Nepal Kremasi Jenazah di Jalanan Akibat Tertular Epidemi dari India

Sebuah krematorium di Kathmandu, ibu kota Nepal pada 5 Mei 2021.
(Prakash Mathema/AFPGetty Images)

XIAO JING

Strain varian virus komunis Tiongkok atau COVID-19 yang ditemukan di India kini telah menyebar ke banyak negara tetangga, menyebabkan peningkatan pesat jumlah terinfeksi epidemi di Asia Selatan.

Nepal yang berbatasan dengan India baru-baru ini juga mengkonfirmasi terjadinya lonjakan pasien terinfeksi dalam satu hari. Rumah sakit penuh sesak dengan pasien dan pasokan medis berkurang. Karena epidemi memburuk dengan cepat, jumlah kematian banyak, tak terhindar pembakaran mayat juga muncul di jalan-jalan di Nepal.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Nepal bahwa pada 4 Mei, dalam sehari saja terdapat 7.660 kasus baru yang dikonfirmasi, dan 55 kasus kematian.

Kedua angka tersebut merupakan angka tertinggi baru bagi Nepal yang sudah dalam 3 hari terakhir ini secara berturut-turut memecahkan angka 7.000 kasus terinfeksi dalam sehari.

Sebuah video yang diposting di Twitter oleh ‘South China Morning Post’ Hongkong pada hari yang sama menunjukkan bahwa sejumlah besar jenazah terpaksa dikremasi di jalanan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit – CDC Nepal menyatakan bahwa varian virus yang ditemukan di Inggris dan varian virus yang ditemukan di India telah terdeteksi juga menular ke pasien di negara tersebut.

Laporan media asing menunjukkan bahwa sejak epidemi gelombang kedua muncul di India, Nepal juga mengalami krisis, dengan pulangnya ribuan warga Nepal yang bekerja di India melalui jalan perbatasan.

Meskipun pemerintah telah mewajibkan pemeriksaan dan karantina kepada mereka, tetapi banyak dari tenaga kerja tersebut kembali ke desa secara diam-diam dengan mengabaikan kewajiban.

Laporan menyebutkan bahwa hampir 40% dari semua warga yang dites virus komunis Tiongkok telah didiagnosis positif terinfeksi. ..

Saat ini, Nepal sedang kekurangan pasokan medis seperti obat-obatan, tempat tidur rumah sakit, oksigen dan lainnya.

Para dokter yang bekerja di kota-kota yang berbatasan dengan India mengungkapkan bahwa perkembangan epidemi setempat menjadi semakin menakutkan. Rumah sakit dipenuhi oleh pasien yang terinfeksi, termasuk anak-anak dan remaja yang membutuhkan ventilator dan perawatan intensif. Banyak pasien yang terpaksa berbaring di lantai ruangan atau lorong-lorong.

“Situasinya sudah di luar kendali dan kami sudah tidak berdaya. Nepal bisa menjadi ‘India mini’,” kata Rajan Pandey, seorang dokter di Nepal barat.

Krishna Prasad Poudel, direktur CDC Nepal percaya bahwa alasan utama wabah lokal adalah orang yang kembali dari India membawa beberapa virus varian dari Inggris dan India. Negara tetangga seperti Bangladesh dan Pakistan juga memiliki tren epidemi yang meningkat.

Karena wabah yang terus merajalela, otoritas Nepal telah menerapkan pembatasan yang ketat. Ada 25 dari total 77 kabupaten di Nepal telah menerapkan lockdown penuh atau sebagian.

Pada malam 30 April, Pusat Manajemen Krisis Epidemi Nepal merekomendasikan agar Kabinet menangguhkan seluruh penerbangan internasional dan domestik serta menutup 22 pelabuhan perbatasan yang terhubung ke India.

Perdana Menteri Nepal, KP Sharma Oli telah memerintahkan penangguhan semua penerbangan baik domestik maupun internasional mulai 6 hingga 14 Mei.

Saat ini, Nepal sedang bernegosiasi dengan Rusia untuk mengupayakan penyediaan vaksin. (ET/sin/sun)



0 comments