Sun Dawu “Sekeluarga Dihabisi”, Siapa Penjahat Sebenarnya?

Sun Dawu di gudang pakan ternaknya di Hebei, pada 24 September 2019 lalu. (Noel Celis/AFP via Getty Images)

ZHANG YU  

Pada 20 Maret lalu, Pengadilan Rakyat Gaobeidian Provinsi Hebei mengeluarkan “surat pemberitahuan” kepada Dawu Group, yang menyatakan bahwa kasus Dawu telah memasuki prosedur penilaian dan pelelangan. Miliaran yuan aset milik Dawu Group dievaluasi sekitar 686 juta yuan (kurs 1 RMB/renminbi Tiongkok saat ini=2.227,34 rupiah), dikurangi 340 juta yuan uang tunai, maka evaluasi riil yang tersisa hanya 340 juta yuan. Ini berarti miliaran yuan aset yang telah susah payah diraih oleh Sun Dawu selama 38 tahun, akan dilelang dengan harga luar biasa rendah yakni hanya 340 juta yuan (757 miliar rupiah) saja.

Ini Jelas-Jelas Adalah Perampokan Terang-Terangan!

Sun Dawu tidak hanya gulung tikar, bahkan sejak 11 November tahun lalu Sun Dawu bersama istrinya, dua orang putra dan menantunya, berikut dua orang saudara laki-lakinya sebanyak 28 orang, telah ditangkap oleh polisi. Sun Dawu divonis 18 tahun penjara, 19 orang lainnya divonis antara 1 hingga 12 tahun. Benar-benar “satu keluarga dihabisi”!

Setelah Sun Dawu ditangkap, pemerintah langsung mengirim tim khusus untuk menduduki kantor Dawu Group, di antaranya bagian personalia dan bagian keuangan telah dikendalikan oleh pihak kepolisian. Semua itu terjadi dalam kondisi tidak ada surat penangkapan, dan sepenuhnya merupakan tindakan ilegal. Bisa dilihat, betapa jelas niat pemerintah merampas aset milik Dawu Group.

Masyarakat pun bertanya-tanya, apa sebenarnya yang telah dilakukan oleh Sun Dawu, sehingga menuai petaka kebangkrutan dan “sekeluarganya dihabisi”?

Kisahnya harus mulai dibahas pada 1985, Sun Dawu dan istrinya di tanah gersang yang terpencil dan jauh dari keramaian menyewa tanah alkali bekas tambang batu bata seluas sekitar 9,3 kali lapangan sepak bola (976 meter x 612 meter), tidak ada air, tidak ada listrik, tidak ada jalan. Dimulai dengan memelihara 1.000 ekor ayam dan 50 ekor babi, selama itu pernah mengalami diracun, dibakar, dirusak peralatannya, dianiaya, diancam bunuh, diculik, diputus jalur teleponnya, difitnah, direkayasa kecelakaan lalu lintas, diputus akses jalannya, serta dikejar-kejar polisi, dan lain-lain, belum lagi dipersulit dan didenda oleh berbagai instansi pemerintah.

Sun Dawu mengalami berbagai kesulitan dan penderitaan, membawa perusahaannya menjadi salah satu dari 500 besar perusahaan swasta di Tiongkok, menjadi perusahaan terkemuka tingkat provinsi di bidang pertanian yang diindustrialisasi, dengan aset tetap 2 miliar yuan, kapasitas output tahunan 3 miliar yuan. Sun Dawu mengatakan, “Perusahaan saya dibangun dari tanah gersang, dan dikumpulkan dari telur ayam.”

Setelah perusahaan berdiri, Sun Dawu mulai membangun sekolah, dan merangkap menjadi kepala sekolah. Sekolahnya lebih mewah daripada kantor Dawu Group, biaya hidup murid yang tinggal di sekolah hanya 100 yuan per bulan. Yang dibangun Sun Dawu adalah sekolah rakyat, mulai dari TK, SD, sampai SMA, muridnya mencapai puluhan ribu orang, di sini semua anak petani bisa menikmati pendidikan sekolah.

