Kisah Seorang Ahli Medis Vietnam (Bagian - 1)

Ahli penyakit jantung Vietnam Nguyen Thi Thanh pada tahun 2014 menerima operasi penggantian katup jantung,mendadak jantungnya berhenti berdenyut, dia yang selama ini hanya percaya ilmiah membuatnya terkejut atas
pengalamannya selama koma itu. (EPOCHTIMES)


RYAN MOFFAT

Nguyen Thi Thanh (dibaca: thi thai) didiagnosis menderita demam rematik pada usia 10, dan penyakit jenis itu termasuk langka. Begitu demam, bahaya kematian bisa mengancam. Rahasia ini dia simpan selama 60 tahun….. Setelah berhasil menjadi dokter kardiolog terkenal di Vietnam, hal itu tidak pernah dia ceritakan kepada para rekan kerjanya. 

Demam rematik dapat menyebabkan penyakit jantung, sendi, kulit dan radang otak, merupakan salah satu penyakit utama yang membahayakan kesehatan anak dan remaja. Sebelum demam biasanya ditandai dengan sakit tenggorokan, disertai gejala nyeri otot dan nyeri bengkak sendi. Satu tim dokter senior setelah melalui perawatan yang cermat, mengira sudah menyembuhkannya dan memastikan kepada keluarganya agar jangan khawatir lagi.

Namun, situasinya tidaklah demikian. 

Nguyen Thi Thanh mulai terinfeksi pneumonia dan sesak nafas, terpaksa harus menjalani hidupnya dengan obat-obatan. Lantaran menahan rasa sakit, di wajahnya selalu tersungging senyum lelah, tapi selalu mempertahankan karakter yang lembut dan ramah. 

Seiring berjalannya waktu, dia merasa jauh lebih baik. Selanjutnya, dia sendiri juga telah menjadi seorang dokter senior. 

Namun, beberapa bulan setelah dia dinyatakan telah sembuh total, pneumonia itu kembali menyerang. 

Sepanjang karirnya, Thi Thanh tidak pernah menceritakan kepada rekan spesialis jantungnya atau temannya kalau dirinya pernah menderita pneumonia, hingga suatu hari dia tiba-tiba jatuh sakit. Para dokter mengatakan bahwa dia tidak punya pilihan selain harus menjalani operasi besar dan mengganti katup jantung. Hal tersebut membuatnya ketakutan setengah mati. 

Dari penampilan luar, dia tidak seperti pasien yang sekarat, teman dan sanak saudara juga mengatakan begitu, namun para dokter mengatakan kepadanya, jika ingin hidup terus, dia harus secepat mungkin dioperasi. “Saya berharap setelah operasi selesai, saya bisa kembali bekerja.” Thi Thanh berharap dalam hati dia bisa melewati penyakitnya itu dan kembali hidup seperti orang normal. 

Tanggal 5 Juli 2014 merupakan hari yang sangat umum bagi Malaysian National Heart Institute (IJN). Thi Thanh yang datang jauh dari Vietnam terbaring di atas meja operasi, dikelilingi oleh para dokter spesialis dan petugas perawatan kesehatan. Perlu diketahui, selama bertahun-tahun ini, Nguyen Thi Thanh adalah anggota Asosiasi Jantung Asia Pasifik (APSC), beberapa dokter dari tim itu adalah teman atau kenalannya. 

Dua hari setelah operasi, Thi Thanh tiba-tiba kesulitan bernafas, dan kemudian telah terjadi penghentian jantung. Para perawat bergegas mendekat dan berupaya keras memulihkan pernafasannya. Rasanya tidak masuk akal: Kenapa dokter Nguyen tiba-tiba bisa mati? Mereka tidak memiliki jawaban. 

Ini hal yang mustahil! Hasil operasi tim dokter bedah itu tak ada cela. Sekarang, mereka menggunakan alat pacu jantung untuk mempertahankan detak jantungnya. Mereka semua berharap dia bisa siuman, berharap mimpi buruk itu segera bisa berakhir. Namun, situasinya malah memburuk.

Akhirnya, dokter mempersilahkan anggota keluarga Thi Thanh masuk ke bangsal. Mereka memegangi tangannya, para ahli bedah pun telah berdatangan, para perawat sibuk melakukan pemindaian dan pemeriksaan jantung. Sang putri menangis keras melihat kondisi ibunya dan berteriak “Ma, jangan pergi!”

Jantung Thi Thanh telah berhenti berdetak, denyut nadinya juga menghilang. (Epochtimes/hui)

Bersambung ke Bagian 2

0 comments