Sepotong Kisah Moral: Cara Hantu Kelaparan Menyelamatkan Diri

Ilustrasi
Kumpulan cerita pilihan “Catatan Yuewei Caotang” 

Penulis : Qi Zheng Sheng 

Ada sepotong kisah yang menarik tentang “cara hantu kelaparan menyelamatkan diri” dari karya seorang sastrawan besar, Ji Xiaolan dari zaman Dinasti Qing. Kisah berikut dapat kita ambil pelajaran moralnya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Adalah seorang pria bernama Tuan Liu yang berprofesi sebagai pengajar anak-anak di sebuah kuil tua. Pada suatu malam, saat bulan bersinar terang, ia mendengar bisikan suara di luar jendela. Ia mengintip dari celah jendela, sepintas terlihat ada dua bayangan manusia. Karena kaget, ia langsung berteriak, “Ada pencuri! Ada pencuri!”. Namun saat itu juga suara di luar jendela menyahut pelan, “Kami bukan pencuri! Kami datang ingin minta bantuan Anda.” Tuan Liu terheran-heran. Ia membalas, “Anda siapa? Mohon bantuan apa?” 

Suara di balik tembok jendela itu pun berkata, “Karena di kehidupan masa lalu kami telah banyak melakukan karma buruk, setelah meninggal kami jatuh ke tingkatan hantu kelaparan, sudah hampir seratus tahun. Setiap ada aroma wangi masakan dari dapur merebak, kami jadi sangat kelaparan. Kami perhatikan Anda adalah orang yang baik. Maka kami hendak memohon sedekah, mohon berilah kami makanan sisa, untuk memenuhi rasa lapar dan haus ini.” 

Tuan Liu berkata, “Bukankah sering ada upacara keagamaan yang bisa menolong hantu kelaparan di alam baka? Mengapa kalian tidak meminta kepada penjaga biara agar diberikan upacara doa penyelamatan arwah?” 

Hantu lapar menjawab, “Hantu yang diberikan upacara doa penyelamatan arwah juga tergantung pahala yang ditanam semasa hidup. Kami berdua, semasa hidup sibuk berupaya menjadi pejabat, menempel pada mereka yang berkuasa. Jika sudah tidak berkuasa, kami langsung meninggalkan mereka seperti tidak pernah kenal. Disaat kaya, kami tidak pernah beramal membantu orang miskin. Di kehidupan lalu tidak memupuk kebajikan, kini jatuh ke tingkatan hantu kelaparan, mana mungkin dapat kesempatan upacara doa penyelamatan arwah.” 

Hati Tuan Li tersentuh mendengar cerita ini. Ia menyanggupi untuk membantu mereka. Semenjak itu, Tuan Liu selalu menyisakan makanannya dan menaruhnya ke bawah tembok agar dapat disantap oleh kedua hantu kelaparan itu. 

Tak terasa sudah lewat setahun lebih. Pada suatu malam, Tuan Liu mendengar kembali ada suara di balik tembok jendela yang memanggilnya. “Tuan Liu! Tuan Liu! Atas pelayanan Anda yang baik selama ini, hari ini kami mau pamitan!” 

Tuan Liu berkata kaget, “Kalian kedua hantu itu ya! Kalian hendak kemana?” Kedua hantu itu pun bercerita. “Kami berdua tidak punya cara untuk mendapatkan doa penyelamatan, jadi kami membantu makhluk hidup lain kecil-kecilan. Di hutan banyak sekali jenis burung, banyak pemburu yang menembaki mereka. Jadi kami mengageti para pemburu sehingga burungnya terbang. Jika ada yang memasang jaring penangkap ikan, kami juga halau ikannya agar menjauhi jaring. Usaha ini telah membuat haru para Dewa, sehingga dosa kami diampuni. Kami pun akhirnya bisa keluar dari dunia hantu dan diperbolehkan untuk reinkarnasi.” 

Setelah bercerita, kedua hantu pun berpamitan dengan Tuan Liu dan menghilang. Hingga akhir hayatnya, Tuan Liu tetap menceritakan kisah ini ke banyak orang. Ia berkata, “Hantu kelaparan yang sangat menderita pun masih bisa menggunakan sisa kekuatannya untuk membantu makhluk hidup lain. Namun manusia dalam hal berbuat kebaikan, mengapa selalu mencari alasan dan menolaknya, selalu mengatakan dirinya tidak dapat melakukannya?” 

Sebenarnya memang demikian. Kita belum tentu mendapatkan kesempatan berbuat baik setiap hari. Namun disaat kesempatan itu datang, kita tidak memanfaatkannya, malah berusaha untuk menghindarinya. Dalam konflik dengan orang lain, acap kali kita juga tidak berpikir panjang dan langsung menyalahkan pihak lain demi menyelamatkan reputasi dan kepentingan diri sendiri. Jika kita terlahir dalam dunia hantu kelaparan, bagaimana cara kita menyelamatkan diri untuk keluar dari sana? 

Bagaimana jika hari ini Anda mulai dengan berbuat satu kebaikan kepada orang pertama yang Anda jumpai? Pahala kebajikan yang Anda tanam setiap hari, adalah kunci Anda untuk menyelamatkan diri di kehidupan selanjutnya. (anj)

Sumber: ntdtv.com

0 comments