Tindakan Sang Akselerator, Disengajakah atau Tidak?

Trump sudah membuat pernyataan akan melepas keterkaitan dan merobek kesepakatan, PKT justru mati-matian mendekatkan diri dan berusaha mengambil hati, hadiah besar pun diberikan berupa order produk pertanian dalam jumlah besar, tapi AS sama sekali tidak menggubrisnya.
DR. XIE TIAN

Presiden Donald Trump hari ini (09/09) menulis di Twitter, “Jika Biden menang, maka PKT akan menang. Sesederhana itu. Dan bagi AS ini adalah suatu bencana!” Bagaimana PKT menyikapi pernyataan Trump tersebut? Sepertinya akan sangat frustasi, menyadari sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan, lantaran hubungan dengan Amerika telah rusak total; konflik berkelanjutan antara AS-RRT hingga konflik militer, telah di depan mata. Perpecahan terakhir dan perobekan topeng, dipastikan tidak akan terjadi sebelum pilpres AS, tapi juga tidak akan ditunda terlalu lama, karena kaum oposisi AS telah menyadari, selama tumor ganas PKT belum dimusnahkan, maka AS dan seluruh dunia tidak akan pernah tenang.

Kegiatan kampanye pilpres AS saat ini begitu sengit bergelora, sebaliknya melihat di daratan Tiongkok, situasi pun terus berubah, setiap hari terjadi berita besar. Terutama masyarakat yang terus menerus merasa takjub pada pemimpin PKT yang dijuluki sang “akselerator”, bahkan merasa bahagia luar biasa.Karena kadang masyarakat sangat bimbang dan galau, bertanya-tanya dalam hati, apakah ia mempertahankan partai atau memusnahkan partai? Apakah ia sedang mempercepat kehancuran, atau menyelamatkannya agar tidak musnah? Perkembangan situasi, dan tindakan Zhongnanhai (kompleks perkantoran dan hunian para elite partai pusat di Beijing, Red.), kadang kala membuat orang kebingungan, tidak tahu apakah hasil karya sang akselerator itu disengaja, atau terpaksa dan tidak disengaja? Mengapa demikian?Jika benar mempercepat, mengapa tidak langsung membubarkan saja partai komunis?Jika tidak serius hendak mempercepatnya, mengapa telah mengambil sejumlah tindakan yang mempercepat kehancuran?

Seperti “pemberantasan korupsi” yang sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Setelah pemberantasan korupsi menjatuhkan banyak lalat, menghantam banyak macan kecil maupun menengah dan bahkan beberapa macan besar, masyarakat pun bersorak-sorai menyambutnya, tapi pada saat aksi pemberantasan korupsi mendekati macan terakhir, tiba-tiba saja berhenti. Apakah ini tindakan memutus lengan menyelamatkan nyawa melindungi partai komunis, atau mengungkap aib PKT, yang telah melakukan persiapan terakhir menjelang kehancuran PKT? Membandingkan komentar dalam maupun luar negeri, ada pendapat dari kedua sisi.

Sama halnya permasalahan hubungan dengan India di perbatasan. Jika untuk stabilitas, untuk mempertahankan kekuasaan, di saat sekarang ini bukan waktunya berperang di dua lini, apalagi mencari musuh di sekelilingnya: di sisi timur yakni di barat Samudera Pasifik, RRT berhadapan dengan AL Amerika bahkan AL Jepang yang terus mendesak, di sisi barat yakni di dataran tinggi Tibet, RRT berhadapan dengan serdadu India terutama dari etnis Tibet yang mahir berperang di dataran tinggi dan memberi perlawanan dengan gigih. Jika konflik senjata terjadi di timur, maka di barat batu dan gada pun akan saling menghantam, yang akan mengobarkan perang serempak antara RRT melawan negara terkuat di dunia (AS), dan dengan negara demokrasi terbesar di dunia (India). Mempertimbangkan juga di balik perang sisi barat ada Rusia yang akan meminjam golok orang lain untuk menggoroknya, PKT bakal mengalami akhir yang naas pada kedua lini perang ini.

