Apa yang Hendak Diakui PKT (Partai Komunis Tiongkok)?

Selama bertahun-tahun, dalam bidang ekonomi, Partai Komunis Tiongkok (PKT) terus mendukung rezim diktator Korea Utara dan Iran, sebagai kartu tawar-menawar untuk memperluas pengaruh politiknya, di saat yang sama membantu mereka melawan Amerika, serta memperkuat aliansi negara jahat. (FENG LI / GETTY IMAGES)
PKT mengeluhkan, “apa yang terjadi pada dunia”, adalah dikarenakan semakin lama semakin banyak negara di dunia yang telah mengenali sifat asli dan ancaman dari PKT, masyarakat internasional serentak memperlihatkan tren sikap memusuhi komunis.

TIAN YUN

Sejak 18 hingga 24 Agustus lalu, media massa corong PKT (partai komunis Tiongkok) surat kabar People’s Daily menerbitkan serial 5 artikel editorial, dengan gaya bahasa penuh kebohongan, memuji-muji diri sendiri, cap simbol “Tiongkok”, “rakyat Tiongkok”, “kebudayaan tradisional” pun semua jurusnya dikeluarkan, berusaha membuat dunia percaya bahwa PKT cinta damai, tidak mengancam. Tindakan media massa ini justru mengungkap ketakutan PKT yang sangat mendalam terhadap kepungan internasional.

Mengapa PKT Buru-Buru Mengaku?

Media partai menyebutkan, “Namun lingkungan internasional menjadi semakin rumit, unsur tidak stabil dan tidak pasti menjadi semakin kuat, proteksionisme, unilateralisme, dan populisme semakin sengit, pemikiran hegemoni dan aksi penindasan semakin marak”, “apa yang terjadi pada dunia? Bagaimana dengan umat manusia?”

Yang dimaksud dengan “proteksionisme”, “unilateralisme”, dan “penindasan”, adalah alasan PKT untuk menuding balik Amerika yang melakukan tindakan penanggulangan mengepung Huawei dan lain-lain. PKT tidak pernah mau mengakui tindakan ilegalnya selama ini seperti memata-matai dan mencuri kekayaan intelektual, dan secara membabi buta menuntut negara lain untuk membuka gerbangnya. Ketika AS dan negara lain menyadari kepentingannya telah dirugikan, dan memutuskan untuk menutup kebocoran tersebut, PKT justru bermain maling teriak maling dan berbalik menuding, mengecam pihak lain yang memainkan “hegemoni”.

PKT mengeluhkan, “apa yang terjadi pada dunia”, adalah dikarenakan semakin lama semakin banyak negara di dunia yang telah mengenali sifat asli dan ancaman dari PKT, masyarakat internasional serentak memperlihatkan trend sikap memusuhi komunis. PKT bukan mengkhawatirkan umat manusia, melainkan bertanya pada diri sendiri: “bagaimana ini?”

PKT Hendak Melindungi Perdamaian Dunia?

Editorial media partai itu kembali mengacaukan istilah antara Tiongkok dengan PKT, menyembunyikan ambisi PKT di balik “cita-cita nasional”. Penulisnya menyebutkan, “Di dunia ada yang mengkhawatirkan Tiongkok akan menempuh jalan ‘negara menjadi kuat pasti menghegemoni’, ada yang mengemukakan ‘teori ancaman Tiongkok’.”

Faktanya, dalam hampir dua tahun terakhir, Wapres dan Menlu AS dalam beberapa kali pidato secara jelas membedakan antara “Tiongkok” dengan “PKT”, langsung menunjuk “ancaman PKT” dan bukan mengatakan “ancaman Tiongkok”. PKT pura-pura tidak tahu, pembedaan benar dan salah oleh pihak AS didistorsikan menjadi psikologis yang sempit yang menghambat kemajuan Tiongkok.

Media partai berkomentar, “Secara aktif mengembangkan diri sendiri di tengah lingkungan internasional yang damai, dan dengan pertumbuhannya melindungi perdamaian dunia dengan lebih baik, serta mendorong pertumbuhan bersama, adalah cita-cita nasional yang selalu dipegang teguh oleh Tiongkok.”

Apakah PKT benar melakukan demikian? Selama bertahun-tahun, dalam bidang ekonomi PKT terus mendukung Korea Utara dan rezim diktator Iran, sebagai kartu tawar menawar untuk memperluas pengaruh politiknya, di saat yang sama membantu mereka melawan Amerika, serta memperkuat aliansi negara jahat. Sejumlah peristiwa teror dan anarkis di banyak tempat, di baliknya terdapat bayang-bayang PKT.

