Pelecehan Terhadap Banyak Wanita Muda dan Cantik Etnis Uighur dalam Kamp Konsentrasi Xinjiang

Kamp pendidikan ulang Xinjiang yang disebut komunis Tiongkok sebenarnya adalah kamp konsentrasi yang digunakan untuk menganiaya warga etnis Uighur. (Greg Baker/Getty Images)

HK.EPOCHTIMES.COM

Seorang warga pria yang pernah ditahan di kamp konsentrasi Xinjiang selama 11 bulan itu mengaku dirinya mengenal korban wanita etnis Uighur yang mengungkapkan apa yang ia alami setelah dibebaskan. Pria tersebut pun menyaksikan banyak wanita muda dan cantik menjadi korban pelecehan-pelecehan dalam kamp konsentrasi Xinjiang, Tiongkok.

Pada Rabu (3/2/2021) BBC menyiarkan kesaksian dan informasi langsung tentang peristiwa keji pemerkosaan massal, pelecehan seksual, dan penyiksaan terhadap kaum wanita etnis Uighur di kamp konsentrasi Xinjiang.

Tursunay Ziyawudun, warga yang pernah selama 9 bulan ditahan dalam “kamp pendidikan ulang” mengungkapkan peristiwa kekejaman di kamp kepada BBC.

Menurutnya setiap malam selalu ada saja, wanita yang dibawa keluar dari sel untuk diperkosa oleh satu atau lebih pria yang bertopeng. Ziyawudun mengatakan bahwa dirinya pun telah mengalami 3 kali penyiksaan kemudian diperkosa beramai-ramai oleh 2 atau 3 orang pria.

“Saya bahkan tidak ingin ucapan ini keluar dari mulut saya”, kata Ziyawudun.

“Ini mungkin menjadi luka yang paling menggores dalam hati saya selama hidup,” tambahnya.

Pada (5/2), Dina, seorang wanita etnis Kazakh yang telah 11 bulan ditahan di kamp konsentrasi di Xinjiang memberitahu Radio Free Asia bahwa suami Ziyawudun adalah seorang etnis Kazakh, dan apa yang ia alami itu memang benar terjadi.

Dina mengaku pernah bertemu dengan Ziyawudun yang juga berasal dari Kabupaten Kunas atau Xinyuan.

“Ketika dia di Kazakhstan, dia tidak membicarakan hal itu, karena tidak memiliki tempat tinggal permanen di Kazakhstan dan tidak bisa mendapatkan kartu pengungsi dari Kazakhstan. Jadi dia takut. Dia ingin mengatakannya di sini, tetapi tidak ada kesempatan. Saya sekarang adalah warga negara Kazakhstan. Jadi tidak perlu takut”.

Dina, dari Nilka County, Xinjiang mengatakan bahwa dirinya telah dijebloskan ke dalam “kamp pendidikan ulang” sejak Oktober 2017 hingga September 2018 silam. Selama di sana, Dina menyaksikan sendiri banyak wanita muda dan cantik etnis Uighur yang mengalami pelecehan seksual.

“Wanita Uighur yang cantik mendapat perlakuan sampai dia tidak memiliki rahim atau diangkat sekarang. Ada lagi seorang gadis Uighur berusia 20 tahun, yang dibawa pada sekitar pukul 9 malam itu. Dan baru dibawa kembali ke dalam sel pada esok paginya saat kita baru bangun. Tetapi sejak hari itu, gadis berusia 20 tahun ini tidak lagi mau berbicara, tidak mau makan, kecuali duduk linglung sendirian. Kasihan,” tutur Dina.

Qelbinur Sedik, seorang wanita etnis Uzbek, adalah salah satu guru bahasa Mandarin di kamp. BBC yang mengutip penuturannya melaporkan bahwa, seorang polisi wanita di kamp yang dikenal Sedik mengatakan bahwa pemerkosaan dan penyerangan seksual telah menjadi budaya dalam kamp.

“Ini adalah pemerkosaan bergilir. Polisi komunis Tiongkok tidak hanya memperkosa mereka, tetapi juga menyetrum mereka. Mereka mengalami penyiksaan yang mengerikan,” sebut laporan BBC itu.

Setelah skandal seks kamp konsentrasi Xinjiang muncul di media, juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Australia Marise Ann Payne, Senator Buruh Senat Australia Kimberly Kitching, dan anggota Parlemen Inggris Nus Ghani semuanya mengutuk kebrutalan komunis Tiongkok.

Sebenarnya, serangan seksual massal yang dilakukan komunis Tiongkok terhadap berbagai jenis tahanan hati nurani bukanlah hal baru. Banyak praktisi Falun Gong telah menjadi sasaran perlakuan tidak manusiawi. Sering terjadi para polisi tahanan memperkosa banyak wanita praktisi Falun Gong.

Untuk menganiaya praktisi Falun Gong, komunis Tiongkok bahkan mengizinkan penjahat pria yang ditahan memperkosa para praktisi wanita itu.

Salah satu insiden paling terkenal dan representatif adalah pada Oktober 2000, polisi Kamp Kerja Paksa Masanjia di Provinsi Liaoning menelanjangi 18 orang praktisi Falun Gong wanita lalu menempatkan mereka di sel laki-laki sebagai umpan seks para penjahat laki-laki.

Kejadian itu menyebabkan sedikitnya 5 orang meninggal dunia, tujuh orang menjadi gila dan lainnya cacat.

Setelah kejadian itu banyak kamp kerja paksa dan penjara di berbagai tempat di Tiongkok mengikuti perbuatan jahat ini, bahkan sampai meluas ke tahanan hati nurani bukan praktisi Falun Gong. (ET/sin/sun)

0 comments