Pasukan Ukraina Berhasil Menumpas Komando ‘Republik Chechnya’ yang Mencoba Membunuh Volodymyr Zelenskyy

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbicara kepada bangsa melalui smartphone-nya di pusat Kyiv, Ukraina pada 26 Februari 2022. (Ukrainian Presidential Press Office via AP)

ZHANG RUIZHEN

Fox News melaporkan pada 1 Maret bahwa komando “Republik Chechnya” yang mencoba membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, telah ditumpas oleh pasukan keamanan Ukraina. Demikian ungkap Oleksiy Danilov, Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Ukraina kepada televisi lokal saat invasi Rusia memasuki hari ketujuh.

Oleksiy Danilov mengatakan bahwa anggota Dinas Keamanan Federal Rusia yang menentang perang mengungkapkan, rencana pembunuhan kepada mereka karena orang-orang Rusia ini tidak bersedia mengambil bagian dalam perang yang berdarah ini.

Lebih jauh Danilov mengatakan, komando pembunuhan yang dikirim oleh Republik Chechnya yang berada di bawah Rusia dipecah menjadi dua kelompok, dengan satu kelompoknya yang telah ditumpas di Gostomel, wilayah Kyiv, sedangkan kelompok lainnya masih sedang diserang.

Pada 1 Maret John Spencer, seorang cendekiawan di Institute of Modern Warfare di Akademi Militer Amerika Serikat di West Point mengatakan: “Kesalahan terbesar (Rusia) adalah meremehkan perlawanan yang akan mereka hadapi, jadi pasukan Rusia mencoba merebut wilayah-wilayah kunci Ukraina melalui tiga tempat, Itu adalah salah perhitungan.”

Reuters mengutip ucapan seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan AS melaporkan pada 2 Maret, bahwa pasukan Rusia yang menyerang Kyiv telah terhenti dan mereka sedang menghadapi tantangan logistik, termasuk kekurangan pasokan bahan bakar dan makanan, sehingga moral sebagian prajuritnya melorot. Meskipun mungkin saja mereka menangguhkan laju pasukannya karena alasan mengevaluasi kembali taktik penyerangan.

Warga sipil tanpa pandang usia di seluruh Ukraina menggunakan cara mereka sendiri untuk menghalangi invasi Rusia. Para wanita dan anak-anak juga membantu menenun perlengkapan militer, dan banyak orang mengambil inisiatif untuk mendatangi pusat perekrutan untuk mendaftarkan diri sebagai sukarelawan, ikut mengangkat senjata untuk membela tanah air. (ET/sin/sun)

0 comments