Pada akhir abad lalu, dua orang perwira PKT menerbitkan buku Unrestricted Warfare, yang secara terbuka mengemukakan strategi perang terhadap AS dengan menerobos seluruh aturan dan batasan, yang sempat memicu kehebohan.

Pada 2016, buku itu kembali diterbitkan ulang, penulis mengatakan, perang internet, perang sumber daya, perang media, perang finansial, perang budaya dan berbagai bidang lainnya akan menjadi ajang perang panas terbuka yang sengit di masa mendatang.

Fakta menunjukkan, PKT telah mengobarkan “perang tanpa batas” pada banyak bidang terhadap kubu negara bebas. Seperti, beberapa tahun terakhir media massa dan lembaga intelijen telah berkali-kali mengungkap dan mengutuk serangan para peretas PKT, Departemen Pemerintahan di AS, Australia dan banyak negara Eropa lain berikut perusahaan swasta, perusahaan militer, rumah sakit, dan lain sebagainya telah dibajak datanya.

Sejak 1 Juli, tanpa mempedulikan pihak lain, PKT memberlakukan “UU Keamanan Nasional” di Hong Kong, pada pasal ke-38 UU tersebut disebutkan akan menyatukan seluruh dunia, teror putih pun menyelimuti Hong Kong, dan menghebohkan seluruh dunia.

Pada 21 Juli, Kementerian Kehakiman AS menggugat anggota Dinas Keamanan Nasional Guangdong yakni Li Xiaoyu dan Dong Jiazhi, keduanya dituduh telah mencuri data teknologi tinggi dalam jumlah besar perusahaan hi-tech, serta berusaha mencuri rahasia vaksin virus PKT (virus corona Wuhan). Menurut penjelasan di surat gugatan, Li dan Dong telah menyerang instalasi komputer di berbagai negara selama lebih dari sepuluh tahun, keduanya berspesialisasi mencuri informasi rahasia seperti rahasia dagang, rancangan senjata, sistem militer, yang mengakibatkan kerugian “ratusan juta dollar AS”.

Pada 31 Juli lalu, sistem navigasi satelit global milik PKT yakni Beidou III resmi dibuka, sebuah artikel di kepu china mengungkap fungsi strategis dari sistem tersebut. Artikel mengkritik atribut militer pada sistem GPS Amerika, mengatakan bahwa GPS telah memberikan sumbangsih dalam perang manusia “serangan yang akurat ibarat dokter bedah”, “pemusnahan secara akurat”, “aksi pemenggalan kepala”, dan lain-lain, bahkan juga disebutkan “begitu berperang, hanya dengan memutus layanan GPS yang telah lama diandalkan musuh, maka dengan sendirinya perang akan memasuki fase informasi yang tidak seimbang”.

Penulis menyebutkan, “Dibangunnya sistem Beidou ini, menandakan RRT tidak hanya mampu melakukan yang selama ini dilakukan GPS, juga dapat sepenuhnya tidak terkendala oleh orang lain, makna pentingnya terhadap keamanan pertahanan negara tidak bisa diutarakan.” Perkataan ini justru telah merefleksikan PKT akan dapat menggunakan sistem Beidou melakukan “pemusnahan secara akurat” dan “aksi penggal kepala”, dalam hal ini makna ancamannya tak terbayangkan.

Selain itu, PKT membeli media massa di luar negeri, memanfaatkan organisasi pelajar membentuk front persatuan, mengumpulkan intelijen, staf diplomatik memfitnah AS sebagai sumber virus, semua perilaku tersebut merupakan metode “perang tanpa batas” dalam wujud yang berbeda, tujuannya adalah menyebarkan ideologi komunis, menekan opini Barat, kebebasan media massa dan akademis, serta merusak stabilitas masyarakat bebas.

Berbagai cara jahat di atas dapat mengancam keamanan informasi dan keamanan nasional negara lain, apakah ini bukan ancaman terhadap perdamaian?

PKT Akan Mensejahterakan Rakyat?

Editorial media partai itu mengulang kembali dusta PKT yang mengatakan “segala sesuatu adalah demi rakyat”, “demi mensejahterakan rakyat”, mengatakan “tujuan pertumbuhan Tiongkok adalah meraih kehormatan dan keamanan, memberikan hari-hari yang sejahtera bagi rakyat yang telah menderita”.

