Bild Ditekan Partai Komunis Tiongkok (PKT)

 Pada 16 April lalu, pemimpin redaksi surat kabar Jerman, Bild menerbitkan surat terbuka pada Xi Jinping.

Surat kabar terbesar Jerman ini pun balas mengecam

Wang Yixiao


Virus PKT (pneumonia Wuhan) menyerang seluruh dunia, semakin banyak saja politisi dari manca negara yang menyatakan, RRT harus bertanggung jawab atas bencana global ini. Beberapa hari sebelumnya, harian Bild Jerman juga menerbitkan artikel serupa. Hal ini mengundang surat tekanan dari duta besar RRT di Berlin, dan Bild segera menerbitkan surat terbuka yang menyanggah pernyataan dari duta besar RRT tersebut.

Surat kabar Bild yang didirikan di Jerman adalah surat kabar dengan oplah terbesar di seluruh Eropa, pemimpin redaksi Bild Julian Reichelt pada 16 April 2020 lalu mempublikasikan sepucuk surat terbuka yang ditujukan kepada pemimpin tertinggi PKT Xi Jinping dengan judul “Sie gefährden die ganze Welt” (Anda telah membahayakan seluruh dunia, red.), berikut konten surat tersebut:

Kedubes Anda (Xi Jinping) di Berlin telah mengirimkan sepucuk surat terbuka kepada saya, karena kami di surat kabar Bild mengemukakan bahwa, virus Corona (virus PKT) telah merebak di seluruh dunia, dan RRT seharusnya memberikan ganti rugi ekonomi yang sangat besar atas hal ini. Kedubes Anda menyatakan bahwa hal ini “sangat memalukan (infam)”, dan menuding saya telah “memprovokasi nasionalisme”. Oleh sebab itu, saya juga perlu memberikan sejumlah penjelasan:

1. Anda berkuasa lewat cara mengawasi. Jika tidak melakukan pengawasan, Anda tidak akan mungkin bisa menjadi kepala negara. Anda bisa saja mengawasi segala sesuatunya, mengawasi setiap warga, tapi Anda malah tidak mengawasi pasar hewan di negara Anda yang memiliki risiko teramat tinggi menyebarkan penyakit menular. Anda memblokir setiap surat kabar dan situs internet yang bersifat mengkritik, tapi tidak mampu menutup sebuah stan di pasar yang menjual sup kelelawar. Anda tidak hanya mengawasi warga Anda, tapi juga telah membahayakan jiwa mereka, dan lebih lanjut membahayakan seluruh dunia.

2. Pengawasan mengakibatkan hilangnya kebebasan. Tanpa kebebasan, tidak akan ada inovasi. Tanpa inovasi, maka tidak mungkin bisa menciptakan apa pun. Ini juga penyebab mengapa Anda telah mengakibatkan negara Anda menjadi juara dunia dalam hal pencurian kekayaan intelektual. RRT menggunakan hasil penemuan orang lain untuk memperkaya dirinya sendiri, dan bukannya menciptakannya sendiri. Penyebab dilakukannya hal ini, adalah karena Anda tidak membiarkan para pemuda di negara Anda bebas untuk berpikir. Walaupun tidak ada orang yang mau, tapi produk ekspor terbesar dari RRT yang dijual ke seluruh dunia, itu adalah virus Corona (PKT).

3. Ketika Anda dan pemerintah Anda serta para ilmuwan sejak awal telah mengetahui bahwa virus Corona (virus PKT) dapat menular antar manusia, Anda malah menyembunyikan fakta ini dari dunia. Dan ketika ilmuwan Barat ingin mengetahui apa yang terjadi di Wuhan, para ilmuwan top Anda tidak menerima telepon, juga tidak membalas email. Anda adalah seorang nasionalis yang terlalu angkuh, sehingga tidak mampu membeberkan fakta, menurut Anda ini adalah aib besar bagi bangsa.

4. Surat kabar Washington Post memberitakan, laboratorium Wuhan telah meneliti virus Corona dari kelelawar, tapi tidak mencapai standar keamanan yang paling tinggi. Mengapa laboratorium virus Anda itu tidak mampu memiliki tingkat keamanan seperti penjara politik Anda? Apakah Anda tidak mau memberikan penjelasan bagi para janda, duda, putra dan putri para korban yang telah meninggal dunia itu?

5. Di negara tempat Anda berada, rakyat diam-diam telah mengkritik Anda. Kekuasaan Anda tengah runtuh. Anda telah menciptakan sebuah Tiongkok yang sulit dimengerti dan tidak transparan, yang dulunya merupakan representatif negara pengawasan yang tidak berperikemanusiaan, sekarang kembali menjadi representatif negara penyebar wabah mematikan. Inilah warisan politik Anda.

