Polisi AS : Orang yang Ditembak di Dalam Gedung Capitol Tewas

Polisi dengan senjata berjaga-jaga ketika pengunjuk rasa mencoba masuk ke Ruang DPR di Capitol AS di Washington pada 6 Januari 2021. (J. Scott Applewhite / AP Photo)

ZACHARY STIEBER

Departemen Kepolisian Metropolitan Washington mengatakan wanita yang ditembak di dalam Gedung Capitol Amerika Serikat pada Rabu 6 Januari 2021 telah meninggal dunia.

Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada outlet berita bahwa wanita itu telah meninggal dunia, tetapi menolak berikan rincian lebih lanjut mengenai identitas wanita tersebut atau apa yang terjadi.

Polisi Capitol Amerika Serikat tidak menjawab permintaan informasi.

Berbicara kepada para wartawan dalam konferensi pers pada hari sebelumnya, Kepala Kepolisian Washington D.C. Robert Contee III memastikan satu orang ditembak tetapi mengatakan rincian lainnya tidak segera tersedia.

“Insiden itu sedang diselidiki dan kami tidak punya hal lain untuk disediakan saat ini,” kata Walikota Washington Muriel Bowser, seorang anggota Partai Demokrat, menambahkan.

Rekaman video menunjukkan tembakan-tembakan ditembakkan setelah para pengunjuk rasa memasuki Gedung Capitol pada hari Rabu sore 6 Januari 2021, yang mengganggu sebuah sesi gabungan Kongres. Dalam satu klip, sebuah tembakan terdengar saat seorang wanita naik ke dalam Lobi DPR AS. Video lain menunjukkan setelah penembakan tersebut.
Petugas penegak hukum mengarahkan senjata mereka ke sebuah pintu yang dirusak di Ruang Dewan selama sidang gabungan Kongres pada 6 Januari 2021 di Washington, DC. (Foto oleh Drew Angerer / Getty Images)


“Kami telah menyerbu ke dalam DPR Amerika Serikat, dan ada seorang wanita muda yang bergegas melalui jendela-jendela. Sejumlah polisi dan Dinas Rahasia Amerika Serikat berkata ‘kembali, turun, minggir,” kata seorang saksi mengatakan kepada WUSA.

“Wanita tersebut tidak mengindahkan seruan itu dan saat kami berlari untuk menarik orang-orang, dan menarik mereka kembali, mereka menembak leher wanita tersebut,” tambahnya.


Para petugas polisi bergegas mengenakan perlengkapan anti huru-hara dan mengawal orang-orang lainnya yang merupakan bagian kelompok yang keluar dari gedung tersebut, kata pria saksi mata itu. Ia berdiri di luar Gedung Capitol selama wawancara.

Kerumunan besar berkumpul di luar Gedung Capitol saat Senat maupun DPR Amerika Serikat bersidang untuk menghitung suara elektoral. Sebuah keberatan awal terhadap pemungutan suara di Arizona memicu debat selama dua jam, yang akan diikuti dengan pemungutan suara.
Orang-orang berlindung di galeri House saat pengunjuk rasa mencoba masuk ke House Chamber di U.S. Capitol di Washington pada 6 Januari 2021. (Andrew Harnik / AP Photo)


Lebih dari 100 legislator Partai Republik berencana mengajukan keberatan atas suara dari setidaknya enam negara bagian, menuduh adanya penyimpangan-penyimpangan, dalam beberapa kasus terjadi kecurangan.

Kecuali jika keberatan ditegakkan — dianggap tidak mungkin dalam menghadapi persatuan oposisi Partai Demokratik, di mana beberapa pendukung Partai Republik berdampingan dengan mereka — calon presiden Partai Demokrat, Joe Biden, diharapkan disahkan sebagai pemenang mengalahkan Presiden Donald Trump.

Namun sidang tersebut, diperkirakan sudah berlarut-larut hingga hari Rabu malam atau bahkan hingga hari Kamis, terhenti saat para pengunjuk rasa menyerbu Gedung Capitol.

Polisi terlihat menangkap sejumlah orang, tetapi tampaknya sebagian besar bebas berkeliaran di koridor-koridor dan area lainnya, hingga bala bantuan tiba.

Foto-foto dari dalam DPR Amerika Serikat menunjukkan petugas dengan senjata yang siap ditembakkan. Foto-foto lain menunjukkan sekitar 30 pengunjuk rasa di dalam Senat Amerika Serikat, di mana beberapa orang memegang bendera Amrika Serikat yang besar dan beberapa orang lainnya mengenakan spanduk “Make America Great Again.”

Beberapa petugas polisi terluka selama kekacauan tersebut, kata Robert Contee III.

Donald Trump dan para pemimpin Kongres mendesak orang-orang untuk keluar dari gedung tersebut dan kembali ke rumah. (et/vv/sun)

0 comments