Wabah Penyakit Parah di Tiongkok Kembali Meningkat, Dokter Khawatir Juli Jadi Puncak Lonjakan Kasus
![]() |
Lonjakan Kasus Mendadak dan Kematian Muda Meningkat di Seluruh Tiongkok
Wabah penyakit di Tiongkok kembali menjadi perhatian global. Berbagai virus menyebar secara bersamaan, menyebabkan peningkatan drastis kasus kematian mendadak (sudden death), bahkan di kalangan usia muda. Namun, pemerintah Tiongkok diduga menyembunyikan data sebenarnya, dengan memberlakukan larangan bicara (gag order) terhadap rumah sakit dan membatasi informasi yang keluar ke publik.
Seorang praktisi pengobatan tradisional dari Hohhot, Mongolia Dalam, memprediksi bahwa Juli 2025 dapat menjadi puncak gelombang wabah berikutnya di Tiongkok.
"COVID tidak pernah benar-benar hilang. Positivitasnya meningkat selama satu bulan terakhir," ujar seorang dokter yang aktif di media sosial.
Deretan Kematian Mendadak di Kalangan Publik Figur
Fenomena ini bukan sekadar statistik. Sejumlah figur publik muda meninggal mendadak hanya dalam beberapa hari terakhir:
- 9 Juni: Wang Zhen, 35 tahun, polisi lalu lintas di Henan, meninggal karena serangan jantung saat bertugas.
- 7 Juni: Xiao Juan, penyair wanita berusia 55 tahun, meninggal tiba-tiba di Beijing.
- 4 Juni: Hou Lili, influencer asal Henan, wafat akibat stroke mendadak pada usia 34 tahun.
Selain itu, dua pejabat tinggi berpangkat nasional dilaporkan meninggal dunia dalam waktu empat hari—tanpa penjelasan resmi soal penyebab kematian—yakni mantan Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Xu Qiliang dan mantan Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional Raidi.
Rumah Sakit Penuh, Informasi Dikunci
Warga dari berbagai kota menyampaikan kepada media bahwa penyakit paru-paru misterius sedang melanda, termasuk banyak kasus "paru-paru putih" (white lung) dan kematian mendadak tanpa gejala awal.
Seorang staf rumah sakit di Hefei, Anhui, mengatakan:
"Ada beberapa kasus paru-paru putih, mulai dari pelajar hingga lansia. Rumah sakit penuh, tak ada tempat tidur. Banyak orang muda usia 20-30 tahun yang tiba-tiba meninggal, ada yang di jalan, ada juga karena radang otak. Tapi kami tidak diizinkan membicarakannya."
Seorang warga di Anyang, Henan, menyampaikan:
"Tahun ini, banyak yang meninggal mendadak, terutama usia 30–50 tahun. Tanpa riwayat sakit jantung, tapi penyebab resmi selalu disebut 'serangan jantung'. Keluarga sering memilih tidak mempermasalahkan lebih lanjut."
COVID-19 Kembali Jadi Penyakit Paling Dominan
Laporan resmi dari Pusat Pengendalian Penyakit Tiongkok (CDC) pada 5 Juni menunjukkan bahwa COVID-19 kembali menjadi penyakit paling dominan di seluruh negeri. Selain itu, berbagai virus lain seperti rinovirus, virus parainfluenza, virus saluran cerna, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus) turut menyebar luas.
Prediksi Lonjakan Besar di Bulan Juli
Pemilik sebuah klinik pengobatan Tiongkok di Hohhot mengungkapkan bahwa gejala seperti batuk terus-menerus, dahak berlebih, dan kondisi kronis yang tidak kunjung sembuh menjadi keluhan umum saat ini. Ia memprediksi akan ada lonjakan besar pasien dalam dua bulan ke depan.
"Jika melihat sifat penularan penyakit, saya perkirakan wabah akan melonjak tajam mulai Juni hingga Juli," ujarnya.
Kesimpulan
Krisis kesehatan di Tiongkok tampaknya kembali memburuk, dengan lonjakan infeksi, kasus paru-paru berat, dan kematian mendadak yang tidak transparan. Ketertutupan informasi dari pihak berwenang hanya memperparah kekhawatiran publik. Dengan prediksi ledakan wabah pada bulan Juli, dunia internasional perlu terus memantau perkembangan ini sebagai bagian dari kewaspadaan terhadap potensi penyebaran lintas negara.
0 comments