Selain dua lini perang timur dan barat, di selatan Australia juga tidak tinggal diam, hubungan PKT dengan Australia juga semakin tegang. Beberapa hari lalu dua wartawan Australia buru-buru meninggalkan Tiongkok, pemerintah Australia pun menginvestigasi wartawan RRT yang berada di Australia. Eropa, khususnya Jerman yang selama bertahun-tahun dibina oleh PKT, baru-baru ini juga bermunculan kabar buruk bagi PKT bahwa Jerman sepertinya juga mulai berbelok arah, namun hal ini masih perlu dicermati lebih lanjut.

Lepasnya keterkaitan AS dan dunia dengan PKT juga memperlihatkan dilema sang akselerator, beserta dualisme strateginya. Presiden Trump kembali mengemukakan melepas keterkaitan, mengatakan Amerika “tidak perlu” berbisnis dengan RRT. Berita menyebutkan, AS tengah mempertimbangkan memasukkan SMIC ke dalam daftar pengawasan ekspor, juga mungkin akan menghentikan impor produk kapas dari Xinjiang. Jika PKT benar-benar melepaskan keterkaitan, selain lebih aktif mempersiapkan koperasi, jual dan beli bersama, maka tidak ada salahnya untuk terus bersikap keras, setidaknya masih bisa memperoleh dukungan dalam negeri dari golongan Mao sayap kiri ekstrem; jika tidak ingin melepas keterkaitan, masih akan terus membeli produk pangan AS dan mengambil hati Trump, tidak ada salahnya pula menanggalkan harga dirinya, bersungguh hati dalam menjalankan kesepakatan tahap pertama dengan AS, dalam masalah virus PKT mengakui kesalahannya, dan meminta pengampunan dari dunia. Tapi situasi saat ini adalah, Trump sudah membuat pernyataan akan melepas keterkaitan dan merobek kesepakatan, PKT justru mati-matian mendekatkan diri dan berusaha mengambil hati, hadiah besar pun diberikan (berupa order produk pertanian dalam jumlah besar), tapi AS sama sekali tidak menggubrisnya, bagaimana ini sebaiknya?

Dalam strategi ekonomi terbaru PKT disebutkan menggunakan strategi “sirkulasi ganda”. Maksudnya adalah RRT seharusnya menjadikan konsumsi dalam negeri dan inovasi sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, membangun sirkulasi besar ekonomi dalam negeri; pada saat yang sama mempertahankan pasar dan investor luar negeri, sebagai mesin pendorong pertumbuhan ekonomi yang kedua. Ini adalah strategi konyol seperti dalam buku tentang aturan militer “Catch 22”. Di satu sisi PKT berusaha mewujudkan transformasi ekonomi RRT, meng-upgrade, dan mengganti industri yang usang dengan yang lebih canggih; juga bermimpi ingin menaikkan rasio belanja dan konsumsi dalam negeri dalam aktivitas ekonominya, mengurangi ketergantungan terhadap ekspor dan pembangunan infrastruktur, ini dipastikan akan menjadi kebijakan yang tidak bisa mempercepat ekonomi tapi juga tidak akan dapat diperlambat.

Untuk memperbesar kebutuhan dalam negeri, PKT berusaha melakukan pembagian ulang kekayaan kepada keluarga biasa, untuk mengurangi kesenjangan kaya dan miskin. Tapi di saat yang sama, PKT tidak berani menyentuh keju milik para kelompok berkepentingan, seperti pemberantasan korupsi yang sudah menemui jalan buntu, bahkan harus menjaga kekayaan dan kepentingan 500-1.000 keluarga elite untuk mempertahankan rezim kekuasaannya. Sang akselerator di satu sisi harus melindungi partai, melindungi kepentingan kaum elit, di sisi lain harus menjaga stabilitas masyarakat dan membagikan keuntungan pada rakyat, di jalan kehancuran komunis ini harus melangkah dengan susah payah. Tapi jelas dia masih belum bisa benar-benar mengukuhkan tekad dan mengambil keputusan yang tegas.

