Hao Haidong dan Ye Zhaoying Kisah Legendaris Pasutri Pesepakbola & Pebulutangkis Terkenal Tiongkok


Hao Haidong telah mewakili negaranya tampil di 115 ajang pertandingan sepakbola, mencetak 41 gol dan 103 pertandingan di antaranya adalah kelas dunia, dengan mencetak 37 gol dalam kejuaraan dunia sedangkan istrinya, Ye Zhaoying memecahkan rekor Guinness World Record 2017 sebagai “juara pertama kelas tunggal (putri) dalam kejuaraan dunia bulu tangkis terbanyak”.


CHEN ZHOU

Di hari Kamis 4 Juni lalu (bertepatan dengan 31 tahun Peristiwa Tiananmen), mantan atlet ternama Tiongkok yakni pasangan suami istri Hao Haidong (dibaca: hau hai tung) dan Ye Zhaoying, lagi-lagi menjadi terkenal, Hao Hai-dong membacakan “Deklarasi Federal Tiongkok Baru”, menghitung satu persatu kezaliman PKT sejak memerintah, dan menyerukan musnahkan PKT.

Tindakan mengejutkan oleh Hao Haidong

Lewat video streaming-nya Hao Haidong membacakan: “Musnahkan PKT, adalah kebutuhan akan keadilan. PKT yang didanai oleh kaum komunis internasional, kelompok teroris yang telah menggulingkan pemerintahan Tiongkok yang legal. Kekuasaan totaliternya di Tiongkok telah berkembang menjadi kebrutalan total anti-kemanusiaan: Tidak menghiraukan HAM, menghancurkan sifat kemanusiaan, menginjak demokrasi, melanggar aturan hukum, melanggar kesepakatan, membanjiri Hong Kong dengan darah, membunuh warga Tibet, mengekspor korupsi, membahayakan seluruh dunia.”

Hao Haidong juga berkata, “Virus Corona Baru (virus PKT) mengobarkan perang biokimia terhadap seluruh dunia, secara serius mengancam eksistensi dan kesehatan manusia. Kejahatannya sungguh luar biasa, tidak terampuni! Memusnahkan PKT adalah keharusan untuk menghancurkan belenggu perbudakan terhadap rakyat Tiongkok dan benar-benar mencapai perdamaian dunia. Federal Tiongkok Baru tanpa PKT, adalah keharusan untuk mencapai kesejahteraan seluruh rakyat dan seluruh dunia.”

Setelah itu, Hao Haidong dan istrinya Ye Zhaoying bersama-sama menerima wawancara. Hao Haidong berkali-kali berterima kasih pada istrinya, berkat dukungan sang istri membuatnya tidak merasa sendirian melangkah di atas jalan menggulingkan sistem PKT. Hao Haidong berkata, “Saat seorang pria membuat keputusan terpenting dalam hidupnya, jika tidak ada dukungan keluarga, istri, dan anak-anak, kondisi hati seperti itu tidak tenang, dan paling terkucilkan! Saat ini dia tampil berdiri disini bersama saya! Istri saya berkata, ‘Apakah akan kubiarkan kau seorang diri menghadapi tekanan sebesar ini? Saya, Hao Haidong, tidak akan menyesali hal ini, karena keberadaan istri saya, saya merasa semua ini layak!”

Setelah Olimpiade, kondisi Ye Zhaoying masih sangat prima, namun dia memilih mengundurkan diri, kemudian dia menjelaskan, “Tim tidak menginginkan saya lagi, untuk apa saya tetap disana? … untuk apa berpura-pura bodoh seperti orang lain, apa yang perlu dipalsukan?” Dari situ bisa diketahui karakternya. Pada 2018, Ye Zhaoying yang berusia 44 tahun itu kembali berlatih setelah 18 tahun pensiun, untuk bermain di sebuah klub di Spanyol.

Kisah Hao Haidong yang Sama Penuh Lika-liku
Hao Haidong beserta istrinya Ye Zhaoying saat diwawancarai oleh media massa.

Hao Haidong adalah mantan pemain penyerang depan dalam kesebelasan sepakbola Tiongkok, dan pernah bermain di dua kesebelasan yakni pada Klub 1 Agustus PLA dan Klub Dalian Shide FC.

Di tahun 1980, Hao Haidong terpilih menjadi anggota kesebelasan klub sepakbola militer yakni Klub 1 Agustus PLA (Angkatan Bersenjata RRT), ia pada 1986 mulai bermain bagi PLA. Pada 1992, Hao Haidong masuk tim nasional, dan ikut serta dalam Piala Asia. Di tahun 1995, Hao Haidong adalah pemain yang berprestasi di dunia sepakbola Tiongkok kala itu, pernah ditawari kesempatan bermain di luar negeri, tapi karena klub PLA merupakan klub militer, tidak memperbolehkan pemainnya berkiprah di negara lain, impian Hao Haidong untuk bermain di luar negeri pun pupus.

