Pintu Negaranya Dibuka Saat COVID Meledak, Pelancong Asal Tiongkok yang Masuk Diminta Diperketat

Penumpang internasional terlihat di dekat papan informasi penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, Kuta, Bali, Indonesia 2 Desember 2017. (Reuters / Kanupriya Kapoor via The Epoch Times)

Pemerintah Indonesia semestinya memperketat para pelancong asal Tiongkok dengan memberikan syarat khusus bagi mereka yang datang ke Tanah Air. Bahkan kalau dianggap perlu penerbangan komersial dari dan ke Tiongkok dihentikan sementara waktu. Hal itu perlu dilakukan mengingat pemerintah Tiongkok mulai melonggarkan warganya untuk berpergian ke luar negeri seiring dengan diakhirinya kebijakan "Zero COVID-19".

Salah satu negara tujuan mereka adalah negara kita, Indonesia Padahal kita tahu situasi dan kondisi pandemi COVID-19 di Negeri Tirai Bambu itu masih belum sepenuhnya terkendali, bahkan semakin parah. Penguasa partai komunis Tiongkok bahkan terkesan masih menutupi keadaan wabah yang sebenarnya, seperti yang dulu pernah dilakukannya diawal pandemi virus asal Wuhan itu.

“Jangan karena tergiur devisa, pemerintah kita membiarkan begitu saja para pelancong Tiongkok yang masuk ke Indonesia dengan mudahnya. Kedatangan mereka harus kita periksa secara ketat, tidak hanya menggunakan prosedur biasa seperti yang diberlakukan bagi para turis asing tapi harus dipastikan hasil tes PCR-nya negatif dan ada bukti sudah vaksin ketiga. Itu langkah antisipasi yang perlu kita lakukan, itu bukan diskriminasi terhadap mereka'” tandas Fadjar Pratikto dari Global Human Right Effort (GHURE) dalam rilisnya pada 8 Januari 2023.

Menurut Fadjar, kondisi pandemi di Tiongkok masih berlangsung dengan tingkat kematian yang tinggi. Sebelumnya, Tiongkok dilaporkan mengalami gelombang COVID-19 dengan ruang ICU di rumah sakit yang penuh. Menurut risalah rapat internal Komisi Kesehatan dan Medis Nasional Tiongkok pada 21 Desember 2022 yang dilansir The Epoch Times, jumlah infeksi baru per hari pada 20 Desember telah tercatat mendekati 37 juta kasus. Dan angka kumulatif sejak 1 hingga 20 Desember adalah 248 juta kasus, atau 17,56% dari total populasi Tiongkok. Karena alasan itu, sejumlah negara termasuk Amerika Serikat, Italia, Jepang, Malaysia, dan India menerapkan syarat ketat bagi kedatangan turis asal China. Di antaranya memperlihatkan hasil tes negatif COVID-19. Saat ini, Maroko bahkan telah melarang masuknya turis asal Tiongkok.

Bagi Fadjar, sikap Kementrian Kesehatan dan Satuan Tugas Penanganan CCOVID-19 pemerintah Indonesia yang mengatakan tidak ada perlakuan khusus terhadap pelaku perjalanan dari Tiongkok, itu sangat berbahaya. Pemerintah melalui juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Profesor Wiku Adisasmito berdalih tetap menggunakan rujukan aturan beberapa bulan lalu untuk memeriksa pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia. Bukan hanya dari Tiongkok, aturan ini juga berlaku untuk pelancong dari negara-negara lainnya.Aturan itu berupa Surat Edaran Satgas No. 25 Tahun 2022 yang menyebutkan pelaku perjalanan luar negeri, baik WNI atau WNA yang masuk ke Indonesia wajib melampirkan surat keterangan sudah divaksin sedikitnya dua kali.

Fadjar mengkuatirkan longgarnya ketentuan buat turis asal Tiongkok itu akan menimbulkan gelombang baru pandemi COVID-19 di Indonesia. “Jangan sampe kondisi pandemi yang sudah menurun drastis di Tanah Air ini dirusak oleh para pelancong asal Tiongkok yang kemungkinan besar membawa virus varian baru dari negara komunis itu,” jelas Fadjar Pratikto.

Karena itu, Fadjar mengingatkan pemerintah kita untuk waspada. Jangan sampe lengah dalam menangani para turis asal Tiongkok. Belajar dari pengalaman, penyebab merebaknya virus Wuhan diawal pandemi karena longgarnya pemerintah kita terhadap kedatangan mereka. ” Kita tidak ingin kasus COVID-19 ini kembali meledak hingga menimbulkan banyak korban seperti yang terjadi di Tiongkok saat ini,” imbuh Fadjar.

Lebih jauh Fadjar berharap pemerintah kita berani bersikap tegas terhadap kemauan rejim komunis Tiongkok yang berusaha memaksakan kehendaknya. Mereka ingin mengesankan situasi wabah di dalam negerinya sudah terkendali dan membebaskan warganya berpergian ke luar negeri. Dengan cara itu penguasa Tiongkok ingin mengembalikan keadaan, termasuk memulihkan ekonominya yang kian merosot. Realitasnya keadaan pandemi disana masih belum terkendali, korban masih banyak berjatuhan. (ET)


0 comments