Media Arus Utama dan Perusahaan Big Tech Berkolusi Secara Terbuka untuk Gagalkan Trump dalam Pilpres 2020



Pada 23 November, Tucker Carlson, penyiar berita terkenal dari Fox News dalam acaranya di TV mengatakan bahwa media arus utama dan perusahaan teknologi besar secara terbuka berkolusi untuk menggagalkan Trump dari pemilu 2020, dan mendorong Joe Biden menjadi presiden AS. (Chip Somodevilla / Getty Images)

"Tidak seorang pun yang jujur mengatakan pilpres 2020 itu adil"

XU JIAN

Pada hari Senin 23 November 2020 malam, penyiar berita terkenal dari Fox News AS, Tucker Carlson dalam acaranya di TV mengatakan bahwa, media arus utama dan perusahaan teknologi besar secara terbuka berkolusi untuk menggagalkan Trump dari pemilu 2020, dan mendorong Joe Biden menjadi presiden AS. Ia mengatakan bahwa siapapun dengan mata yang tajam dapat melihat hal ini.

“Sistem pemungutan suara elektronik tidak aman”

Penyiar berita terkenal dari Fox News AS, Tucker Carlson dalam pembukaan acaranya di TV mengatakan bahwa sistem pemungutan suara elektronik tidak dapat diandalkan, dirinya lebih menganjurkan penghitungan suara dengan cara manual.

Penyiar itu mengatakan: “Dalam beberapa hari terakhir, Anda tentu mendengar banyak persoalan tentang keamanan mesin pemungutan suara elektronik, ini adalah masalah yang nyata”.

Dalam siarannya Carlson menyebutkan, pemungutan suara elektronik tidak akan pernah seaman penghitungan suara secara tradisional atau pemungutan suara manual. Para pemilih dapat melihat hal ini karena (ketidakamanan) sangat jelas dan membuat mereka gugup. Selain itu disampaikan bahwa Orang yang mengatakan bahwa kita tidak perlu ragu dengan mesin pemungutan suara elektronik, yakni orang-orang yang mengklaim tidak akan terjadi penyadapan terhadap pembicaraan telepon, Mereka semua itu pembohong. Dan kita semua mengerti”.

Carlson mengatakan bahwa negara-negara lain berusaha menghindari pemungutan suara elektronik, karena mereka tahu bahwa itu akan merusak kepercayaan rakyat terhadap demokrasi, tidak memiliki nilai keadilan. “Jika tidak ada orang yang mempercayai hasil pemungutan suara, maka sistem (pemilihan) ini tidak ada gunanya”.

Selanjutnya, tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penyelidikan, kita harus mencari tahu situasi sebenarnya dari pemilihan presiden tahun ini.

Carlson menyampaikan “Begitu kita mendapat jawaban dari penyelidikan, kita harus segera kembali ke sistem pemungutan suara tradisional (manual). Sebuah sistem manual yang telah melayani sistem demokrasi kita selama ratusan tahun”.

Partai Demokrat secara terang-terangan menipu, media arus utama dan raksasa teknologi adalah anteknya

Secara blak-blakan Tucker Carlson mengatakan bahwa pemilihan presiden 2020 tidak adil, “Tidak seorang pun yang jujur ​​mengatakan pilpres 2020 itu adil”.

“Sistem pemilu ini telah dimanipulasi sedemikian rupa dari berbagai tingkatan hanya bertujuan untuk mengalahkan seorang kandidat (Trump) dan membantu kandidat lain (Joe Biden) untuk mencapai puncak jabatan”.

Dia lalu mengatakan: “Dan ini tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi, melainkan “di siang hari bolong”. Kita semua dapat melihatnya dengan jelas”.

Carlson menunjukkan bahwa media arus utama secara terbuka berkolusi dengan Partai Demokrat. Misalnya, Joe Biden dan Kamala Harris menolak untuk memberitahu kepada publik mengenai arah kebijakan yang akan mereka ambil. “Ini tidak pernah terjadi dalam pemilihan presiden mana pun dalam sejarah Amerika Serikat, tetapi media mengizinkan mereka melakukannya”.

Carlson juga mengatakan bahwa, sejak musim semi tahun ini, Partai Demokrat telah menggunakan epidemi untuk menyerang masyarakat yang mendukung Trump, tetapi mereka telah menutup mata terhadap tindak kerusuhan yang dilakukan oleh para radikal, preman, kelompok BLM (Black Lives Matter), Antifa, dan lainnya. Carlson juga menyebutkan: ”Mereka bahkan menyatakan hal ini dengan nada tinggi.”

Tetapi, yang paling penting adalah Demokrat menggunakan kekuatan raksasa teknologi untuk menipu, karena hampir semua berita dan informasi di dunia berbahasa Inggris tersebar melalui Google, dan sebagian besar debat politik dilakukan di Facebook dan Twitter, sehingga raksasa teknologi ini mengatasnamakan tindak “penyensoran” untuk membantu Joe Biden.

“Jika Anda menggunakan teknologi untuk menyensor apa yang orang perbincangkan secara online, anda pada akhirnya akan mampu mengontrol cara orang memilih, dan itulah yang mereka (raksasa teknologi) lakukan”.

Terakhir Carlson mengatakan: “Kita semua melihat dengan mata telanjang kita bahwa pemilihan kali ini dipermainkan mereka dan tidak ada orang yang berbuat sesuatu”. (et/sin/asr)

0 comments