Warga Shanghai Takut Tertular Virus, Memilih Menolak untuk Sering Melakukan Tes Asam Nukleat

Pekerja terlihat mengenakan pakaian pelindung di sebelah beberapa area penguncian setelah deteksi kasus baru covid-19 di Shanghai pada 14 Maret 2022. (Hector Retamal/AFP via Getty Images)

Sejak penutupan Kota Shanghai, otoritas terus memaksa warga sipil untuk melakukan tes asam nukleat bahkan sampai berulang kali, walau tes sangat berpotensi untuk menimbulkan infeksi silang karena warga harus berkumpul, berbaris menanti giliran. Banyak warga Shanghai sekarang memilih untuk memasang tanda di bagian depan pintu tempat tinggal mereka, tulisan yang menunjukkan bahwa mereka menolak untuk menjalani lagi tes asam nukleat.

CHEN JIE, LI SHANSHAN dan BO NI

Sejak Minggu 17 April, banyak warga Shanghai memasang tanda-tanda bertuliskan seperti ‘Hasil Uji Antigen Negatif, Tidak Mau Lagi Tes Asam Nukleat’, ‘Selama ini Hasil Negatif, Tidak Mau Lagi Ikut Tes A.N’ dll,. Mereka mulai menolak persyaratan pengujian asam nukleat resmi yang sering dilakukan. Beberapa warga mengatakan bahwa penolakan berkaitan dengan kekhawatiran justru terjadi penularan di saat melakukan tes.

Warga Shanghai bermarga Wang mengatakan: ” Mereka memaksa Anda untuk melakukan tes asam nukleat walau tak seorang pun penghuni dalam gedung ini yang terdiagnosis positif. Mereka hanya mendesak warga untuk terus, terus dan terus menjalani tes, seakan-akan yang positif itu yang lebih diharapkan. Tidak ada yang positif terinfeksi, untuk apa lagi pergi ke sana menjalani tes? Saya tidak mengerti”.

Warga yang tinggal di Distrik Pudong ini mengungkapkan, bahwa warga di distrik tersebut bisa mendapatkan makanan setelah menjalankan tes asam nukleat. Dia percaya bahwa ada udang di balik batu otoritas mendesak warga melakukan tes, itu pasti melibatkan kepentingan.

“Bagaimana asam nukleat yang sudah diproduksi begitu banyak jika tidak habis terjual? Jadi desakan untuk melakukan tes itu pasti berkaitan dengan kepentingan. Saya memberitahu Anda, epidemi ini tidak akan pernah berakhir, pabrik yang memproduksi asam nukleat tentu menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Coba bayangkan, mengapa warga di beberapa tempat malahan dihadiahi sayuran usai menjalani tes asam nukleat? Mereka menarik warga datang mengikuti tes dengan cara memberikan hadiah langsung. Warga bisa memperoleh hadiah langsung usai menjalani tes, namun jika warga menolak melakukannya, mereka tidak mau mempedulikan hidup matinya warga tersebut”, kata warga bermarga Wang.

Ada beberapa warga yang menyatakan bahwa mereka tidak lagi percaya terhadap pemerintah, sehingga memilih menolak untuk melakukan tes asam nukleat.

Mrs. Tan, seorang wanita warga Shanghai mengatakan: “Mereka selalu berbohong. Mereka akan bersikeras memasukkan Anda ke golongan yang positif terinfeksi meskipun hasil tes menunjukkan negatif. Mengapa saya enggan melakukan tes, karena saya tidak lagi percaya terhadap mereka. Mereka melakukan tes demi keuntungan materi semata, mau cari uang, bukan mengatasi masalah. Komunis penjahat ini selalu berbuat demikian, rakyat jelata yang terus diperas”.

Mrs. Sui juga tidak percaya terhadap otoritas. Ia mengatakan, alasan menolak tes asam nukleat selain takut tertular virus saat melakukan tes, juga khawatir dijadikan kelinci percobaan oleh pihak yang berkepentingan.

“Ada dua macam pendapat. Pertama, ikuti saja melakukan tes, toh hasilnya negatif, tetapi yang bersangkutan khawatir justru tertular virus saat berada di lokasi tes, jadi mereka menolak tes. Pendapat kedua adalah, akibat dijadikan kelinci percobaan, orang yang hasil tesnya negatif malahan menjadi positif, sehingga banyak orang enggan melakukannya”, kata Mrs. Sui.

Pada 19 April, Wang Sicong, putra konglomerat Tiongkok Wang Jianlin yang memiliki lebih dari 40 juta penggemar di akun Weibo-nya, juga mengatakan bahwa mulai sekarang dirinya tidak mau lagi melakukan tes asam nukleat dengan alasan bahwa yang dites setiap hari itu bukanlah untuk menemukan yang positif atau negatif, tetapi tes itu lebih pada pengujian terhadap sifat kepatuhan karena intimidasi, juga tes untuk mengetahui kesetiaan dan ketulusan warga sipil. Tak lama kemudian, akunnya diblok oleh pihak berwenang. (ET/sin/sun)

0 comments