Dubes Anda menuliskan, saya tidak melihat “persahabatan tradisional bangsa kita”. Saya menerka, Anda telah menjadikan kedermawanan Anda dengan pembagian masker dalam jumlah besar ke seluruh dunia sebagai “persahabatan” yang agung. Saya tidak menyebut itu persahabatan, melainkan hanya imperialisme yang tersenyum. Anda ingin membuat RRT menjadi besar dengan wabah yang berasal dari Tiongkok. Saya tidak melihat Anda masih dapat menyelamatkan kekuasaan Anda. Saya yakin, virus Corona (virus PKT) cepat atau lambat akan menjadi pemusnah kekuasaan politik Anda.

“Tagihan Virus: Apa Hutang Beijing Kepada Kita”

Artikel yang diungkit dalam surat terbuka tersebut adalah artikel yang diterbitkan oleh surat kabar Bild sehari sebelumnya (15/4) yang berjudul “Tagihan Virus: Apa Hutang RRT Kepada Kita”. Artikel itu menyebutkan, Menlu AS Pompeo pernah mengatakan, “Akan ada suatu waktu, si pelaku harus dituntut untuk bertanggung jawab.” Yang dimaksud “pelaku” disini secara jelas menuding RRT.

Artikel menyebutkan, virus yang mematikan ini menyebar dari Wuhan ke seluruh dunia, penyebabnya adalah pemimpin PKT meredam informasi penting ini hingga beberapa minggu lamanya. Kini, pakar dan politisi seluruh dunia menuntut Beijing bertanggung jawab, dan tidak segan-segan menuntut ganti rugi!

Artikel menyebutkan, pengacara internasional terkenal berpendapat, RRT telah melanggar kewajiban informasi yang ditetapkan oleh WHO. Berdasarkan hukum internasional, Regulasi Kesehatan Internasional bersifat mengikat, dan telah diperbaharui setelah merebaknya virus SARS tahun 2003 silam. Pada waktu itu, RRT telah menutupi fakta penyebaran penyakit menular tersebut.

Artikel selanjutnya menjelaskan, menurut informasi dari RRT, pada pertengahan Januari lalu WHO masih mengatakan, tidak ada bukti yang menjelaskan virus itu dapat menular antar manusia. Akibatnya sistem kesehatan seluruh dunia kehilangan periode berharga untuk melakukan persiapan pencegahan virus.

Menurut pemberitaan surat kabar Bild, pengacara internasional AS yakni James Kraska berpendapat, negara terkait sekarang berhak menggugat RRT di Mahkamah Internasional, dan menuntut ganti rugi.

Wadah pemikir Inggris yakni Henry Jackson Society baru-baru ini memperoleh kesimpulan dari risetnya: RRT bertanggung jawab secara hukum atas akibat ekonomi yang timbul.

Sekarang, politisi Jerman juga memberikan tekanan pada pemerintah federal dan Uni Eropa. Pakar masalah Tiongkok Frank Müller-Rosentritt menghimbau dilakukan investigasi mengenai “apakah RRT telah melanggar tuntutan informasi seperti ketentuan WHO”.

Pakar ekonomi dari Christian Democratic Union (CDU) Jerman yakni Mark Hauptmann mengatakan pada surat kabar Bild, tindakan Beijing “telah menyebabkan penyebaran virus dari lokal menyebar hingga ke seluruh dunia menjadi memungkinkan”, maka Beijing harus bertanggung jawab atas hal ini.

Surat kabar Bild pun mendaftar “tagihan virus” yang harus ditanggung oleh Beijing: Setelah menghitung rinci segala bentuk ganti rugi yang harus dibayarkan pada berbagai sektor di Jerman selama bulan Maret dan April, perkiraan awal nilai ganti rugi adalah senilai 149 miliar Euro (2.537 triliun rupiah).

Bild juga menjelaskan, bagi perusahaan yang setiap harinya merugi miliaran Euro, bagi seluruh sektor ekonomi, semua orang berjuang demi bertahan hidup. Uang milik wajib pajak yang dikumpulkannya dengan susah payah telah dihabiskan untuk menangani krisis virus ini, belum lagi jutaan warga yang khawatir akan kehilangan pekerjaan. Semua ini harus memperoleh ganti rugi.

Akan tetapi, ada satu hal yang tidak bisa diperlihatkan pada tagihan tersebut yakni: Virus Corona (virus PKT) telah merenggut puluhan ribu nyawa, tidak ada uang di dunia ini yang bisa menggantikan nyawa mereka! (epochtimes)

0 comments