 kursi legislatif, baik kubu pro-demokrasi maupun kubu pro-Beijing jika ingin menjadi mayoritas, harus mendapatkan setidaknya 36 kursi. Warga Hong Kong yang telah melalui gerakan anti UU ekstradisi tahun lalu, telah memperlihatkan kepada dunia aspirasi mereka yang sesungguhnya, kaum muda di Hong Kong, juga secara tegas menyatakan akan “adu nyawa” dengan PKT. Bagi PKT yang sisa hidupnya tak lama lagi, adalah suara lonceng kematian yang telah dibunyikan bagi kekuasaan mereka atas Hong Kong, PKT juga secara jelas telah menyadari sama sekali tidak ada peluang untuk menang pemilihan. Jika Beijing kehilangan kursi di Dewan Legislatif, maka niat untuk menerapkan berbagai undang-undang jahat, niat untuk memperpanjang kekuasaan diktatornya di RRT hingga mencapai Hong Kong, semuanya akan pupus, inilah ketakutan terbesar PKT saat ini.

Kekejaman PKT di Hong Kong tahun lalu, membuat segala upaya PKT terhadap Taiwan selama bertahun-tahun itu lenyap tak berbekas hanya dalam sekejap. Masyarakat Taiwan semakin sadar, masyarakat Taiwan pun semakin jelas akan nasib dan masa depannya. Pemerintah baru Taiwan kembali terpilih, membuat PKT semakin gentar, dan hanya bisa mengguncang gunung menakuti harimau, berharap dengan menggoyang Hong Kong akan dapat menakuti Taiwan.

Sejak tahun lalu sampai tahun ini, eksodus besar-besaran kekayaan dan intelektual Hong Kong, sudah dimulai! Eksodus kekayaan dan intelektual di tahun 1997, mungkin mengalami pembelokan arah dan mengalir kembali berkat bujuk rayu dan dusta PKT; eksodus kekayaan dan intelektual kali ini, kemungkinan adalah satu arah dan tak akan kembali lagi. Menurut informasi, akademisi dari perguruan tinggi top di Hong Kong, memiliki akses khusus untuk mengajukan permohonan ke Amerika; Kanada mungkin akan memberikan kuota 500.000 orang imigran bagi Hong Kong; program imigran Taiwan bahkan menyediakan kuota 1 Juta orang bagi Hong Kong; Jepang, Inggris, bahkan Singapura juga menyambut para konglomerat dan kaum intelek Hong Kong. Hilangnya konglomerat dan intelek sebanyak 2 Juta orang, akan membuat PKT menghadapi Hong Kong yang gersang dan kosong. Semakin tragis eksodus kekayaan dan intelektual semacam ini juga membuat PKT semakin ketakutan.

Dari permukaan tampaknya PKT menebar suasana ketakutan di Hong Kong, menakut-nakuti warga Hong Kong, menebar teror di Hong Kong. Akan tetapi se-sungguhnya, yang paling takut adalah PKT, merekalah yang paling merasa ketakutan! Dari paling dasar, PKT tengah menghadapi ketakutan akan kemusnahannya! PKT memiliki ketakutan akan kehilangan Hong Kong, kehilangan para talenta, kehilangan dana, kehilangan elit manajemen, kehilangan jalur teknologi, kehilangan basis intelijen dan segala-galanya. PKT takut kehilangan uang, takut kehilangan kaum intelek, juga takut kehilangan lahan, terlebih lagi takut kehilangan kekuasaan rezimnya. PKT bahkan takut fakta yang ditutupinya akan diketahui semua orang, takut “rahasia” yang ditakutinya terungkap!

Oleh sebab itu, untuk menyelesaikan krisis Hong Kong, maka harus mengenali ketakutan PKT, bertindak menyasar pada ketakutan PKT, membuat PKT setiap saat selalu berada di dalam ketakutan, membuat PKT bahkan bermimpi pun akan terbangun akibat ketakutannya sendiri, terakhir membuat PKT musnah di tengah ketakutannya sendiri, inilah kunci sebenarnya untuk menyelesaikan masalah Hong Kong.

Ada yang bertanya, apa yang harus kami lakukan? Ada warga Hong Kong bertanya, bagaimana dengan warga Hong Kong yang berada di ujung tanduk? Orang yang tinggal di luar negeri, di Amerika, hanya bisa berbicara, apa yang bisa dilakukannya? Begini, bersorak memberi semangat juga mutlak dibutuhkan. Bila tidak ada yang bersorak berteriak memberi semangat, garis terdepan akan merasa sendirian, akan patah semangat. Ada yang memberi semangat, ada yang menyumbangkan strategi, ada yang memasok logistik, lalu ada yang berjuang di garis terdepan, ada juga yang membersihkan ajang pertempuran. Tapi sebagai dukungan luar negeri terhadap Hong Kong, masyarakat bisa menghimbau dan meminta masyarakat internasional untuk intervensi nyata.

Bagi yang dapat meninggalkan Hong Kong, seperti warga di perantauan di masa perang dulu, mengosongkan kota memperingatkan PKT. Bagi yang tidak bisa meninggalkan Hong Kong, melakukan gerakan tidak kooperatif, menyebarkan fakta, mengubah hati manusia, meminta dukungan keadilan dari masyarakat internasional yang diwakili oleh AS. Amerika pasti akan membantu, Amerika juga mampu membantu. Tapi apakah Amerika akan membutuhkan suatu peristiwa seperti serangan Pearl Harbor oleh Jepang 80 tahun silam, baru akan bertekad memberikan bantuannya?

Bagi penulis, “serangan Pearl Harbor” tahun 2020 telah terjadi, yakni virus PKT / pneumonia Wuhan! Dulu ketika Pearl Harbor diserang Jepang, AS bertekad menuntaskan kebrutalan militerisme Jepang dengan dua buah bom atom yakni Little Boy dan Fat Man. Kini, terhadap PKT, sebenarnya AS juga memiliki dua buah “bom atom” baru, yang mampu menghancurkan kekuasaan PKT. Kedua buah “bom atom” ini adalah “investigasi wabah Wuhan” dan “investigasi perampasan organ” terhadap PKT. Dua amunisi sekelas senjata nuklir ini tidak membutuhkan orang untuk menyelundupkan senjata ke Hong Kong, bisa dicapai hanya dengan warga Hong Kong dan orang di luar negeri yang mendukung Hong Kong, dengan perang informasi, perang opini, perang internet, dan perang psikologi untuk mencapainya. Kedua bom atom ini, juga persis menghantam hal yang paling ditakuti oleh PKT, dan akan membuat PKT musnah di dalam ketakutannya sendiri. (et/sud)

0 comments