Dugaan Perang Biologis Kembali Muncul: Mahasiswa Doktoral Tiongkok Coba Selundupkan “Pembunuh Pertanian” ke Amerika Serikat
![]() |
Kekhawatiran Ancaman Bioterorisme dari Tiongkok Kembali Meningkat
Kasus dugaan penyelundupan bahan biologis berbahaya oleh mahasiswa doktoral asal Tiongkok kembali mengguncang Amerika Serikat. Seorang peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, Tiongkok, bernama Han Chengxuan, ditangkap oleh otoritas AS saat memasuki negara tersebut karena mencoba menyelundupkan material terkait C. elegans—sejenis cacing mikroskopis yang berpotensi digunakan dalam penelitian biologis tingkat lanjut.
Kejadian ini menjadi insiden kedua dalam kurun waktu satu minggu yang melibatkan akademisi Tiongkok berlatar belakang Partai Komunis Tiongkok (PKT), menimbulkan kekhawatiran luas terkait potensi strategi perang biologis atau bio-terorisme pertanian.
Kronologi Penangkapan di Bandara Detroit
Menurut dokumen pengadilan, antara September 2024 hingga Maret 2025, Han Chengxuan diketahui mengirim empat paket tanpa deklarasi yang sah ke laboratorium Universitas Michigan. Paket tersebut berisi bahan penelitian terkait Caenorhabditis elegans, termasuk medium pertumbuhan dan sampel plasmid.
Saat tiba di Bandara Internasional Detroit pada 8 Juni 2025, Han awalnya menyangkal pernah mengirim bahan biologis tersebut. Namun setelah ditanyai lebih lanjut oleh petugas bea cukai, ia akhirnya mengaku bahwa paket tersebut mengandung bahan eksperimen cacing dan unsur genetik.
Han saat ini masih terdaftar sebagai mahasiswa doktoral di Fakultas Ilmu dan Teknologi Hayati, Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan—kota yang sempat dikaitkan dengan pandemi global COVID-19. Ia tengah menjalani program kunjungan akademik selama satu tahun di Amerika Serikat, dan dijadwalkan menyelesaikan disertasinya pada 2026.
Latar Belakang Han Chengxuan dan Keterkaitan dengan PKT
Informasi publik menunjukkan bahwa Han tidak hanya aktif sebagai peneliti, tetapi juga pernah menjabat sebagai Ketua Cabang Partai Komunis Tiongkok di kalangan mahasiswa pascasarjana. Ini memunculkan pertanyaan besar tentang agenda sebenarnya di balik riset akademik yang dilakukan di luar negeri.
Kasus Serupa: Penyelundupan Jamur Penghancur Pertanian
Kasus Han bukanlah satu-satunya dalam pekan itu. Pada 3 Juni 2025, Departemen Kehakiman AS juga menangkap dua warga Tiongkok lainnya: Jian Yunqing (33), seorang peneliti di Universitas Michigan, dan kekasihnya Liu Zunyong yang bekerja di Universitas Zhejiang.
Mereka didakwa menyelundupkan Fusarium graminearum, jamur berbahaya yang dapat menghancurkan hasil panen utama seperti gandum dan jagung, serta mengancam kesehatan manusia dan hewan. Dugaan ini meningkatkan kecemasan bahwa Tiongkok bisa saja menggunakan senjata biologis untuk mengganggu ketahanan pangan Amerika.
Reaksi dan Peringatan dari Para Pakar
Ancaman Perang Biologis NyataMenurut komentator politik internasional Lan Shu, Partai Komunis Tiongkok sejak 1990-an telah mengembangkan strategi “perang tanpa batas,” termasuk penggunaan senjata biologis sebagai taktik melawan negara Barat.
Potensi Krisis Kesehatan Global“Laporan Pentagon Agustus 2023 secara eksplisit menyebut Tiongkok sebagai ancaman nomor satu dalam perang biologis dunia,” ujar Lan.
Pakar epidemiologi dari Universitas Nasional Taiwan, Dr. Huang Qianfeng, menegaskan bahwa kebocoran bahan biologis, baik disengaja maupun tidak, dapat memicu krisis kesehatan publik global.
“Ini bukan hanya soal ekonomi. Dampaknya bisa mencakup kerugian kesehatan dan jiwa dalam skala besar,” jelasnya.
Indikasi Keterlibatan Langsung PKT
Dalam penyelidikan terhadap Jian Yunqing, FBI menemukan dokumen elektronik di ponselnya yang menunjukkan kesetiaan terhadap Partai Komunis. Fakta ini mengindikasikan bahwa aktivitas yang dilakukan bukanlah murni riset akademis, melainkan bagian dari strategi negara.
Kepala FBI, Kash Patel, bahkan menyatakan bahwa “Tiongkok sedang menggunakan bioterorisme pertanian sebagai senjata untuk menggoyang ketahanan pangan AS.”
Strategi Tiongkok dan “Perang Total”
Tiongkok tengah menghadapi krisis internal yang serius: kekurangan energi dan kekurangan pangan. Komentator politik Lan Shu menyebut bahwa PKT berupaya “menyeret negara lain ke dalam kelaparan jika mereka sendiri tidak dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri.”
“Ini bukan sekadar taktik licik, tapi bentuk agresi yang mencerminkan kegilaan ideologis,” tambahnya.
Kesimpulan: Ancaman Nyata Perlu Respons Global
Kasus penyelundupan bahan biologis ini menjadi sinyal peringatan bagi dunia—bahwa potensi penggunaan ilmu pengetahuan untuk tujuan destruktif bukan lagi fiksi. Jika benar terbukti ada campur tangan negara dalam riset ilmiah luar negeri untuk tujuan militer atau sabotase pertanian, maka dunia harus segera menyusun langkah preventif bersama.
0 comments