Pejabat Gedung Putih Kecam Komunisme: Trump Tegaskan Akan Hentikan Pencurian oleh PKT
 |
| Stephen Miller, Wakil Kepala Staf Gedung Putih sekaligus Penasihat Keamanan Dalam Negeri AS |
Washington, D.C. — Dalam konferensi pers Gedung Putih pada hari Kamis, Stephen Miller, Wakil Kepala Staf Gedung Putih sekaligus Penasihat Keamanan Dalam Negeri AS, secara tegas mengkritik komunisme dan menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump berkomitmen mengembalikan Amerika kepada nilai-nilai akal sehat dan menghentikan pencurian oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT).
AS Tidak Akan Biarkan PKT Mencuri Kekayaan Intelektual
Menanggapi pertanyaan wartawan tentang kebijakan tarif terhadap Tiongkok, Miller menyatakan:
"Amerika tidak akan membiarkan Partai Komunis Tiongkok terus mencuri kekayaan intelektual milik bangsa dan rakyat Amerika."
Pernyataan ini menegaskan kembali sikap tegas pemerintahan Trump terhadap praktik perdagangan tidak adil dan pencurian teknologi oleh PKT.
Komunisme Dianggap Ancaman Serius bagi Amerika
Dalam pernyataannya, Miller menyebut komunisme sebagai "kanker" yang menghancurkan Amerika dari dalam. Ia juga menegaskan bahwa Presiden Trump sedang berjuang melawan pengaruh komunisme yang menyusup ke berbagai sektor, termasuk pendidikan.
Rencana Penghapusan Departemen Pendidikan AS
Miller mengungkapkan bahwa setelah penghapusan Departemen Pendidikan di tingkat federal, pemerintahan Trump akan memastikan bahwa dana pendidikan yang disalurkan ke negara bagian tidak akan digunakan untuk menyebarkan ideologi komunisme.
Akhiri Diskriminasi Ras dan Gender dalam Sistem Pemerintahan
Selain isu terkait Tiongkok dan komunisme, Miller juga menyampaikan bahwa pemerintahan Trump telah menghapus semua kebijakan perekrutan dan promosi pegawai berdasarkan ras dan gender. Sebagai gantinya, sistem seleksi yang adil dan berbasis prestasi akan diberlakukan di seluruh institusi federal.
“Hukum melarang diskriminasi berdasarkan ras dan jenis kelamin, dan kami akan menegakkannya dengan tegas,” kata Miller.
Kesimpulan
Pernyataan keras dari Gedung Putih ini mencerminkan pendekatan garis keras pemerintahan Trump terhadap komunisme, pencurian teknologi oleh PKT, dan penerapan kebijakan berbasis meritokrasi. Isu-isu ini akan terus menjadi sorotan utama dalam politik domestik dan luar negeri Amerika Serikat menjelang pemilu mendatang.
AS Tidak Akan Biarkan PKT Mencuri Kekayaan Intelektual
Menanggapi pertanyaan wartawan tentang kebijakan tarif terhadap Tiongkok, Miller menyatakan:
"Amerika tidak akan membiarkan Partai Komunis Tiongkok terus mencuri kekayaan intelektual milik bangsa dan rakyat Amerika."
Pernyataan ini menegaskan kembali sikap tegas pemerintahan Trump terhadap praktik perdagangan tidak adil dan pencurian teknologi oleh PKT.
Komunisme Dianggap Ancaman Serius bagi Amerika
Dalam pernyataannya, Miller menyebut komunisme sebagai "kanker" yang menghancurkan Amerika dari dalam. Ia juga menegaskan bahwa Presiden Trump sedang berjuang melawan pengaruh komunisme yang menyusup ke berbagai sektor, termasuk pendidikan.
Rencana Penghapusan Departemen Pendidikan AS
Miller mengungkapkan bahwa setelah penghapusan Departemen Pendidikan di tingkat federal, pemerintahan Trump akan memastikan bahwa dana pendidikan yang disalurkan ke negara bagian tidak akan digunakan untuk menyebarkan ideologi komunisme.
Akhiri Diskriminasi Ras dan Gender dalam Sistem Pemerintahan
Selain isu terkait Tiongkok dan komunisme, Miller juga menyampaikan bahwa pemerintahan Trump telah menghapus semua kebijakan perekrutan dan promosi pegawai berdasarkan ras dan gender. Sebagai gantinya, sistem seleksi yang adil dan berbasis prestasi akan diberlakukan di seluruh institusi federal.
“Hukum melarang diskriminasi berdasarkan ras dan jenis kelamin, dan kami akan menegakkannya dengan tegas,” kata Miller.
Kesimpulan
Pernyataan keras dari Gedung Putih ini mencerminkan pendekatan garis keras pemerintahan Trump terhadap komunisme, pencurian teknologi oleh PKT, dan penerapan kebijakan berbasis meritokrasi. Isu-isu ini akan terus menjadi sorotan utama dalam politik domestik dan luar negeri Amerika Serikat menjelang pemilu mendatang.
0 comments