Ketegangan Memuncak: Israel Serang Iran, Trump Desak Teheran Segera Teken Kesepakatan Nuklir

 

Serangan Udara Terbesar terhadap Iran dalam Beberapa Dekade Terakhir

Pada Jumat (13/5) dini hari, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran, menjadikannya sebagai salah satu serangan paling dahsyat terhadap Teheran sejak era Perang Iran-Irak tahun 1980-an. Di saat yang sama, Presiden AS, Donald Trump menyerukan kepada Iran untuk segera menandatangani perjanjian nuklir sebelum semuanya terlambat.


Trump: “Jika Tidak Segera Bertindak, Iran Akan Kehilangan Segalanya”

Dalam sebuah wawancara, Trump menyebut bahwa sejumlah pejabat Iran yang dulu terlibat dalam negosiasi nuklir dengannya kini telah tewas dalam serangan Israel. Ia memperingatkan:

"Iran harus menandatangani kesepakatan sebelum mereka kehilangan segalanya. Jika tidak, serangan Israel hanya akan makin meningkat."


Netanyahu: Serangan Sudah Direncanakan Sejak November 2024

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengungkap bahwa perintah serangan terhadap fasilitas nuklir Iran sudah ditandatangani sejak November 2024, tak lama setelah terbunuhnya pemimpin Hizbullah, Nasrallah.

“Saya sendiri yang menandatangani dokumen tersebut. Itu adalah keputusan strategis untuk menghentikan program nuklir Iran,” ujar Netanyahu.


Iran Melawan: Rudal Diluncurkan, Alarm Serangan Udara di Tel Aviv dan Yerusalem

Sebagai tanggapan cepat, Iran meluncurkan puluhan rudal balistik dan memerintahkan rakyatnya untuk masuk ke tempat perlindungan anti-serangan udara. Suara sirine meraung di berbagai kota Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem, diikuti ledakan dan asap tebal. Hingga kini belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa.

Juru bicara militer Israel, Efi Dovrin, menegaskan:

"Rezim Iran telah secara terbuka menyatakan kehendaknya untuk menghancurkan Israel. Kami tidak akan diam menunggu itu terjadi."


Irak Terseret? Perdana Menteri Kritik Israel Gunakan Wilayah Udara Irak

Pasca-serangan, Utusan AS di Irak bertemu dengan Perdana Menteri Irak, Mohammed Shia' al-Sudani, yang mengecam tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan menuduh Israel menggunakan wilayah udara Irak untuk melancarkan serangan. Pemerintah AS membantah keterlibatan langsung dan menyatakan tidak ingin Irak terlibat dalam konflik.


AS Akui Kontak dengan Israel, Tapi Tekankan Solusi Diplomatik

Meskipun membantah ikut serta dalam serangan, pihak Gedung Putih mengakui bahwa Trump dan Netanyahu telah beberapa kali melakukan komunikasi intensif sebelum aksi militer tersebut.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyampaikan:

"Amerika tetap berkomitmen menyelesaikan persoalan nuklir Iran melalui jalur diplomatik."

Namun, Iran dikabarkan telah membatalkan pertemuan perundingan nuklir putaran keenam yang rencananya digelar hari Minggu. Masa depan proses damai kini menjadi semakin tidak pasti.

0 comments