Di Tengah Ketegangan AS–Tiongkok, Mahasiswa Tiongkok Jadi “Sandwich”

 


Ketegangan hubungan AS–Tiongkok membuat mahasiswa asal Tiongkok di Amerika Serikat terjebak dilema. Mereka menghadapi diskriminasi, pembatasan visa, hingga kecurigaan sebagai agen PKT, baik di AS maupun saat pulang ke tanah air.


AS Perketat Pengawasan Mahasiswa Tiongkok

Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan Tiongkok semakin memanas. Salah satu dampaknya dirasakan oleh mahasiswa Tiongkok di AS. Pada Agustus lalu, seorang mahasiswa penerima beasiswa penuh di University of Houston ditahan selama 10 jam di bandara, kemudian dideportasi serta dilarang masuk AS selama lima tahun.

Fokus pemeriksaan aparat imigrasi adalah hubungannya dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Tak lama berselang, Departemen Pendidikan AS mengeluarkan pedoman baru kepada universitas-universitas, memperingatkan tentang potensi ancaman dari infiltrasi PKT.


“Sandwich” di Tengah Konflik Politik

Alex Wu, mahasiswa asal Tiongkok di sebuah universitas California, menceritakan pengalaman teman-temannya yang diperiksa imigrasi berjam-jam ketika masuk kembali ke AS. Sementara itu, mahasiswa community college bernama Geng Lu mengaku suasana kampus kini penuh kehati-hatian ketika membicarakan isu Tiongkok.

Sebuah laporan Migration Policy Institute (MPI) yang mensurvei 1.300 mahasiswa Tiongkok menemukan mayoritas merasakan diskriminasi. Meski demikian, 48% mahasiswi dan 40% mahasiswa pria masih berharap bisa tetap tinggal di AS.


Pulang ke Tiongkok Juga Tak Aman

Jika dulu lulusan luar negeri dianggap bergengsi, kini justru berbalik. Banyak mahasiswa yang pulang ke Tiongkok dicurigai tidak cukup loyal secara politik. Beberapa bahkan pernah diperiksa polisi karena dicurigai sebagai mata-mata, hingga ponselnya dicek untuk aplikasi asing seperti Twitter atau Telegram.

Selain itu, sejak 2024, beberapa provinsi Tiongkok mengubah aturan seleksi PNS dengan membatasi lulusan luar negeri. Ketua Gree Electric, Dong Mingzhu, bahkan sempat menimbulkan kontroversi dengan pernyataannya:

“Saya tidak akan memakai orang yang pulang dari luar negeri, karena di antara mereka ada mata-mata. Saya tidak tahu siapa yang iya dan siapa yang bukan.”


AS dan PKT: Mahasiswa Jadi Korban Politik

Senator AS, Marco Rubio mengumumkan rencana pencabutan massal visa mahasiswa Tiongkok, khususnya mereka yang terkait PKT atau menekuni bidang sensitif.

Profesor Ye Yaoyuan dari University of St. Thomas menilai mahasiswa Tiongkok terjebak dalam konflik struktural AS–Tiongkok:

“Mereka jadi ‘sandwich’ karena persaingan kedua negara tak bisa dihindari. Faktanya, mereka juga korban PKT.”

Sementara Profesor Xie Tian dari University of South Carolina menekankan bahwa kebijakan AS tidak menargetkan rakyat Tiongkok, melainkan rezim PKT. Ia bahkan menyarankan mahasiswa Tiongkok di AS mundur dari organisasi PKT untuk membuktikan diri sebagai mahasiswa murni, bukan agen politik.


Kesimpulan

Mahasiswa Tiongkok di Amerika kini berada dalam posisi sulit. Di satu sisi mereka dicurigai di AS, di sisi lain mereka juga tidak aman jika kembali ke negaranya. Kondisi ini menunjukkan bahwa konflik geopolitik antara AS dan Tiongkok semakin berdampak langsung pada kehidupan individu, terutama generasi muda pencari ilmu.


#ASChina #MahasiswaTiongkok #HubunganASChina #PKT #Geopolitik #VisaMahasiswa #DiskriminasiMahasiswa #PendidikanAS #BeritaInternasional #BeritaTiongkok

0 comments