Maksud Di Balik Percepatan Mata Uang Digital DCEP PKT

Mata uang digital DCEP ini adalah semacam aturan main baru yang sepenuhnya berlandaskan pada kepentingan PKT semata. Mata uang berteknologi tinggi apa pun, pada dasarnya tak terhindar dari karakter dasar mata uang tersebut, yaitu kredibilitasnya di mata negara-negara di dunia dan kekuatannya yang komprehensif. (BAY ISMOYO | GETTY IMAGES)
QUAN YUAN

Beberapa hari lalu PKT mengeluarkan pengumuman, mata uang digital DCEP (Digital Currency Electronic Payment) yang dirilis oleh bank sentral pada tahap awal ini disetujui untuk diuji coba secara tertutup di Shenzhen, Suzhou, distrik baru Xiong’An, Chengdu dan di tempat Olimpiade Tokyo yang akan datang, tindakan ini akan membuat mata uang digital RRT masuk sebagai “pemimpin dunia” dalam sekali lompatan, apa maksud di balik “menyalip di tikungan” dari ambisi besar PKT ini?

Mata uang DCEP pada dasarnya adalah semacam mata uang virtual, perbedaannya dengan Bitcoin terutama adalah DCEP tidak desentralisasi, di baliknya masih ada bank sentral PKT yang menerbitkan dan menjamin penukarannya, tampak pada permukaan, PKT menyatakan transaksi dengan DCEP bersifat rahasia dan offline, tapi sebenarnya jika pemerintah PKT membutuhkannya, semua rincian transaksi bisa diperiksa. Jadi, walaupun DCEP dan Bitcoin ada kemiripan, tapi karakter dan niat awalnya sama sekali berbeda dengan Bitcoin, ini adalah semacam aturan main baru yang sepenuhnya berlandaskan pada kepentingan PKT semata.

PKT yang terdesak oleh seluruh dunia yang telah terjangkit pandemi, konflik AS-RRT yang semakin terbuka, secara terang-terangan mengeluarkan mata uang digitalnya pada saat sekarang ini, tentu ada pertimbangan PKT sendiri, terutama karena khawatir AS akan memperlakukannya seperti Iran, mengeluarkan RRT dari sistem kliring bank dunia yakni SWIFT. Seperti diketahui, mata uang dolar AS adalah mata uang kuat dalam perdagangan dunia, dolar AS mencapai 60% dari cadangan devisa berbagai negara di dunia, dan dalam perdagangan internasional penggunaan mata uang dolar AS juga melampaui 40%, jika dibandingkan, mata uang RMB sebagai cadangan devisa di seluruh dunia kurang dari 2%, penggunaannya dalam transaksi dagang hanya 1,3%, bisa dikatakan RMB sangat lemah dan kecil dibandingkan USD, sama sekali tidak berarti. Begitu konflik AS-RRT semakin besar, AS mungkin akan memberikan bom nuklir finansial pada PKT yakni, menghentikan bank sentral PKT berikut lembaganya menggunakan sistem SWIFT, sehingga terjadi kondisi gagal bayar dalam perdagangan internasional, yang pada akhirnya akan membatalkan banyak transaksi dagang internasional, dan berdampak serius pada perekonomian Beijing.

Penggunaan mata uang digital dalam perdagangan internasional harus memenuhi 2 prasyarat, yang pertama adalah harus terdapat kesepakatan pertukaran antar mata uang bilateral atau multilateral antar negara yang terlibat perdagangan internasional ini, dalam nominal tertentu dapat secara bebas membayar dan menukarkan mata uang; prasyarat kedua adalah mata uang digital antar negara harus distandarisasi, terformat, dienkripsi, sehingga tidak lagi dibutuhkan sistem pesan khusus pada SWIFT, maka dapat terwujud pertukaran mata uang digital secara online. Begitu kedua prasyarat ini terpenuhi, maka perdagangan internasional dapat mengitari sistem SWIFT sehingga tercapailah tujuan PKT menghindar dari sanksi.

Tapi jangan diabaikan, mata uang berteknologi tinggi apa pun, pada dasarnya tak terhindar dari karakter dasar mata uang tersebut, yaitu kredibilitasnya di mata negara-negara di dunia dan kekuatannya yang komprehensif. Bicara soal kredibilitas, PKT sebenarnya sudah bangkrut, begitu DCEP ini digunakan di dalam negeri Tiongkok dan lingkup internasional, janji PKT untuk merahasiakan identitas dan tidak terjadinya inflasi akan sulit terjamin. Desentralisasi dan transparansi terbuka yang populer dan menjadi prinsip utama pada Bitcoin di dalam DCEP justru menjadi tersentralisasi pada satu-satunya bank sentral PKT dan proses transaksinya akan menjadi transparan terhadap bank sentral tersebut dan menjadi tidak transparan bagi pihak luar. Peralihan aset lintas wilayah perusahaan dan orang pribadi akan terlihat jelas semuanya, dan bank sentral yang diam-diam akan menerbitkan mata uang berlebihan akan semakin tidak terdeteksi, oleh karena itu, PKT akan dengan mudah mengekspor inflasi ke komunitas internasional. Di dalam negeri Tiongkok, bank sentral akan selalu melakukan sejumlah besar penerbitan mata uang berlebih setiap tahunnya, sedangkan di balik segala hal yang telah diatur dan diawasi sedemikian rupa oleh PKT, metode terjadinya inflasi adalah suatu proses yang perlahan dan tidak disadari oleh masyarakat, begitu akumulasi angka bertahun-tahun itu dilihat, baru akan menyadari betapa inflasi masyarakat PKT begitu serius dan nyaris merupakan bencana (pembaca yang tertarik bisa membaca naiknya harga barang di Tiongkok dalam 20 tahun terakhir ini). Dulu di dalam negeri, PKT menggunakan cara mengedarkan mata uang secara berlebihan merampas harta rakyatnya, begitu mata uang digital beredar, maka dengan cara yang sama PKT akan bisa merampas kekayaan masyarakat dunia, sama halnya seperti virus PKT kali ini, membuka gerbang negara, menyebar ke seluruh dunia, hingga akhirnya tidak terbendung lagi.

AS mampu menjadi “polisi dunia”, yang diandalkan tidak hanya kekuatan militer dan kekuatan ekonomi, yang lebih utama adalah nilai-nilai universal Amerika, semua unsur ini dirajut menjadi satu, maka terbentuklah perdamaian dunia selama 70 tahun pasca PD-II. PKT berangan-angan menantang tatanan perdagangan internasional yang didominasi oleh dolar AS, sepertinya pemikiran itu terlalu sederhana. Menghadapi mata uang digital DCEP PKT, semua negara di dunia tidak seharusnya menerimanya begitu saja laiknya mata uang digital yang diterbitkan oleh suatu negara yang normal, jika mata uang digital ini dianggap sebagai mata uang virus, maka akan lebih mudah untuk dipahami, diterima atau tidak, diyakini negara-negara di dunia yang telah memahami sifat asli PKT akan bisa membuat kesimpulan yang sesuai. (et/sud/sun)

0 comments