Beijing Ingin Meracuni Dunia? Korea Selatan Mengejar Penumpang dari Tiongkok yang Kabur dari Karantina COVID Hingga WHO Tuntut Data yang Sebenarnya

Petugas kesehatan memandu pelancong dari Tiongkok ke pusat pengujian COVID-19 (Coronavirus) di Bandara Internasional Incheon, sebelah barat Seoul, Korea Selatan, 3 Januari 2023. (Jung Yeon-Je/AFP via Getty Images)

YU TING

Situasi pandemi di Tiongkok menggila dan pemerintahan partai Komunis Tiongkok tak transparan dalam informasinya. Akan tetapi pada saat yang sama, pihak berwenang membuka pintu lebar-lebar dan dikritik karena mencoba meracuni komunitas internasional. Pada Rabu (4/1), Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka mengejar seorang pelancong dari Tiongkok yang melarikan diri dari pusat karantina setelah dinyatakan positif COVID-19

Pada Rabu 4 Januari, Korea Selatan meningkatkan tes COVID-19 terhadap penumpang dari Tiongkok yang memasuki negara itu. Hal demikian setelah seorang warga negara Tiongkok kabur setelah dinyatakan positif COVID-19 pada Selasa malam.

Pejabat Kementerian Kesehatan Korea Selatan Kim Joo-Young berkata: “Seorang warga negara Tiongkok yang dites positif COVID-19 tiba di sebuah hotel di Incheon dengan bus karantina dan melarikan diri ketika menunggu di hotel untuk check in.”

Pemerintahan Korea Selatan telah meluncurkan perburuan dan jika pria tersebut dinyatakan bersalah, maka melanggar Undang-Undang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular Korea Selatan, dia menghadapi hukuman hingga setahun penjara dan denda sebesar US $ 7.840 atau 10 juta won, sebelum dideportasi dari negara tersebut.

Seorang penduduk Zhenjiang, Tiongkok menceritakan tentang antrean panjang di sebuah tempat perawatan kesehatan. Ia berkata: “Nomor yang terdaftar mencapai lebih dari 1.100 orang. Kemudian setelah sampai ke nomor 200. Ada lebih dari 900 orang di depan. Saya ingin tahu apakah dokter ini dapat menanganinya.”

Ketika Partai Komunis membuka pintu negara, wabah di Tiongkok masih sangat serius, dengan rumah sakit yang kewalahan, klinik demam yang penuh dan antrean panjang di luar rumah duka. Pihak berwenang terus menutupi situasinya, dengan hanya beberapa kematian sporadis setiap hari.

Keamanan Tiongkok: Dilarang merekam!

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada Rabu bahwa data Partai Komunis Tiongkok tentang pandemi sangat terdistorsi dan definisi pihak berwenang tentang kematian sangat sempit dan terbatas pada kematian langsung.

Michael Ryan, kepala Program Kedaruratan Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkata: “Ini adalah definisi yang sangat sempit, dan sekali lagi kami percaya bahwa data yang saat ini diterbitkan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, termasuk data rawat inap, data ICU, dan, khususnya data kematian.

Zhang, seorang penduduk Beijing berkata: “Ini benar-benar tidak masuk akal dan tidak dapat dipercaya (statistik kematian Partai Komunis Tiongkok). Jadi saya berharap pemerintah akan jujur dan kredibel dan memberitahukan kepada rakyat Tiongkok dan dunia apa yang sedang terjadi."

Sehari sebelumnya, para pejabat WHO bertemu dengan para ilmuwan Tiongkok dan mengumumkan pada Rabu bahwa data yang diberikan oleh Tiongkok menunjukkan tidak ada mutasi baru virus yang ditemukan di Tiongkok. Namun, dalam menghadapi data yang terdistorsi, WHO terus meminta informasi yang dapat dipercaya.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berkata:

“Kami terus menuntut data rawat inap dan kematian yang lebih cepat, teratur, dan dapat diandalkan dari Tiongkok untuk pengurutan virus real-time yang lebih komprehensif.”

Menghadapi ketidaktransparan Tiongkok, negara-negara di luar negeri secara berturut-turut menetapkan pembatasan masuk dan pencegahan epidemi. Sementara Partai Komunis Tiongkok mengklaim telah membalas dengan memberlakukan apa yang disebut “timbal balik”, sementara orang-orang Tiongkok mengatakan bahwa mereka memahami bahwa negara-negara di luar negeri melindungi warga negara mereka.

Mr. Yuan, seorang penduduk Beijing berkata: “Ketika ada masalah lain di luar negeri, negara kami juga mengambil tindakan serupa, bahkan termasuk pemutusan beberapa penerbangan. Sampai batas tertentu, ini jauh lebih serius. Jadi saya dapat memahami masalah ini.” (ET/hui/sun)


0 comments