Peringatan 22 Tahun Anti-Penganiayaan, Praktisi Falun Gong Mengekspos Kejahatan Komunis Tiongkok Membangkitkan Kewaspadaan Dunia

Dari 13 hingga 15 Juli, KTT Kebebasan Beragama Internasional 2021 diadakan di Washington DC, AS. Pada hari pertama, pertemuan khusus Falun Gong diadakan. Gambar menunjukkan lokasi pertemuan. (Li Chen/The Epoch Times)

WANG KAIDI

Dalam rangka dunia memperingati 22 tahun anti-penganiayaan, para praktisi Falun Gong di Washington DC mengadakan pertemuan untuk mengekspos kejahatan penganiayaan yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok, seperti pengambilan organ hidup – hidup.

Selama bertahun-tahun, tekad praktisi Falun Gong di dalam dan luar negeri dalam melawan penganiayaan dan penindasan rezim komunis Tiongkok telah membawa perubahan kepada dunia.

Levi Browde, Direktur Eksekutif Pusat Informasi Falun Dafa mengatakan: “Meskipun penganiayaan yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok terhadap Falun Gong telah berlangsung selama 22 tahun, tetapi dalam 18 bulan terakhir, penganiayaan bahkan masih terus mereka tingkatkan”.

Levi Browde, Direktur Eksekutif Pusat Informasi Falun Dafa (Li Chen/Epoch Times)


KTT Kebebasan Beragama Internasional tahun 2021 diadakan di Washington DC pada minggu ini. Praktisi Falun Gong secara khusus mengadakan pertemuan di samping lapangan untuk mengungkap 22 tahun penganiayaan berat yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok terhadap praktisi Falun Gong.

Wang Weiyu, Mantan mahasiswa doktoral Universitas Tsinghua menceritakan tentang pengalaman dirinya diculik oleh kaki tangan rezim komunis Tiongkok dan dijebloskan ke dalam penjara dan kerja paksa selama lebih dari 8 tahun.

“Melalui kesempatan yang baik ini, saya sangat berharap kepada pemerintah Amerika Serikat untuk mendukung usaha kami praktisi Falun Gong dalam mengekspos kejahatan yang dilakukan rezim komunis Tiongkok, dan berharap pemerintah Amerika Serikat dapat membantu untuk menghentikan penganiayaan yang seharusnya tidak terjadi”, kata Wang Weiyu.

Wang Weiyu, Mantan mahasiswa doktoral Universitas Tsinghua (Li Chen/Epoch Times)


Doctors Against Forced Organ Harvesting (DAFOH) memutar film pendek untuk mengekspos bagaimana mantan Sekjen Partai komunis Tiongkok Jiang Zemin melegalkan pengambilan paksa organ tubuh hidup praktisi Falun Gong daratan Tiongkok, yang mana dijadikan rangkaian pemusnahan massal sistematis rezim komunis Tiongkok dalam usaha membasmi Falun Gong.

Pada 13 Juli, juru bicara Pusat Informasi Falun Dafa Zhang Erping hadir dalam pertemuan tersebut. (Li Chen/The Epoch Times)


Mantan anggota Komite Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat (USCIRF) Johnnie Moore juga mengimbau Kongres AS untuk segera bertindak menghentikan kekejaman tersebut.

Mantan anggota Komite Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat (USCIRF) Johnnie Moore (Foto : Li Chen- Epoch Times)

Johnnie Moore mengatakan: “Pertama-tama, yang perlu kita lakukan sekarang adalah mendorong agar RUU terkait yang sudah ada di Senat dan DPR-AS dapat secepatnya disahkan menjadi undang-undang. RUU ini seharusnya disahkan dan ditandatangani oleh anggota kongres Demokrat dan Republik. Sebaiknya besok langsung ditandatangani”.

Moore percaya bahwa penganiayaan yang dilakukan terhadap Falun Gong 22 tahun yang lalu, adalah tanda-tanda awal dari kekuatan jahat rezim komunis Tiongkok yang mengancam dunia, tetapi dunia tidak benar-benar memperhatikannya.

Dengan mewabahnya virus komunis Tiongkok (COVID-19) saat ini, dunia menderita akibat dari tindak kebohongan, dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok.

Dr. Jessica Russo dari DAFOH (Li Chen/The Epoch Times)

“Jika dunia dapat lebih memperhatikan penganiayaan terhadap Falun Gong, kita mungkin tidak akan jatuh ke dalam situasi seperti sekarang. Situasi yang kita hadapi sekarang benar-benar serius”, kata Moore.

Levi Browde juga mengungkapkan, bahwa dalam 22 tahun terakhir, praktisi Falun Gong di daratan Tiongkok telah bertahan dalam melakukan klarifikasi fakta dan mengekspos penganiayaan, yang merupakan gerakan pembangkangan sipil terbesar di dunia. Praktisi Falun Gong di luar negeri juga telah menjadi kekuatan terbesar dalam mengungkap kejahatan dan ancaman rezim komunis Tiongkok.

Levi Browde mengatakan: “Praktisi Falun Gong di luar daratan Tiongkok mempromosikan upaya ini dan menguak wajah asli rezim komunis Tiongkok, sehingga seluruh dunia dapat lebih menyadari bahwa ini adalah ancaman yang kita semua hadapi”.

20 Juli tahun ini adalah tahun ke-22 praktisi Falun Gong melawan penganiayaan yang dilakukan oleh rezim komunis Tiongkok.

Pada Jumat 16 Juli 2201 waktu AS, para praktisi Falun Gong berkumpul di Washington DC untuk menyelenggarakan pawai dan yang tidak kalah penting adalah, menyerukan pengakhiran penganiayaan dan disintegrasi Partai Komunis Tiongkok. (ET/sin/sun)

0 comments