Faktanya, hasil dari 71 tahun kekuasaan PKT, selain kaum elit politik telah kaya mendadak, satu miliar lebih rakyat Tiongkok lainnya sama sekali tidak mendapatkan martabat dan rasa aman. Mulai dari gerakan Reformasi Agraria, Gerakan Anti-Kanan, Pembersihan Besar-Besaran, Kampanye Menindas Kontra-Revolusioner sampai Bencana Kelaparan Besar, mulai dari Revolusi Kebudayaan, Pembantaian Tiananmen 4 Juni 1989 sampai penganiayaan terhadap Falun Gong, terhadap umat Kristen, kaum oposisi dan pengacara HAM, tirani itu telah menewaskan lebih dari 80 juta rakyat Tiongkok, serta merampas hak asasi milik 1,4 Miliar rakyat Tiongkok seperti hak berpendapat, memeluk agama/kepercayaan, mempublikasi, menyelenggarakan pemilu, dan lain sebagainya.

Komentator surat kabar People’s Daily menyebutkan, “Di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat di Tiongkok telah menjaga stabilitas masyarakat dalam jangka waktu panjang, keajaiban ini hanya bisa diciptakan oleh Partai Komunis Tiongkok bagi rakyat Tiongkok…….”

Fakta yang disembunyikan oleh media massa partai adalah: PKT membabi buta berekspansi di seluruh negeri, merusak lingkungan dan ekosistem, menghamburkan semua sumber daya alam yang masih dibutuhkan oleh anak cucu generasi berikutnya, dengan cara memeras pekerja menciptakan “pertumbuhan ekonomi cepat”. PKT menyegel internet, menghabiskan anggaran militer raksasa untuk “stabilisasi”, memperlakukan rakyat dengan tangan besi. Yang dimaksud “stabilitas masyarakat dalam jangka waktu Panjang” adalah penindasan dan teror yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata maupun secara tertulis.

Editorial menyebutkan, jalan sosialisme berkarakter RRT di bawah kekuasaan PKT “sejak dulu telah mendapat dukungan yang luas dan kuat dari seluruh rakyat Tiongkok”, tapi PKT tidak mengizinkan rakyat berbicara bebas di internet, tidak mengizinkan rakyat bebas menerima wawancara media massa, pemerintah tidak pernah berani memberikan suara pemilu bagi rakyat, tidak berani menyerahkan hasil survei aspirasi rakyat yang sebenarnya. Siapa yang bisa percaya pada “dukungan” seperti ini?

PKT sendiri tahu, jika tidak menjeratkan dirinya pada rakyat Tiongkok dengan partainya, maka PKT tidak ada kekuatan bernegosiasi. Maka, walaupun PKT sangat memahami, bahwa rakyat tahu PKT berbohong, PKT tetap harus menyuntikkan “darah ayam” kebohongan, untuk menciptakan rasa percaya diri semu.

Ketakutan Terbesar PKT

Pada 23 Juli lalu, Menlu AS Pompeo ketika berpidato di California mengatakan, “Jika dunia bebas tidak mengubah komunis Tiongkok, maka dipastikan komunis Tiongkok yang akan mengubah kita suatu hari nanti.”

“Mengubah Partai Komunis Tiongkok”, itu berarti membantu rakyat Tiongkok meruntuhkan PKT, serta menyingkirkan pemerintah tirani. Seruan Amerika ini telah mendatangkan ketakutan yang paling besar bagi PKT.

Sepertinya PKT terlihat besar, sulit digoyahkan, sebenarnya di dalam kapal merah itu sendiri sudah tercerai berai, sama sekali tidak ada orang percaya komunisme. Semua anggota partai sebanyak 90 juta orang sudah tidak memiliki kesetiaan terhadap partainya, banyak yang telah mengundurkan diri dari partai, di dalam hatinya telah memisahkan diri dari partai; banyak juga yang telah mempersiapkan diri untuk melarikan diri, tidak mau dikubur bersama partai komunis; selebihnya yang masih berhati nurani sedang mempersiapkan transformasi ke arah demokrasi, bersedia bekerjasama dengan sejumlah tokoh di luar partai dan kekuatan demokrasi Barat.

Hari ini, PKT mengalami mimpi buruk berturut-turut. Krisis PKT ini, bukanlah krisis Tiongkok, bukan pula krisis dunia, justru merupakan peluang dan titik balik manusia menumpas iblis jahat komunis. Saat ini, pemerintah berbagai negara dan masyarakat berada di persimpangan jalan untuk memilih: mengikuti PKT, atau mendukung kebenaran. (et/sud/sun)

0 comments