Trump–Putin Bertemu di Alaska: Pertemuan Dua Menit yang Bisa Menentukan Akhir atau Babak Baru Perang Ukraina
Dunia tengah menyoroti rencana pertemuan bersejarah antara Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang dijadwalkan berlangsung Jumat, 15 Agustus 2025 di Anchorage, Alaska. Pertemuan ini dianggap sebagai salah satu momen paling penting dalam konflik Rusia–Ukraina, yang bisa menjadi awal perdamaian atau memicu babak baru eskalasi.
Trump Sebut Hanya Butuh Dua Menit untuk Nilai Putin
Dalam konferensi pers di Gedung Putih (12/8), Trump menggambarkan pertemuan ini sebagai “probe meeting” atau pertemuan penjajakan. Ia menegaskan hanya memerlukan dua menit untuk menentukan apakah Putin sungguh-sungguh berniat mengakhiri perang.
“Saya akan berbicara dengan Putin dan mengatakan kepadanya: kamu harus mengakhiri perang ini,” tegas Trump di hadapan media.
Meskipun menuai kritik karena tidak langsung melibatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Trump mengisyaratkan kemungkinan mempertemukan Putin dan Zelenskyy di kemudian hari, dengan dirinya sebagai mediator.
Strategi Bertahap untuk Kurangi Tegangan
Pengamat menilai Trump memilih pendekatan negosiasi bertahap untuk mengurangi risiko kegagalan.
Pertemuan terpisah diyakini dapat memberi ruang memahami batas toleransi masing-masing pihak sebelum mempertemukan mereka secara langsung.
Zelenskyy Tegaskan Ukraina Harus Ikut Serta
Zelenskyy menegaskan, pertemuan Trump–Putin mungkin penting bagi hubungan bilateral, namun tidak ada keputusan yang sah terkait Ukraina tanpa partisipasi Kyiv.
Ia juga memperingatkan bahwa Putin dapat menggunakan pertemuan Alaska untuk mengulur waktu sambil mempersiapkan serangan musim gugur.
Agenda Diplomasi Sebelum Alaska
Trump akan bertemu Zelenskyy dan para pemimpin Eropa pada 13 Agustus 2025, dengan agenda meliputi:
- Konferensi video bersama pemimpin Eropa, Zelenskyy, dan NATO.
- Pertemuan virtual Trump, JD Vance, Zelenskyy, dan Uni Eropa.
- Forum “Aliansi Sukarela” pendukung Ukraina.
Langkah ini diyakini untuk membangun posisi tawar yang kuat sebelum pertemuan dengan Putin.
Bocoran Proposal Gencatan Senjata dari Putin
Berdasarkan sumber dekat Kremlin, isi proposal Putin antara lain:
- Ukraina menarik pasukan dari Donbas (Luhansk & Donetsk).
- Rusia menarik pasukan dari beberapa wilayah, namun mempertahankan garis depan tertentu.
- Ukraina berjanji tidak bergabung dengan NATO dan menjalani demiliterisasi.
- Gencatan senjata hanya disepakati antara AS dan Rusia, tanpa Ukraina maupun Uni Eropa.
Zelenskyy menolak tegas proposal ini karena dinilai berisiko membuka jalan bagi invasi berikutnya.
Kondisi Terkini di Medan Perang
Data intelijen independen per 11 Agustus 2025 mencatat:
- Kerugian Rusia: 22.486 unit kendaraan tempur hancur (termasuk 13.000+ kendaraan lapis baja dan 4.000+ tank).
- Kerugian Ukraina: 9.542 unit (termasuk 4.800+ kendaraan lapis baja dan 1.200+ tank).
Kerugian Rusia diyakini lebih besar karena posisinya sebagai pihak penyerang.
Tekanan Geopolitik Tambahan
Rusia juga meningkatkan ketegangan dengan Moldova, Azerbaijan, dan tiga negara Baltik.
- Moldova membentuk Segitiga Odessa bersama Ukraina dan Rumania.
- Azerbaijan menjadi mitra strategis AS di jalur pipa energi.
- Negara Baltik mengontrol koridor vital suplai energi Rusia.
Taruhan Besar di Anchorage
Putin masih menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, namun menghadapi garis depan panjang dan tekanan ekonomi.
Trump, di sisi lain, dinilai sebagai satu-satunya tokoh Barat yang mampu berbicara langsung dengan Putin untuk menekan gencatan senjata.
Pertemuan Alaska ini menjadi taruhan besar geopolitik 2025—membuka peluang perdamaian atau memicu babak baru konflik.
#TrumpPutin #AlaskaSummit #PerangUkraina #DonaldTrump #VladimirPutin #Zelenskyy #GencatanSenjata #RusiaUkraina #NegosiasiDamai #Geopolitik2025 #BeritaInternasional #PerangDunia3 #AnchorageMeeting
0 comments