Inti Debat Trump & Biden - Fakta kalahkan debat kusir

 

Capres dari kedua partai Trump dan Biden menggelar debat kedua/terakhir pada 22 Oktober 2020 lalu, sejumlah politisi dan pengamat AS menilai, kasus korupsi keluarga Biden menyangkut keamanan nasional AS dan banyak informasi internal yang masih harus diungkap. Atas dasar ini, Biden tidak layak sebagai presiden.


TIAN YUN

Pada 22 Oktober malam hari, ajang debat terakhir pilpres AS berakhir sudah. Dibandingkan dengan debat pertama, sikap kedua peserta jauh lebih lembut, dan menyinggung lebih banyak masalah yang lebih konkrit. Presiden Trump menitik-beratkan fakta dan data, kokoh tak tergoyahkan, dalam banyak tautan terlihat berada di atas angin. “Kompetisi” ini kemungkinan dapat merefleksikan hasil pemilu mendatang.

Fakta kalahkan debat kusir

1. Masalah rasial


Dalam pembahasan tentang masalah rasial, Presiden Trump menyatakan, selain Presiden Lincoln yang telah membebaskan perbudakan, dirinya adalah presiden AS yang paling baik dalam hal memperlakukan warga kulit hitam di antara semua presiden AS lainnya. Sebagai contoh, pemerintahannya telah menjamin ketersediaan dana bagi HBCU (Historically Black Colleges & Universities), selama masa jabatannya tingkat pengangguran di kalangan warga kulit hitam adalah yang terendah sepanjang sejarah. Di sisi lain,

Trump mengkritik Biden pada masa jabatan bertahun-tahun, tidak hanya tidak membantu masyarakat kulit hitam, sebaliknya telah merancang dan mengeluarkan “Violent Crime Control & Law Enforcement Act” di tahun 1994. Pada waktu itu, Biden adalah ketua Komisi Hukum senat AS, setelah RUU tersebut disetujui DPR, lalu diserahkan kepada Presiden Clinton untuk ditandatangani dan resmi berlaku.

UU tersebut menyebabkan banyak warga kulit hitam ditangkap, salah satu aturan “strikeout” menuntut pelaku kejahatan berat (felony, red.) tiga kali, dijatuhi hukuman sedikitnya 25 tahun, sebagai hukuman seumur hidup yang paling berat. Karena pemahaman setiap jaksa terhadap “kejahatan berat” berbeda, membuat banyak kulit hitam telah dijatuhi hukuman berat karena kejahatan ringan.

Moderator mengatakan, UU tersebut masih berdampak terhadap warga kulit hitam sampai sekarang. Terhadap hal ini, Biden mengatakan, “Itu adalah suatu kesalahan”, tapi Biden menyalahkan Senat AS yang pada waktu itu dikuasai oleh Partai Republik, ia menolak bertanggung jawab atas hal itu. Masyarakat pun bertanya-tanya: satu “kesalahan” yang dilakukan pada 1994, mengapa selama Biden menjabat sebagai wakil presiden sejak 2008 hingga 2016 selama delapan tahun itu tidak dikoreksi?

2. Masalah Tiongkok

Dalam hal keamanan negara, Biden mengatakan jika dirinya terpilih, maka ia akan menuntut PKT menghormati peraturan internasional di berbagai bidang. Ia juga akan memastikan negara yang mengintervensi pilpres AS seperti RRT, Rusia, dan Iran membayar mahal. Trump merespon, selama masa pemerintahannya, PKT telah membayar tarif masuk sebesar miliaran dolar AS kepada Amerika, PKT sedang membayar mahal.

Trump mempertanyakan dari kasus surel Hunter yang diungkap oleh media massa belum lama ini, bahwa Biden menerima uang jutaan dolar AS dari Ukraina dan PKT, ia dan keluarganya “mencari keuntungan” dari luar negeri. Trump menuding, “Anda berhutang sebuah penjelasan terhadap warga Amerika, tadi baru saja ada yang mengadakan konferensi pers, sebaiknya Anda memberikan penjelasan sekarang juga.” Akan tetapi Biden tidak memberikan penjelasan, hanya berulang kali mengatakan “itu tidak benar”, setelah itu ia balik menuding Trump memiliki rekening rahasia di Tiongkok.

