Ukraina Klaim Hancurkan Sepertiga Pesawat Pengebom Rusia, Perselisihan Terkini Soal Penukaran Jenazah Prajurit


TheTruthMedia – 2 Juni 2025. Dalam perkembangan terbaru perang Rusia-Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim bahwa pasukannya telah menghancurkan sekitar sepertiga armada pengebom strategis Rusia melalui operasi drone murah namun efektif. Sementara itu, Rusia mengklaim telah merebut sebuah desa lagi di wilayah Donetsk, dan ketegangan meningkat karena perselisihan mengenai pertukaran jenazah tentara yang gugur.

Operasi “Jaring Laba-laba”: Serangan Drone Hancurkan Armada Rusia

Dalam wawancara eksklusif dengan stasiun televisi ABC News, Zelensky menyampaikan bahwa Ukraina telah melakukan serangan drone yang terkoordinasi dan berbiaya rendah, menghantam aset militer strategis Rusia.

“Kami menghancurkan sekitar 30 hingga 34 persen dari seluruh pengebom strategis Rusia. Berdasarkan data intelijen kami, itu berarti sekitar 41 atau 42 unit pesawat,” ujar Zelensky.

Operasi ini dinamai “Spider Web” dan telah direncanakan selama 18 bulan oleh intelijen Ukraina. Fokus utamanya adalah pesawat pengebom jarak jauh Rusia, termasuk Tu-95 dan Tu-22, yang kerap digunakan untuk meluncurkan rudal ke kota-kota Ukraina.

Rusia Klaim Kuasai Desa Zoria di Donetsk

Di pihak lain, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pasukannya telah merebut desa Zoria, di wilayah Donetsk, Ukraina timur. Dalam video yang dirilis, tentara Rusia terlihat mengibarkan bendera nasional Rusia di tengah desa yang ditinggalkan warga sipil.

Kemenangan ini menjadi bagian dari kampanye Rusia yang lebih luas untuk mengamankan wilayah-wilayah penting di Donbas, meskipun Ukraina menekankan bahwa banyak serangan balik sedang berlangsung di berbagai titik.

Perseteruan Terbaru: Pertukaran Jenazah dan Tawanan

Selain pertempuran di medan perang, Rusia dan Ukraina juga tengah berselisih soal pelaksanaan kesepakatan pertukaran tawanan dan jenazah tentara yang tewas.

Menurut kesepakatan yang dicapai di Istanbul, kedua pihak sepakat untuk:
  • Menukar 1.000 orang tawanan perang
  • Menyerahkan kembali 6.000 jenazah tentara yang gugur

Namun, implementasi perjanjian tersebut kini terhambat. Rusia menuduh Ukraina menunda proses pertukaran, dengan menyatakan bahwa mereka telah mengirim 1.212 jenazah tentara Ukraina ke titik perbatasan, namun pihak Ukraina tidak datang untuk mengambilnya dalam dua hari terakhir.

Sebaliknya, Ukraina membantah tuduhan tersebut dan menuding Rusia telah memutarbalikkan fakta.

“Kami mengikuti kesepakatan Istanbul dengan serius. Proses pertukaran baru akan dimulai pekan depan,” ujar Kyrylo Budanov, kepala intelijen militer Ukraina.

Kesimpulan: Perang Tidak Hanya di Medan Tempur, Tapi Juga di Meja Diplomasi dan Informasi

Dengan intensitas serangan udara yang meningkat, klaim militer yang saling bertolak belakang, dan kebuntuan dalam proses kemanusiaan, konflik Rusia-Ukraina semakin kompleks. Ukraina kini memanfaatkan teknologi murah namun mematikan seperti drone untuk mengimbangi kekuatan militer Rusia, sementara Rusia terus mengeklaim kemajuan di darat.

Pertarungan narasi juga semakin panas, mencerminkan bahwa perang modern tidak hanya ditentukan oleh senjata, tetapi juga oleh persepsi publik dan pengaruh diplomatik.

0 comments