Xi Jinping Mundur? Kudeta Sunyi Guncang Tiongkok, Zhang Youxia Ambil Alih Kekuasaan

 

Beijing, Juni 2025 — Dunia tengah menyaksikan gejolak besar di jantung politik Tiongkok. Kabar mengejutkan datang dari Beijing saat isu pergantian kekuasaan Presiden Xi Jinping semakin kuat, menyusul aksi militer besar-besaran yang dipimpin langsung oleh Jenderal Zhang Youxia, tokoh senior dan veteran Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Malam Patroli Militer di Beijing: Sinyal Kudeta Diam-Diam?

Pada 6 Juni 2025, tepat pukul 19.00 waktu setempat, wilayah strategis “lingkar enam” Beijing dipenuhi ribuan tentara bersenjata. Dari Jalan Chang’an hingga Zhongnanhai, kompleks pemerintahan pusat PKT, aparat bersenjata menjaga setiap sudut dengan ketat.

Yang mengejutkan, Jenderal Zhang Youxia sendiri terlihat memimpin patroli—berseragam penuh, bersenjata, dan dikawal ketat. Video penampilannya yang bocor ke elite politik disebut-sebut sebagai pernyataan kekuasaan tak tertulis: era Xi Jinping telah berakhir.

Xi Jinping Sakit Keras? Isu Surat Wasiat dan Pengunduran Diri

Beberapa sumber menyebut Xi Jinping mengalami serangan jantung akhir Mei dan kembali kambuh awal Juni. Sejak itu, kehadirannya di publik sangat terbatas, hanya ditampilkan lewat video pendek atau kunjungan seremonial.

Kabar mengejutkan lain datang dari internal politbiro: Xi dikabarkan telah menyiapkan surat wasiat politik, meminta partai dan militer tidak menganiaya keluarganya pasca-transisi kekuasaan. Ini menguatkan dugaan bahwa Xi benar-benar akan "pergi"—secara politik maupun fisik.

Jenderal Zhang Youxia, “Kaisar Militer” Baru Tiongkok?

Dengan absennya Xi dan hilangnya sejumlah tokoh penting seperti He Weidong dan wafatnya Xu Qiliang, kekuasaan kini praktis berpusat di tangan Zhang Youxia. Di balik layar, beredar rancangan pemerintahan baru berbentuk “Triumvirat”:

  • Zhang Youxia – Ketua Komisi Militer
  • Wang Yang – Sekretaris Jenderal PKT
  • Hu Chunhua – Perdana Menteri

Namun kenyataannya, hanya Zhang yang memiliki kontrol langsung atas militer dan keamanan nasional.

Sinyal Kudeta dari Media Resmi dan Tiga Tindakan Awal

Media milik negara seperti Xinhua mulai menyampaikan kritik terselubung terhadap gaya kepemimpinan Xi. Editorial 6 Juni secara tajam menyindir pemimpin yang “hanya berani tampil dengan naskah dan dikawal ketat,” sindiran yang jelas diarahkan ke Xi.

Dalam tiga hari setelahnya, tiga langkah strategis diambil:

  1. Penangkapan Gao Yichen, eks Wakil Menteri Keamanan Nasional
  2. Kembalinya agenda reformasi Li Keqiang, menandai penolakan terhadap kebijakan Xi
  3. Dicabutnya larangan ekspor rare earth ke AS, menandai perubahan drastis arah diplomasi

Langkah-langkah ini dianggap sebagai roadmap sistematis untuk menghapus pengaruh Xi secara total.

Krisis Legitimasi dan Potensi Perpecahan Tiongkok

Meski Zhang Youxia mengendalikan militer, ia tidak memiliki legitimasi penuh di mata birokrasi dan rakyat. Para pengamat menyebut situasi saat ini sebagai “negara pusat lemah”, di mana provinsi-provinsi besar seperti Shanghai, Guangdong, dan Sichuan mulai mempertanyakan kewenangan pemerintah pusat.

Apakah ini akan menjadi awal dari perpecahan internal Tiongkok? Atau justru membuka peluang reformasi?

Penutup: Era Xi Jinping Telah Usai

Musim semi 2025 akan tercatat sebagai titik balik sejarah Tiongkok. Xi Jinping, yang selama lebih dari satu dekade mengendalikan negara dengan tangan besi, kini harus menerima kenyataan bahwa kekuasaan militer lebih kuat dari simbol dan retorika.

Dengan naiknya Zhang Youxia sebagai pemimpin de facto, dan gejala reformasi mulai muncul, dunia kini menyaksikan perubahan besar di Negeri Tirai Bambu. Apakah ini akan menjadi kebangkitan baru? Atau awal dari keruntuhan sistem PKT?

0 comments