Pada Januari 1997, dengan harga transfer RMB 2,2 juta yuan (4,35 miliar rupiah), tanpa mempedulikan tentangan dari klub PLA, ia pindah ke klub Dalian Shide, dan waktu itu menjadi berita menggemparkan. Di tahun yang sama pada klasemen Liga A putaran ke-17, Hao Haidong bermain mewakili Dalian melawan Guangdong, berhasil mencetak 4 gol, membantu timnya memenangkan pertandingan dengan skor 5-2, ini juga merupakan hat-trick yang pertama dalam sejarah kejuaraan sepakbola profesional di Tiongkok.

Pada Desember 1998, di ajang Asian Games karena Hao Haidong bersikap tidak sopan terhadap wasit, maka pada Februari 1999 AFC melarangnya bertanding selama 1 tahun. Hukuman tersebut tadinya tidak mencakup pertandingan di dalam negeri namun karena kesalah-pahaman Asosiasi Sepakbola Tiongkok, mengakibatkan Hao Haidong juga dilarang ikut pertandingan di dalam negeri selama 1 tahun. Hao Haidong pernah memenangkan Dalian Shide meraih juara pertama turnamen sepakbola RRT klasemen A sebanyak 5 kali, meraih 1 kali juara pertama piala FA RRT, meraih 3 kali juara pertama piala Super FA RRT. Dia sendiri meraih penghargaan Mr. Football RRT 1 kali, meraih 3 kali penghargaan sepatu emas klasemen A, meraih 1 kali penghargaan sepuluh atlet terbaik, dan meraih 1 kali penghargaan pencetak gol terbaik kejuaraan Liga Asia AFC.

Pada 2002, Hao Haidong ikut serta dalam Piala Dunia Jepang-Korsel. Di tahun 2004, Hao Haidong yang telah berusia 34 tahun, masih bermain sebagai penyerang utama pada kesebelasan RRT, saat ikut serta dalam Asia Cup AFC, di babak semifinal, ia ditabrak sampai kepalanya berdarah, sehingga terpaksa harus digantikan, tapi Hao Haidong dengan kepala berbalut perban, masih ikut bermain dalam babak final melawan kesebelasan Jepang 3 hari kemudian. Setelah tim kesebelasan Tiongkok gugur pada pra-kualifikasi Piala Dunia 2006, Hao Haidong pun mundur dari tim nasional. Hao Haidong telah mewakili negaranya tampil di 115 ajang pertandingan, mencetak 41 gol, dan 103 pertandingan di antaranya adalah kelas dunia, dengan mencetak 37 gol dalam kejuaraan dunia.

Pada Januari 2005, dengan harga transfer sebesar GBP 1 juta (17,7 miliar rupiah), dari Dalian Shide dia hijrah ke klub Sheffield United FC yang tergabung di dalam Premier League Inggris, namun tak pernah mendapatkan kesempatan merumput. Pada akhir 2007 hingga 2012, Hao Haidong menjabat sebagai manajer di klub Tianjin Quanjian FC. Pada tahun-tahun terakhir ini, Hao Haidong meninggalkan Tiongkok, dan menetap bersama istrinya Ye Zhaoying di Spanyol.

Hao Haidong dan Ye Zhaoying kembali bersinar

Tahun ini pasca pneumonia Wuhan merebak, Hao Haidong secara terbuka mendukung penulis Wuhan yakni Fang Fang (yang dihujat oleh kaum kiri ekstrem). Pada 4 Juni 2020 lalu, Hao Haidong dan istrinya Ye Zhaoying kembali tersohor. Deklarasi mereka telah memberikan pencerahan bagi etnis Tionghoa di luar negeri maupun bagi seluruh rakyat Tiongkok. Mereka tidak melewati hidup yang nyaman dan santai di luar negeri, melainkan menyadarkan rakyat Tiongkok agar bangkit melawan PKT, perkataan dan tindakan mereka kembali bersinar, kisah mereka juga bisa dikatakan telah melegenda, yang mungkin akan tercatat dalam sejarah. Seperti dikatakan Hao Haidong, ini adalah keputusan paling besar dalam hidupnya, di dalam proses bergulirnya sejarah “langit menumpas PKT”, sinar mereka yang menyilaukan, jauh melampaui prestasi yang mereka raih dalam dunia olahraga. (et/sud/sun)

0 comments