Wabah di Beijing Kian Tak Terkendali, Partai Komunis Tiongkok (PKT) Salahkan Eropa?

Pada 14 Juni 2020 lalu, orang-orang berjubel di Guangan Sports Center mengantri untuk pengujian tes virus di Beijing.

Banyak ahli virologi menyatakan, tidak ada bukti yang menunjukkan ikan dapat terjangkit dan membawa virus.

CHENG XIAORONG

Pandemi virus PKT (virus corona wuhan) di Beijing sekarang menjadi sorotan internasional. Sejak 11 Juni lalu, kasus terdiagnosa di dalam kota terus meningkat, pada 14 Juni bertambah menjadi 36 kasus (keterangan: Ini adalah data resmi Beijing). Pandemi ini juga menyebar hingga Provinsi Liaoning dan Hebei. Kini, Beijing mengumumkan “periode darurat”, Provinsi Liaoning, Jiangsu, Shanxi, dan Heilongjiang telah memperingatkan warganya agar tidak masuk ke Beijing.

Pada Kongres Lianghui bulan lalu, di laporan kerja PKT disebutkan: Telah terkendali secara efektif dalam waktu singkat. Kemudian dikeluarkan pula “buku putih” pembasmian wabah sepanjang hampir 40.000 kata, yang intinya memuji diri sendiri dengan sangat seru. Tapi, manusia merencanakan Tuhan yang menentukan. Pencegahan pandemi Beijing tak terkendali, slogan “di luar cegah penetrasi, di dalam cegah reaksi” pun langsung hancur. Kali ini Partai Komunis Tiongkok (PKT) tidak hanya kehilangan muka. Bahkan “lumbung pangan” ibukota itu pun telah ditutup, pasokan pasar tidak mencukupi, barang diborong, dan harga naik, krisis pangan dan berbagai masalah warga pun mulai bermunculan, belum lagi dampak pandemi bagi perekonomian.
Petugas medis yang mengenakan pakaian pelindung di dekat Pusat Olahraga Guangan, Beijing, pada 15 Juni 2020 lalu. NOEL CELIS/AFP/Getty Images

Salmon Tak Bersalah Pun Jadi Sasaran, Dari Mana Asal Virus?

Media massa RRT memberitakan, pada 12 Juni lalu dalam pemeriksaan yang dilakukan Pusat Kendali Pencegahan Pandemi Beijing, di pasar grosir Xinfadi ditemukan 40 spesimen positif lingkungan. Malam itu, direktur pasar Xinfadi yang bernama Zhang Yuxi saat diwawancara mengatakan, saat instansi terkait melakukan cek secara acak dari ikan salmon yang diambil irisannya di dalamnya terdeteksi terdapat virus PKT (virus corona wuhan). Banyak ahli virologi menyatakan, tidak ada bukti yang menunjukkan ikan dapat terjangkit dan membawa virus. Karikatur ikan salmon berteriak telah difitnah pun beredar luas di internet.

Ada yang tersirat di balik perkataan Zhang. Jelas-jelas terdapat 40 spesimen positif lingkungan, Zhang justru hanya mengungkit satu kasus ini saja, bahkan secara khusus menekankan “ikan salmon impor”. Apa maksudnya? Lalu bagaimana dengan 39 spesimen lainnya? Mengarah ke mana orientasinya? Dan mengapa instansi terkait tidak mengungkapnya?
Dua petugas medis mengenakan pakaian pelindung di dekat Pusat Olahraga Guang'an, Beijing, pada 15 Juni 2020 lalu. NOEL CELIS/AFP/GETTY IMAGES

Pada 14 Juni lalu, media massa kembali mengungkap, ilmuwan RRT mendapati, virus yang menyebar di Beijing kali ini bukan turunan dari virus corona (PKT) yang awalnya berasal dari RRT, melainkan turunan virus yang beredar di Eropa. Yang Peng dari Pusat Pengendalian Penyakit Kota Beijing mengatakan, “Lewat prosedur pemeriksaan sampel DNA lengkap didapati virus berasal dari Eropa, diagnosa awal terkait dengan cara impor. Tapi bagaimana virus itu datang, masih belum bisa dipastikan.” Sebelumnya Kepala Ilmuwan Pusat Kendali Penyakit RRT bernama Zeng Guang juga menyebutkan “turunan virus ini tidak seperti spesies di dalam negeri”.

Bisakah pernyataan pakar dan pemerintah dipercaya? Dari “terkendali dan bisa dicegah” sampai menutup kota, dari menegur “orang yang memperingatkan (whistleblower)” sampai menciptakan “berita hangat”, sampai menangkap wartawan warga, media massa dan pemerintah terus menyerukan “terbuka dan transparan” dan “wabah membaik”. Pada satu sisi 7 krematorium di Wuhan tidak pernah berhenti beroperasi; di sisi lain angka kematian begitu rendah. Kemarin pakar mengatakan, tidak akan terjadi penyebaran wabah gelombang kedua; hari ini dikatakan, situasi sangat parah, harus bertarung jangka panjang melawan virus. Sekarang, ibukota dalam darurat, bagaimana “hasil peperangan bertahan dengan pencegahan dan kontrol”? Alur cerita terus dibolak-balik, yang ditutupi adalah fakta, yang dikorbankan adalah kesehatan, nyawa dan kepentingan warga.