Reformasi sistem daftar keluarga (Hukou, red.) di RRT banyak menimbulkan rumor, lalu berulang kali ditekan, ini juga merupakan akibat dari keraguan penguasa antara melakukan reformasi sosial yang sulit dengan mendobrak kepentingan elit politik partai, dengan mempertahankan kepentingan para elite dan melindungi kelompok yang berkepentingan, antara memusnahkan partai komunis dengan melindungi partai komunis.

Baru-baru ini di media sosial RRT muncul pameo politik baru yakni “akselerasionisme” (accelerationism, red.). Kedua kutub di dalam spektrum perpolitikan RRT memiliki penjelasan yang berbeda atas hal ini. Kaum sayap kiri menilai Xi tengah “memimpin RRT mempercepat mengarah menjadi besar, dan mempercepat kebangkitan RRT”; kaum sayap kanan berpendapat Xi tengah memimpin PKT “mempercepat menuju kehancuran dan kejatuhan”. Apa pun persepsinya, sebutan “sang akselerator” bisa digunakan secara dua sisi baik dan buruk, masyarakat dapat menggunakannya secara bebas sesuai kebutuhan. Satu kesamaan antara kedua kubu itu adalah, perubahan pada situasi sekarang ini tengah berlangsung dengan cepat; mengenai apakah percepatan ini menuju kebangkitan, atau percepatan menuju kehancuran, sepenuhnya terserah pandangan masing-masing. Untungnya, situasi dunia ibarat akhir yang tragis yakni telah sampai pada tahap penutupan.

Jika dipikir lebih cermat, masyarakat melihat “konflik konsep” antara melindungi partai dan menghancurkan partai, sebenarnya sedikit pun tidak saling kontradiksi! Tindakan dan kebijakan sang akselerator kelihatannya seperti berniat dan disengaja melindungi partai, atau tindakan yang kelihatannya tak disengaja dan tak bisa menghindar dari kehancuran partai, sebenarnya sama saja, tidak berbeda sama sekali. Tujuan keduanya adalah sama, yakni menumpas iblis jahat itu secara tuntas. Sebutan bagi sang akselerator, sungguh sangat sesuai.

Manusia agung mengatakan, Langit Menumpas PKT. Mengapa dikatakan menumpas PKT, jika manusia memang mampu, mampu mengubah takdir, membuat kehancuran komunis tidak terjadi, mampu melakukan segala daya upaya sehingga membuat partai komunis tidak hancur, maka bukankah berarti takdir telah terbantahkan, dan tidak tepat lagi? Tentu saja bukan demikian! Pengaturan takdir dunia, adalah agar manusia tahu akibat akhirnya, tapi siapa pun yang berusaha mengubahnya, menyelamatkannya, tetap saja tidak akan terwujud, kehancuran komunis akan tetap bergulir sesuai pengaturan, dengan ini baru akan membuktikan takdir itu sendiri, kekuasaan Tuhan, dan prinsip Langit itu tiada batasnya!

Kelihatannya, ini adalah pengaturan takdir yang begitu menakjubkan: membuat orang-orang yang mendukung dan berusaha melindungi partai komunis merasa bahwa upaya mereka tanpa kenal lelah itu dapat mencapai tujuan mereka; membuat orang-orang yang menentang dan berusaha menghancurkan partai komunis juga merasa bahwa berbagai kesalahan tindakan lawannya juga membuat sasaran mereka menjadi terwujud, di jalan penuh harap para penumpas komunis, membuat sang akselerator secara aktif maupun pasif ikut serta, mempercepat bergulirnya proses ini. Dan segala tindakan akselerator entah itu disengaja atau tidak, hasilnya akan sama saja.

Terwujudnya takdir, mungkin sesederhana itu; di bawah suratan takdir yang jelas tak terhindarkan, hanya bisa mengikuti kehendak Langit, dan apa pun pemikiran manusia, apa pun yang dilakukan, tidak akan mengubah apa pun, tidak bisa memperbaiki apa pun. (et/sud/sun)

0 comments