Benarkah Ada Naga Dalam Sumur Pengunci Naga Beijing?

Diduga sumur kuno Suolongjing.

LIN FENGMIN

Umur saya 65 tahun. Berjarak sekitar 300 meter dari Sumur Pengunci Naga (Suolongjing) di Jembatan Baru Utara (Beixinqiao), Beijing, adalah tempat saya dilahirkan, yaitu gang Datoutiao No. 33, di persimpangan Distrik Dongcheng, Beijing tua. Di saat kecil saya sering mendengar ibu berkata: “Dulu Beixinqiao tidak seperti sekarang, kala itu, benar-benar ada sebuah jembatan, tepat berada di gang Papan Perahu (Chuanban Hutong) yang berjarak 600 meter dari Suolongjing di Beixinqiao.

Menurut cerita, Liu Bowen (ahli strategi militer Tiongkok, filsuf, politisi dan penyair yang hidup di akhir Dinasti Yuan dan awal Dinasti Ming) diperintahkan untuk membangun kembali Beijing, dan Raja Naga Tua membuat kekacauan. Liu Bowen lalu menguncinya di sebuah mata laut dari sebuah jembatan kuno, lalu sang raja naga bertanya kepada Liu Bowen kapan dia bisa keluar, Liu Bowen berkata: Menunggu jembatan ini menjadi tua maka Anda boleh keluar. Raja Naga Tua berpikir bahwa jembatan itu sudah cukup tua, tidak membutuhkan waktu lama maka ia pun menyusup masuk ke dalam sumur kuno. Tanpa diduga, begitu Liu Bowen membalikkan badan, ia menamakan jembatan itu: “Jembatan Baru Utara (Beixinqiao, dibaca pei sin chiao)” dan tempat ini secara turun-temurun disebut Jembatan Baru Utara. Selamanya tidak akan pernah menjadi tua.

Pada waktu itu, ada versi yang mengatakan bahwa ketika Jepang menduduki Beijing (1937), mereka menyuruh menarik rantai besi di pinggir sumur Suolongjing. Akibatnya, puluhan tentara menarik rantai dalam waktu yang lama, dan rantai makin ditarik semakin banyak masih juga belum berakhir. Juga terdengar suara mirip dengan auman sapi, ditarik semakin erat, suara dalam sumur semakin menderu-deru dan membawa air kuning berbau amis. Orang Jepang menjadi ketakutan dan menganggap bahwa rantai besi itu langsung menuju ke laut, diujung sana pasti terkunci seekor naga raksasa, mereka buru-buru menjatuhkan rantai besi ke dalam sumur dan lari menjauh.

Sekitar 1958-an, jalanan di sekitar Beixinqiao dilebarkan, di sudut timur laut ujung jalan terdapat sebuah kuil kecil, di pinggir kuil ada sebuah sumur, itulah Sumur Pengunci Naga seperti yang dituturkan dalam legenda. Konon dibawah sumur itu terdapat mata sumber, jika mengusik mata sumber itu maka seluruh kota Beijing akan tergenang air.

Pada saat itu para pekerja membuka tutup sumur, menemukan bahwa sumur sangat dalam seolah tak berdasar, di dalam sumur terdapat seutas rantai besi besar, ada orang yang rasa ingin tahu dan nyalinya besar hendak melihat ada apakah di bawah rantai itu, lalu mulai menarik rantai keatas, yang semakin ditarik semakin banyak dan tak ada tanda berujung, pada saat yang sama terdengar suara gemuruh yang menyesakkan nafas dan suara air, para pekerja menjadi ketakutan lalu rantai besi dikembalikan ke tempat semula. Pada akhirnya sumur hanya ditutup dengan batu lempeng besar lalu di atasnya dibuatkan jalan. Letak sumur di tengah-tengah persimpangan jalan dan di saat itu ada puluhan orang saksi mata yang berkerumun.

Abang saya tahun ini berusia 72 tahun, sebelum berumur 11 tahun, kami tinggal di Gang Datoutiao, ia memberitahu saya bahwa semasa kecil ia sering bermain di Suolongjing, “Pada awalnya tempat itu adalah sebuah rumah makan kecil, kemudian rumah makan itu diperluas, dalam proses perluasan ditemukan ada dinding yang berlapis, di belakang dinding terdapat ruangan gelap gulita, kemudian ditemukan patung Yuefei di dalam ruang dinding itu, patung Yuefei (jenderal terkenal dari Dinasti Song) berwarna, helm dan rompi baja berwarna emas dan pedangnya berwarna putih. Patung Yuefei yang duduk diatas mata sumber dengan tangan memegang pedang, seolah hendak menenangkan naga itu.”

Selanjutnya lagi, rumah makan itu dibongkar dan di atasnya dibangun sebuah toko serba ada, sumur kuno sejak itu terpendam di bawah, tetapi tidak ada orang yang berani menyentuh rantai besi itu.

Ini semua adalah ingatan dan cerita rakyat di masa kecil, saya juga tidak menganggapnya serius. Kemudian, karena berkultivasi Falun Gong, saya ditahan di Penjara Wanita Beijing, di dalam penjara, bertemu dengan seseorang yang beberapa tahun lebih tua dari saya, ketika dia masih muda, pernah bergabung dalam gerakan “menghancurkan empat lama dan membangun empat baru” di zaman Revolusi Kebudayaan, dia pun bercerita tentang pengalaman pribadinya: “Pada saat itu, kami Pengawal Merah tidak percaya pada hantu dan Dewa, mana mungkin ada naga! Kami puluhan orang Pengawal Merah datang ke Beixinqiao, dibagi menjadi beberapa baris untuk menarik rantai besi, ditarik dan terus ditarik, setumpuk rantai besi yang ditarik keluar, juga masih tidak berujung, kemudian, air sumur itu menjadi semakin keruh, berbau busuk dan amis serta dalam sumur juga mengeluarkan suara auman bertubi-tubi. Kami semua ketakutan lalu membuang rantai besi dan lari terbirit-birit! Ah, pada waktu itu kami Pengawal Merah yang katanya tidak takut dengan apapun, nyatanya menjumpai peristiwa seperti ini!”

Di tahun 2004, Beijing membangun kereta bawah tanah jalur 5, surat kabar melaporkan bahwa demi menghindari sebuah sumur kuno, jalur kereta bawah tanah diubah, secara resmi dikatakan untuk melindungi peninggalan budaya, realitanya ada rasa takut. Karena Jalur 5 melewati Suolongjing, pihak kontraktor memilih untuk menghindari sumur kuno ini dan rela memutar beberapa kilometer. Konon ketika ada perbaikan kereta bawah tanah, tidak sengaja alat berat menyentuh mata laut itu dan akibatnya ada hujan lebat selama tiga hari di daerah Beixinqiao.

Saat itu saya sudah keluar dari penjara, terkadang saya juga naik kereta bawah tanah jalur 5. Setiap kali kereta hampir tiba di Beixinjiao, saya dapat merasakan bahwa naga itu sedang bermain di depan saya dan saya juga menyapanya. (et/lin/sun)

0 comments