Seorang warganet menganalisa, “Sebenarnya pandemi tidak pernah berhenti, hanya saja sebelumnya ditutupi dan tidak diberitakan, sekarang tidak bisa lagi ditutupi maka meledaklah sejumlah kasus. Cara ini sama seperti saat awal menangani wabah di Wuhan.” Ada yang mengatakan, “Virus di Eropa disebarkan dari Wuhan. Setelah kota Wuhan ditutup mengapa begitu banyak warga Wuhan terbang ke berbagai tempat di seluruh dunia, bisakah pertanyaan ini dijawab?”

Fakta sumber virus - ketakutan terbesar PKT

Pneumonia PKT merebak di Wuhan, dari Tiongkok menyebar ke seluruh dunia, ini adalah fakta yang tidak terbantahkan. Hingga kini, menurut statistik resmi berbagai negara, 188 negara di seluruh dunia sebanyak hampir 8 juta orang terjangkit, dan lebih 400.000 orang meninggal dunia. PKT telah menutupi wabah, mengendalikan informasi, menutupi fakta, menyebabkan virus menyebar cepat. PKT sepantasnya bertanggung jawab atas kasus darurat kesehatan internasional ini. Dan karena itu jugalah, PKT menolak mengakui virus berasal dari Tiongkok, karena PKT berani berbuat jahat tapi tidak berani bertanggung jawab.

Pada 27 Februari lalu, pakar penyakit menular RRT yakni Zhong Nanshan pada rapat di Guangzhou mengatakan, “Wabah pertama kali muncul di Tiongkok, belum tentu berasal dari Tiongkok.” Inilah untuk kali pertama pejabat pemerintah RRT menuding asing atas sumber asal wabah ini.

Pada 10 Maret lalu, surat kabar Prancis La Croix menerbitkan komentar berjudul “Tiongkok Berupaya Ubah Sejarah Virus PKT”. Artikel menyebutkan, Wuhan oleh seluruh dunia telah dianggap sebagai tempat sumber asal virus PKT 2019, namun sejak minggu lalu, PKT menginisiasi berbagai macam propaganda internasional, yang berupaya menghapus “ingatan bersama” terkait “asal usul dan karakteristik virus PKT” ini.

Pada 12 Maret lalu, juru bicara Kemenlu PKT Zhao Lijian dalam cuitannya memfitnah Amerika, “Mungkin serdadu AS yang telah membawa wabah itu ke Wuhan. Amerika harus transparan! Harus mempublikasikan data! Amerika berhutang penjelasan kepada kita!”

Setelah itu, PKT terus melontarkan tuduhan palsu bahwa negara lain telah “melempar tanggung jawab” dan “permainan politik”. Mengapa demikian? Karena begitu PKT mengakui sumber virus berasal dari RRT, maka PKT tidak akan dapat menghindari tiga masalah besar.

Pertama, kalangan luar akan dapat melakukan investigasi independen, para penyelidik mungkin akan memasuki Tiongkok. Seiring penyelidikan itu, banyak fakta di balik layar akan terungkap, menyangkut perilaku semena-mena para pejabat di berbagai tingkat, akan melibatkan banyak pihak termasuk departemen kesehatan, administratif, keamanan publik, media massa, balai riset virus dan sebagainya. Ini akan menghancurkan citra pemerintahan PKT secara tuntas, terutama PKT tidak akan bisa menjelaskannya pada rakyatnya di dalam negeri.

Kedua, ketika fakta wabah terungkap, jumlah korban terjangkit dan meninggal yang sebenarnya di RRT juga akan bisa dipastikan. Pada saat itu, keluarga ratusan ribu korban mungkin akan menuntut pertanggungjawaban dan ganti rugi kepada pemerintah. Terkait hal ini, rakyat Tiongkok juga mungkin akan menuntut reformasi politik, menuntut media massa dibebaskan, internet dilonggarkan. Inilah yang tidak bisa ditolerir PKT.

Ketiga, lebih banyak negara akan menuntut tanggung jawab dan ganti rugi dari PKT, menuntut PKT mengganti kerugian kesehatan dan ekonomi yang ditimbulkan akibat wabah ini, dan setiap tuntutan bernilai selangit. Pejabat korup PKT tidak rela kekayaan yang telah diraupnya itu dimuntahkan kembali.

Saat ini penyebaran (atau reaksi) wabah Beijing telah mengungkap kebohongan PKT akan wabah ini. Warganet berkomentar tajam: Ini adalah akibat kongres Lianghui, “Xinfadi” hanya sebagai kambing hitam saja.

Nama “Xinfadi” ini memang bermakna - tadinya ingin “mendapat rezeki”, akibatnya membuat ibukota “mendapat penyakit”. Nama ini cukup bersifat ramalan, telah membuktikan sejarah yang tak terelakkan. (et/lie/sud/sun)


0 comments