Sun Dawu sangat mengutamakan pendidikan dalam hal moralitas dan budaya. Di gedung sekolah banyak digantungkan papan motto sekolah yang bertuliskan “mencari pengetahuan, mencari kebenaran, mencari fakta”. Motto sekolah itu adalah “memperlakukan orang lain dengan kebajikan, memperlakukan kehidupan dengan baik”. Sekolah dasar dari kelas satu sampai kelas enam, murid-murid setiap pagi diwajibkan membaca kitab, guru membimbing murid membacakan kitab “San Zi Jing (Tiga Karakter Klasik)” dan lain sebagainya. Para orang tua sangat setuju dengan pola pendidikan sekolah, dan merasa: “Anak-anak sejak usia belia, harus dididik menjadi orang baik, bahkan itu lebih penting daripada belajar ilmu pengetahuan.”

Sekolah Dawu sangat sukses, selalu meraih prestasi terdepan di antara sekolah setempat, bertahun-tahun mendapat berbagai penghargaan dari pemerintah setempat seperti “unit terdepan ujian negara”, “unit unggul ujian negara”, “sekolah terstandarisasi”, “unit pendidikan terstandarisasi”, pada berbagai perlombaan daerah sekolah itu juga selalu meraih juara terdepan.

Selain pendidikan, Sun Dawu juga membangun rumah sakit. Di Rumah Sakit Dawu Sanjia, perlakuan terhadap karyawan maupun warga desa sama, setiap bulan cukup membayar 1 yuan, sudah bisa menikmati layanan medis gotong royong, bahkan obat-obatan dipajang di lobi depan rumah sakit diperbolehkan diambil sendiri, sepenuhnya gratis. Dawu bahkan mengharuskan rumah sakit “begitu pasien masuk ke rumah sakit, sepenuhnya adalah tanggung jawab rumah sakit”, khususnya bagi pasien yang tidak memiliki tiga hal, yaitu tidak punya uang, tidak punya identitas/nama marga dan alamat, pasien yang tidak memiliki orang yang dapat membiayai mereka terlebih harus diobati sampai sembuh dengan gratis.

Sun Dawu mengatakan, saya membangun rumah sakit bukan untuk mencari keuntungan, tapi untuk kehilangan uang, kalau rumah sakit sampai bisa untung, itu adalah aib bagi saya. Memang demikian, Rumah Sakit Dawu adalah satu-satunya unit di Dawu Group yang merugi.

Sun Dawu Juga Mengatasi Masalah Tempat Tinggal Karyawan

Pendidikan, pengobatan, rumah tinggal selalu menjadi tiga hal besar yang membuat rakyat tidak puas terhadap pemerintah Partai Komunis Tiongkok (PKT). Hal yang tidak dapat dilakukan oleh pemerintah, Sun Dawu dengan kemampuan perusahaannya sendiri, tanpa dukungan sedikit pun dari pemerintah, telah membuat warga petani dapat bersekolah, berobat, dan tinggal di rumah yang layak, menjalani kehidupan tanpa kekhawatiran. Bandingkan keduanya, siapa benar siapa salah, siapa tinggi siapa rendah, jelas terlihat.

Itulah sebabnya Sun Dawu sangat populer di desa setempat, reputasinya sangat baik, warga tani di sekitarnya sangat memuji dan memercayai Dawu. Bahkan jaksa penuntut pada saat di pengadilan mengatakan Sun Dawu adalah orang dengan kepribadian lurus, dan bermoral. Sun Dawu disebut sebagai “pengusaha berhati nurani” oleh masyarakat luas.

Selain itu, Sun Dawu juga menerapkan sistem konstitusi perusahaan swasta, membuat orang yang memiliki kemampuan diangkat untuk menjalankan perusahaan lewat sistem pemilihan yang demokratis. Karyawan yang telah bekerja lebih dari setahun baru layak untuk mencalonkan diri, kemudian dipilih oleh karyawan yang telah bekerja di atas 10 tahun. Karena persaingan yang sangat adil, staf yang terpilih adalah orang yang sangat kompeten. Sun Dawu mengatakan, “Sejak menerapkan sistem konstitusi perusahaan, setiap tahun laba perusahaan tumbuh 20% lebih. Kami tidak ada kredit, tidak ada utang, keuntungan sangat baik.”

Justru sistem pemilihan demokrasi di perusahaan Dawu itulah, yang dengan telak menohok saraf PKT.