Trump mengatakan, dirinya adalah pengusaha, yang mempunyai banyak rekening di berbagai negara, rekening yang dimaksud Biden dibukanya di tahun 2013, pada 2015 telah ditutupnya sebelum dirinya memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Ia menekankan, putra Biden dan PKT melakukan transaksi di masa jabatan Biden sebagai wakil presiden, kondisi kedua hal itu adalah berbeda.

Masalah Tiongkok bagi Biden adalah masalah pelik. Bukti bahwa putranya Hunter dan adiknya James telah memanfaatkan dirinya yang menjabat selaku wakil presiden untuk meraup keuntungan telah terus-menerus diekspos. Seminggu lalu, Twitter dan Facebook terang-terangan memblokir informasi tersebut sehingga memicu kegemparan. Media sayap kiri mengutip pernyataan mantan pejabat intelijen yang mengatakan bahwa ini adalah “berita palsu” yang disebarkan oleh pihak Rusia. Tidak sedikit politikus dan pengamat AS menilai, kasus korupsi keluarga Biden menyangkut keamanan nasional AS, banyak informasi dalam yang harus diungkap. Atas hal ini, maka Biden tidak layak mencalonkan diri sebagai presiden.

Warga pemilih AS seharusnya masih ingat, pada 2 Mei 2019 silam, dalam pidatonya di Iowa, Joe Biden pernah mengatakan: “Betulkah RRT akan menghabiskan makan siang kita? Sudahlah, kawan. Mereka bukan orang jahat. Mereka bukan saingan kita.” Kini, Biden yang sama menyatakan ia akan membuat PKT menaati peraturan internasional dan membayar mahal, berapa banyak orang percaya ia akan mampu melakukannya?

3. Jika terpilih, apa yang akan Anda katakan pada warga pemilih

Pertanyaan moderator yang terakhir adalah: jika Anda terpilih, di hari pelantikan Anda, apa yang akan Anda katakan kepada warga pemilih yang tidak memberikan suaranya kepada Anda? Trump menjawab, sebelum pandemi melanda, masyarakat AS dari berbagai kalangan telah merasakan banyak manfaat, termasuk warga kulit hitam, kaum Hispanik, keturunan Asia, termasuk orang yang berijazah maupun yang tidak berijazah. Saat ini, ia telah memimpin pembangunan kembali perekonomian, kondisi sedang membaik dengan cepat, dalam waktu dekat akan bertambah lapangan kerja sebanyak 1,1 juta orang. Presiden Trump berkata, “Keberhasilan akan menyatukan kita semua, kita sedang melangkah di jalan menuju keberhasilan.” Kemudian, tiba-tiba topik pembicaraannya beralih, ia menekankan setelah Biden terpilih kebijakannya adalah menaikkan pajak setiap orang, menambah peraturan baru, yang akan mengakibatkan resesi ekonomi, “hal itu akan sangat, sangat tragis bagi negara ini.”

Perkataan ini sangat tepat sasaran, sehingga sangat persuasif. Keberhasilan kebijakan ekonomi Trump adalah penyebab utama banyak masyarakat dari berbagai suku dan ras mendukungnya, banyak warga pemilih yang mengatakan, kebijakan AS sekarang harus dipertahankan.

