Ibu Pangeran Belgia yang Terinfeksi Virus Sempat Kunjungi Tiongkok, Bertemu Wang Qishan, Apa Misinya?

Putri Astrid, ibu Pangeran Joachim dari Belgia, bertemu Wang Qishan selama kunjungannya ke Tiongkok pada November 2019.

LI FAN

Reuters melaporkan juru bicara Istana Kerajaan Belgia mengkonfirmasi pada Sabtu, 30 Mei 2020 lalu bahwa setelah Pangeran Joachim yang berusia 28 tahun menghadiri pesta yang diadakan di Cordoba, Spanyol selatan, pada 26 Mei. Tes virusnya positif. Pangeran Joachim adalah pewaris ke-sepuluh dari tahta Belgia.

Seorang juru bicara kerajaan mengatakan bahwa Pangeran Joachim melakukan perjalanan dari Belgia ke Spanyol untuk magang pada 24 Mei dan tinggal di sana.

Puteri Astrid, ibu dari Pangeran Joachim, adalah anggota keluarga kerajaan Belgia yang terkenal. Dia telah muncul di media Belgia berkali-kali dan seringkali mewakili keluarga kerajaan dalam beberapa kegiatan, termasuk delegasi terkemuka untuk mengunjungi Tiongkok.

Keluarga kerajaan dengan pemerintah Belgia telah memiliki hubungan dekat dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT) selama bertahun-tahun dan anggota “Belt and Road” PKT. Pelabuhan Antwerp (BE) yang terbesar di Belgia adalah pelabuhan Hub terbesar kedua di Eropa setelah pelabuhan Rotterdam di Belanda.

Menurut surat kabar Financial Circle, pada Agustus 2015, Pelabuhan Antwerp membentuk kelompok kerja “Belt and Road” sebagai tanggapan atas inisiatif “Belt and Road” dari PKT.

Putri Astrid Memimpin Delegasi Terbesar Kunjungi Tiongkok

Sejak 17 hingga 22 November 2019, Putri Astrid, atas nama Raja Philip, memimpin delegasi ekonomi Belgia ke Tiongkok, dengan peserta 632 orang. Media Belgia melaporkan pada saat itu bahwa ini adalah kunjungan misi ekonomi terbesar Belgia sepanjang sejarah.

Banyak perusahaan terdaftar dan agenda kunjungan yang luas mencerminkan minat besar perusahaan, universitas, dan pusat penelitian Belgia dalam peluang yang ditawarkan oleh Beijing.

Selain mempromosikan ekspor dan investasi, misi kunjungan Putri Astrid juga akan mempromosikan hubungan politik antara kedua negara.

Pejabat penting yang menyertai kunjungan ke Tiongkok adalah Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Belgia Didier Reynders, saat itu Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keamanan dan Perdagangan Luar Negeri Pieter De Crem, ketua pemerintah Flemish Jan Jambon, dan sebagainya.

Selama kunjungannya ke Tiongkok, Putri Astrid bertemu dengan Wakil Ketua Wang Qishan pada 18 November. Wang Qishan mengusulkan pada saat itu bahwa dia berharap keluarga kerajaan Belgia akan terus memainkan peran aktif dalam mempromosikan hubungan Tiongkok-Belgia.

Putri Astrid juga bertemu dengan Hu Chunhua, Wakil Perdana Menteri Dewan Negara Komunis Tiongkok.

Keluarga Kerajaan Belgia Secara Aktif Mencari Kerja Sama dengan Partai Komunis Tiongkok

Media Belgia VRT melaporkan bahwa pemimpin asing pertama yang diterima oleh Raja Belgia Philip setelah naik tahta pada 2013 adalah Presiden RRT, Xi Jinping, yang mengunjungi Belgia pada 2014 lalu.

BBC melaporkan pada saat itu bahwa Raja Philip mengadakan upacara penyambutan untuk Xi Jinping. Selama kunjungan tiga hari, Philip menemani Xi Jinping untuk berpartisipasi dalam kegiatan bilateral sepanjang perjalanan, yang merupakan “kesopanan” yang langka.

Tahun berikutnya, pada 2015, Raja Philip melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke Tiongkok. Perjalanannya juga termasuk kunjungan ke Wuhan.

Virus PKT (corona wuhan) menyebar dari Wuhan, Tiongkok, ke seluruh penjuru dunia, dan Eropa dan Amerika Serikat menjadi daerah yang paling parah di luar Tiongkok.

Amerika Serikat mengecam keras upaya Partai Komunis Tiongkok yang menutupi parahnya epidemi pada tahap awal wabah virus, yang menyebabkan virus menyebar dengan cepat dan menyebabkan kematian serius dan kerugian ekonomi bagi dunia.

Menurut statistik Worldometer, pada 31 Mei, total 11.381 juta penduduk di Belgia dan yang terinfeksi 58.381 orang dan 9.467 orang meninggal. Pada April 2020, ketika epidemi terparah, mereka kekurangan bahan medis.

Pada Maret, negara-negara Eropa seperti Republik Ceko, Spanyol dan Belanda secara berturut-turut mengungkapkan bahwa ada masalah kualitas yang signifikan dengan masker, alat pendeteksi virus dan bahan anti-epidemi lainnya yang dikirim dari Tiongkok.

1,3 juta masker yang dipesan Belanda semuanya ditunda, Republik Ceko mengatakan bahwa 80% dari alat deteksi virus PKT tidak dapat digunakan. “Diplomasi anti virus” Partai Komunis Tiongkok sangat diabaikan di banyak negara Eropa.

Pada awal April, Raja Philip sedang berbicara di telepon dengan Xi Jinping, seperti dilaporkan VRT. Philip berterima kasih kepada Xi Jinping atas kerjasamanya dalam mengelola epidemi. Keduanya juga membahas kerja sama di bidang penelitian.

Laporan Kantor Berita Xinhua pada saat itu, Philip mengatakan di telepon bahwa pengalaman Tiongkok memiliki “arti penting” bagi negara-negara lain dan “memberikan dukungan” dan “berkontribusi” untuk memerangi epidemi.

Hanya selang beberapa hari setelah Raja Philip membahas kerja sama dengan Partai Komunis Tiongkok, media Belgia yang terkenal De Standaard melaporkan pada 10 April bahwa negara itu membeli 3 juta masker FFP2 dari Tiongkok pada 23 Maret setelah tiba di Belgia. Masker diuji dan ternyata semuanya tidak dapat digunakan.

Pemerintah Belgia berupaya meminta pihak Partai Komunis Tiongkok untuk mengembalikan uang muka melalui saluran hukum.(et/hui)

0 comments