PKT dengan entengnya membual bahwa dirinya mewakili 1,4 miliar jiwa rakyat Tiongkok, apa kompetensi mereka menjadi perwakilan rakyat? Rezim RRT tidak memiliki legalitas, karena bukan diwariskan turun temurun seperti masa kekaisaran feodal, juga bukan diangkat secara legal dari hasil pemilihan oleh rakyat, melainkan diperoleh menggunakan kekerasan ilegal dengan menggulingkan (pada 1949) pemerintahan Republik Tiongkok sebelumnya (yang didirikan oleh Sun Yat Sen pada 1912).

Sistem pemilihan perusahaan Dawu membuktikan, rakyat Tiongkok memiliki kesadaran berdemokrasi, mampu memilih atas inisiatif sendiri. Hal inilah merupakan momok bagi PKT, juga menjadi alasan bagi PKT untuk harus menjatuhkan Sun Dawu berikut perusahaannya.

Sun Dawu memiliki banyak kisah menarik, yang dapat pembaca cari di internet, pasti akan mendapatkan hasil yang tak terduga. Berikut ini mari kita lihat, apa saja hal yang mutlak tidak akan dilakukan oleh Sun Dawu. Di sini hanya dijabarkan dua contoh.

Pertama, dengan tegas tidak akan menjadi sekretaris komisi partai. Pejabat pemerintah daerah mengusulkan Sun Dawu agar membentuk Komisi Partai Desa Dawu, dan Sun Dawu sendiri menjadi sekretaris partainya, Sun Dawu mengatakan: "Saya tidak mau. Kalau saya membentuk komisi partai ini, sementara itu kalian harus ada 5 perangkat, perwakilan rakyat, konferensi permusyawaratan rakyat, pemerintah desa, komisi partai dan lain-lain, hendak membuat perusahaan saya memberikan gaji pada mereka semua, saya tidak melakukannya."

Seperti diketahui, perangkat negara mulai dari perwakilan rakyat, konferensi permusyawaratan, pemerintah, dan komisi partai, dari pusat sampai daerah, sampai tingkat kabupaten, sampai berbagai lapisan bawah. Orang-orang ini saking nganggurnya sepanjang hari, tidak melakukan hal baik, malah bisanya hanya melakukan hal buruk, dan memeras hasil keringat rakyat. Itulah sebabnya Sun Dawu tidak mau melakukannya.

Perlu dijelaskan, yang sangat disayangkan adalah, setelah Sun Dawu ditangkap, begitu tim khusus pemerintah menduduki perusahaan Dawu Group, lantas mulai mengatur dengan merekrut anggota partai baru, dikabarkan puluhan orang telah berhasil dipengaruhi dan mau bergabung. Sepertinya, organisasi partai sudah sejak lama mengincar “daging empuk” perusahaan Dawu ini. Sungguh menyedihkan! Tanpa Dawu, perusahaan yang dibangunnya telah berubah total.

Kedua, menolak tegas penyuapan pejabat. Dalam proses perkembangan perusahaan Dawu, para pejabat korup tidak pernah berhenti melakukan aksi jahat seperti mempersulit, merusak, dan mendenda perusahaan Dawu. Selama bertahun-tahun, perusahaan Dawu terus menuntut instansi pemerintah daerah terkait, di antaranya pernah menggugat Departemen Pendapatan Dalam Negeri, yang sangat fenomenal.

Dawu adalah pembayar pajak terbesar setempat, setiap tahun selalu membayar pajak sesuai aturan, tapi setiap tahun selalu dipersulit dan difitnah oleh kantor pajak. Staf terkait menyarankan agar Dawu mengeluarkan uang 50.000 yuan menyuap pejabat maka masalah pun akan selesai. Dawu tetap bersikeras tidak mau, dan akibatnya, selama 5 tahun menggugat Departemen Pendapatan Dalam Negeri, biaya pengadilannya menghabiskan 1 juta yuan lebih.

Mengapa Sun Dawu berani menggugat departemen tersebut? Mengutip pernyataannya sendiri yang mengatakan: “Saya adalah orang bersih”!

