Dari Little Pink Jadi Aktivis Anti-Komunis: Kisah Yuan Zegang yang Bongkar Kediktatoran PKT

TheTruthMedia – Yuan Zegang, seorang pria asal Guizhou, Tiongkok, dulunya adalah "Little Pink (Chinese: 小粉紅; pinyin: xiǎo fěnhóng)" (nasionalis fanatik pro-Komunis) yang gemar menyerang Barat secara online. Namun, hidupnya berubah drastis ketika ia belajar menembus tembok sensor internet (VPN) dan menemukan fakta-fakta yang selama ini disembunyikan oleh Partai Komunis Tiongkok (PKT). Kini, setelah hijrah ke Amerika Serikat, ia aktif menyerukan perlawanan terhadap kediktatoran Komunis.


Dulu Pro-Komunis, Kini Menyesal

Yuan tumbuh besar dalam sistem pendidikan yang menanamkan ideologi PKT sejak usia dini. Ia terbiasa memaki Amerika, Jepang, Taiwan, bahkan menyebut para imigran sebagai “pengkhianat bangsa”.

“Dulu saya pikir mencintai negara berarti mencintai partai,” kenangnya. “Saya bela semua tindakan PKT, anti-Amerika habis-habisan.”

Di Tiongkok, Yuan bekerja sebagai buruh bangunan dan sopir truk demi mencari nafkah. Kehidupan keras membuatnya sulit mempertanyakan narasi propaganda yang diterimanya setiap hari.

Momen Pencerahan: Belajar VPN dan Menembus Sensor

Segalanya berubah pada tahun 2016, ketika seorang rekan kerja memperkenalkannya pada realitas gelap PKT dan mengajarinya menggunakan VPN untuk mengakses informasi dari luar negeri.

“Awalnya saya tidak percaya. Tapi setelah melihat banyak video dan berita yang tidak bisa saya akses sebelumnya, saya sadar betapa jahatnya partai ini,” ujar Yuan.

Kesadaran ini memicu rasa bersalah yang mendalam. Ia mulai mengkritik PKT secara terbuka di media sosial, menyuarakan isu korupsi, ketidakadilan, dan ketidakpedulian pemerintah terhadap rakyat miskin.

Diintimidasi dan Dipantau Rezim

Akibat komentar-komentarnya, akun Yuan sering diblokir. Ia bahkan diancam langsung oleh polisi, diminta berhenti menyebarkan "konten merugikan negara".

Pengalaman pahitnya diperburuk oleh musibah keluarga. Kedua orang tuanya meninggal dunia akibat sakit, karena tidak mampu membayar biaya pengobatan di sistem kesehatan Tiongkok yang korup dan tidak adil.

“Kami bangkrut demi biaya berobat. Pemerintah sama sekali tidak peduli. Akhirnya orang tua saya meninggal,” katanya sedih.

Melarikan Diri dan Hidup Baru di Amerika

Tak tahan lagi, Yuan memutuskan meninggalkan Tiongkok melalui jalur ilegal ("走線"), menempuh perjalanan penuh risiko melintasi lebih dari 10 negara selama 1,5 bulan. Pada 30 Maret 2023, ia akhirnya tiba di Amerika Serikat.

“Di sini, manusia diprioritaskan. Di Tiongkok, rakyat cuma alat kekuasaan. Tidak ada kebebasan bicara. Rakyat tidak punya harapan,” ujarnya.

Aktivisme di AS: Mobil Bertulisan "Tumbangkan Komunisme"

Setelah menetap di AS, Yuan mulai aktif dalam gerakan anti-Komunis, mengikuti aksi protes dan menggunakan kendaraannya sebagai media kampanye. Mobilnya dipasangi stiker bertulisan:
  • “Tumbangkan Komunisme untuk Selamatkan Negara”
  • “Partai Komunis Itu Kejam dan Diktator”

Reaksinya positif: banyak orang, baik kulit putih maupun sesama diaspora Tiongkok, memberi acungan jempol dan dukungan di jalan.

Pesan untuk Para "Litle Pink": Segeralah Bangun

Yuan mengaku sangat memahami para pemuda Tiongkok yang masih terjebak propaganda PKT, karena dulu ia juga demikian.

“Mereka tidak bisa dengar suara dari luar, tidak tahu dunia bebas itu seperti apa. Mereka belum lihat kebenaran. Tapi saya harap mereka bisa cepat-cepat sadar,” ujarnya.

Baginya, satu-satunya harapan untuk masa depan Tiongkok adalah demokrasi dan penghapusan total sistem diktator Komunis.

“Jika PKT terus berkuasa dengan cara otoriter, maka jalan mereka hanya menuju kehancuran.”

0 comments