Setelah Mantan Direktur CDC AS Bicara Soal Virus Akibat Kebocoran dari Lab, Ia Menerima Ancaman Pembunuhan

Mantan Direktur CDC AS Robert Redfield menyampaikan pidato tentang langkah-langkah respons terhadap Coronavirus 2019 (2019-nCoV) pada konferensi pers pada 28 Januari 2020. (Samuel Corum/Getty Images)

XU JIAN

Saat wawancara dengan majalah Vanity Fair, Robert Redfield, mantan kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa pada bulan Maret tahun ini, dia menyampaikan pandangan pribadinya tentang asal usul virus di CNN.

Dia percaya bahwa virus Komunis Tiongkok (coronavirus) berasal dari laboratorium Wuhan. Sebagai pakar virologi, ia juga menjelaskan mengapa ia percaya bahwa penyebaran virus dari hewan ke manusia tidak masuk akal.

Akibatnya, ia menerima sejumlah besar “ancaman pembunuhan” dari “ilmuwan luar biasa”, “mengisi kotak masuk emailnya.”

Beberapa ancaman pembunuhan terhadapnya adalah dari mantan teman-temannya.

Redfield berkata: “Hanya karena saya mengajukan hipotesis lain, saya diancam dan ditolak. Saya berpikir itu akan berasal dari politisi (untuk menyerang saya). Saya tidak menyangka ini datang dari para ilmuwan.”

Redfield secara terbuka mengangkat kemungkinan kebocoran laboratorium, Dia berkata, “Tidak jarang pekerja laboratorium terinfeksi oleh patogen pernapasan di laboratorium.”

Soal klaim Komunis Tiongkok bahwa virus tersebut pertama kali muncul di Pasar Grosir Makanan Laut di Wuhan pada Desember 2019, Redfield mempertanyakan klaim tersebut. Ia berbicara soal virus tersebut ditularkan dari hewan ke manusia dan dapat menyebar dari orang ke orang. Jika kemudian berlangsung begitu cepat, maka itu tidak masuk akal dalam biologi.

Dia juga mengatakan bahwa, biasanya ketika virus menyebar dari hewan ke manusia, maka “perlu beberapa saat untuk mengetahui bagaimana menjadi lebih efektif dalam penularan dari manusia ke manusia.”

Redfield menyatakan, tidak percaya dikarenakan dari kelelawar menyebar ke manusia. Bahkan, ketika virus itu ditularkan ke manusia, maka menjadi salah satu virus paling menular dari manusia ke manusia yang diketahui.

Redfield mengatakan, virus itu kemungkinan besar keluar dari laboratorium di Wuhan. Dia percaya bahwa epidemi mulai merebak secara lokal di Wuhan pada September 2019 atau Oktober 2019, beberapa bulan lebih awal dari timeline resmi yang diumumkan oleh Komunis Tiongkok.

“Vanity Fair” melaporkan bahwa pada awal Januari 2020, Redfield menerima “berita yang mengganggu” dari Gao Fu, direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Komunis Tiongkok.

Gao memberitahukan kepadanya bahwa ada pasien (dengan penyakit pernapasan) di Wuhan. Redfield segera menyarankan untuk mengirim tim ahli untuk menyelidiki, karena dia selalu meragukan Institut Virologi Wuhan. Jika tim ahli menemukan antibodi dalam sampel darah pasien, maka itu akan menjadi bukti yang meyakinkan. Namun demikian, Komunis Tiongkok menolak usulan Redfield.

Beberapa bulan setelah media arus utama di Amerika Serikat menganggap “kebocoran laboratorium” sebagai teori konspirasi, pemerintahan Biden kini telah bergabung dengan upaya global untuk melacak sumber epidemi virus Komunis Tiongkok.

Richard Dearlove, mantan kepala badan intelijen MI6 Inggris, mengatakan kepada Daily Telegraph pada minggu ini bahwa, sekarang sulit untuk membuktikan bahwa virus Covid-19 berasal dari laboratorium Wuhan. Ia percaya bahwa semua bukti telah dihancurkan oleh pejabat Komunis Tiongkok.

Dearlove mengatakan bahwa Barat terlalu naif dalam mempercayai Komunis Tiongkok. Dia percaya bahwa Komunis Tiongkok telah menyusup ke lembaga dan jurnal ilmiah di Inggris dan di tempat lain. Sehingga ketika para ilmuwan yang ingin mengungkapkan fakta sebenarnya, mungkin diintimidasi. Dia percaya komunitas akademik “menutup perdebatan tentang asal usul virus,” dan fenomena abnormal ini adalah semacam “intimidasi akademik.” (ET/hui/sun)

0 comments