Inilah Sun Dawu, dia rela mengeluarkan banyak uang untuk membangun sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga bagi rakyat kecil, tapi tidak mau membayar hanya 50.000 yuan untuk menyuap pejabat, bahkan tidak segan-segan membayar mahal untuk itu. Sebagai seorang pengusaha, Dawu bekerja tidak dengan mempertimbangkan besar kecilnya nilai uang semata, melainkan mempertimbangkan dengan baik buruk dan benar salah.

Lalu, dari mana Sun Dawu mempunyai keberanian bersikukuh seperti itu? Berkat agama/kepercayaan.

Seperti diketahui, ajaran Konfusius, Buddha, dan Tao adalah intisari dalam kebudayaan tradisional Tiongkok. Menurut buku “9 Komentar Tentang Partai Komunis”, Konfusianisme adalah bagian “duniawi” dari kebudayaan tradisional Tiongkok. Sedangkan Buddhisme dan Taoisme adalah bagian “keilahian” dari kebudayaan tradisional Tiongkok. Kepercayaan terhadap Konfusius, Buddha, dan Tao di Tiongkok telah membentuk seperangkat sistem moralitas yang stabil bagi masyarakat Tiongkok, yang disebut sebagai “Tian tidak berubah, Tao pun tidak berubah (Tian = Langit: alam semesta, alam.); (Tao = kebenaran, hukum dasar, maha benar)”, sistem ini adalah pondasi yang diandalkan oleh masyarakat agar tetap eksis, tentram, dan damai.

Sun Dawu pernah mengatakan, “Ibu saya menganut ajaran Buddha, ayah saya penganut Tao, saya sendiri pengikut Konfusius, kepercayaan tradisional Tiongkok, semuanya ada di dalam keluarga kami.” Karena sejak kecil dipengaruhi oleh kebudayaan tradisional Tiongkok, dan meneliti pemikiran Konfusius selama bertahun-tahun, Sun Dawu dapat mencapai prestasinya hari ini, sehingga begitu gigih mempertahankannya.

Justru kekuatan Sun Dawu untuk percaya pada budaya tradisional dan bertindak sesuai dengan budaya tradisional mengejutkan para pejabat pemerintah RRT. Ini juga salah satu alasan mengapa Sun Dawu dianiaya.

Alasan penting lainnya adalah Partai Komunis Tiongkok sejatinya membenci sistem privat dan membenci rakyat berkehidupan sejahtera. Beralih ke sejarah hitam PKT, pada masa awal PKT merebut kekuasaan, mereka mulai mengganyang tiran lokal, membagi tanah, “memusnahkan kelas tuan tanah” dan “memusnahkan borjuasi”. Setelah reformasi dan keterbukaan, warga Tiongkok yang rajin dan hemat dengan susah payah berhasil mengumpulkan sejumlah harta benda, kini lagi-lagi PKT memulai babak baru perampasan hak.

Masyarakat sering kali tidak mengerti mengapa PKT melakukan semuanya ini? Sebenarnya, ini ditentukan oleh sifat jahat Partai Komunis. "Manifesto Komunis" dengan jelas menyatakan: "Orang-orang komunis dapat merangkum teori mereka dalam satu kalimat yakni: Hapuskan sistem kepemilikan pribadi." Pada umumnya "Manifesto Partai Komunis" dikenal di Barat sebagai "Manifesto Komunis". Arti komunisme adalah untuk berbagi properti Anda, yaitu merampas kepemilikanmu untuk diubah menjadi milikku orang Komunis.

Bisa dibayangkan, di bawah kekuasaan PKT, bagaimana bisa seorang pengusaha swasta seperti Sun Dawu dibiarkan menjadi kaya dengan sendirinya, ditambah lagi dia juga mendorong para petani di sekitarnya untuk menjadi sejahtera bersama-sama. Juga dengan membangun sekolah, rumah sakit, gimnasium, dan teater agar petani bisa hidup bahagia?

Tidak sulit untuk menjelaskan mengapa keluarga Sun Dawu dan para eksekutif perusahaan ditangkap secara ilegal tanpa surat perintah penangkapan, dan orang-orang yang tidak bersalah ini dijebak, disiksa dan dijatuhi hukuman berat.

Sun Dawu bersikeras tidak bersalah di pengadilan dan berkata, "Saya duduk di bangku terdakwa hari ini, dan siapa yang akan duduk di bangku terdakwa di masa depan? Adalah kalian!" (ET/sud/sun)



0 comments