Sebulan lalu pada 25 September, dalam rapat meja bundar “Keturunan Latin Dukung Trump”, seorang yang menghadiri rapat yakni Erika Benfield yang merupakan imigran dari Puerto Rico mengucapkan terima kasihnya kepada Presiden Trump: “Yang Anda telah lakukan lebih banyak daripada yang Anda janjikan.” Menurut penjelasan Benfield, berkat program pinjaman bantuan dari pemerintah bagi perusahaan kecil, di tengah dampak pandemi ini seluruh karyawannya tetap bisa bekerja, termasuk para pelajar magang dari perguruan tinggi setempat. Dan Benfield mengatakan, jika Biden terpilih, semua kebijakan baik ini akan lenyap. Dia berkata, “Saya berharap semua orang memahami pentingnya keberlangsungan ini. Dalam beberapa tahun mendatang, kita harus dapat mempertahankan reformasi pajak dan bantuan bagi perusahaan kecil.”

Arus tengah berubah arah

Kantor berita Xinhua juga telah menutupi rumor Biden, hanya menyebutkan kedua pihak “saling menyerang ‘korup’nya pihak lain, sekaligus menyangkal lawan yang menudingnya korup”. Terakhir, kantor berita Xinhua menyebut Trump “berencana menghadiri pertemuan kampanye di Florida pada 23 dan pada 24 Oktober memberikan suara di negara bagian tersebut”. Tapi tidak mengungkit soal jadwal Biden, terlebih lagi tidak menyinggung soal jajak pendapat.

Media partai PKT menyesuaikan arah, tentunya setelah mendapat otorisasi dari atas, ini mungkin mengisyaratkan bahwa petinggi PKT mau tidak mau harus menerima fakta bahwa Biden akan tersingkir, agar nantinya tidak dipermalukan lagi akibat hasil akhir pemilu.

Walaupun Xi Jinping kembali dengan nada tinggi memperingati Perang Korea, seakan tidak segan-segan berperang dengan AS, tapi unsur mayoritasnya adalah propaganda dalam negeri yakni untuk mengukuhkan kekuasaan pribadinya. Menghadapi Trump, petinggi PKT masih sangat berhati-hati, berusaha menghindari konflik langsung dan memfitnah, dengan sendirinya media partai PKT pun membebek berubah nada.

Sebelum sprint terakhir pilpres, pada 18 Oktober lalu, Presiden Trump menghadiri sebuah kegiatan menggalang dana pribadi di Newport Beach di Orange County, California. Pada hari itu, puluhan ribu warga pemilih berdesakan menyambut barisan kendaraan presiden, mereka mengibarkan bendera bertuliskan “Trump 2020”, dan berteriak “4 tahun lagi”. Seorang wanita warga Orange County mengatakan, “Jika ada sebuah pemilu yang jujur, maka Trump dan Partai Republik akan menang di California.”

Di California yang condong ke “biru (Partai Demokrat)”, pemandangan ini sungguh mengejutkan. Fakta telah membuktikan, semakin lama semakin banyak warga yang lelah dan telah mengenali kemunafikan serta dampak pengrusakan oleh kaum sayap kiri, mereka tidak lagi diam, melainkan maju dan menyuarakan pendapatnya. Seorang wanita kulit hitam yang mendukung Trump di media sosial mengatakan, “Ini (pilpres) tidak mengenai warna kulit, ini adalah kekompakan dan kebebasan. Amerika harus kembali ke wujud asalnya.”

Presiden Trump menyatakan, pilpres kali ini adalah pemilu yang paling penting dalam sejarah Amerika. Banyak orang merasakan hal yang sama. Ini karena pandemi, kerusuhan di AS, pemberitaan media massa kiri yang tidak adil, konflik ASRRT yang menyatakan satu hal: Amerika sedang berada di persimpangan jalan, ideologi sosialisme dan komunisme serta penyusupan dan penetrasi PKT terhadap masyarakat AS telah menimbulkan dampak serius yang telah terlihat di banyak aspek. Saat ini, Amerika membutuhkan seorang pemimpin yang kuat yang akan melindungi nilai-nilai tradisi, melindungi dasar pendirian negara Amerika. Pemerintahan Trump selama hampir empat tahun ini telah memimpin Amerika kembali ke jalan yang benar, dan telah membentuk aliansi internasional melawan komunisme, jalan ini harus terus dilanjutkan. (et/sud/sun)

0 comments