ZHANG QIAN: Si Perintis Jalan Sutra


Zhang Qian, dihormati sebagai pelopor diplomasi dan perdagangan yang membuka Tiongkok ke dunia internasional, dan membuka jalan bagi perkembangan pertukaran budaya dan ekonomi Timur – Barat melalui dua misi ke wilayah barat Tiongkok selama Dinasti Han (206 SM- 220 Masehi).

Rute yang dia tetapkan melalui Wilayah Barat atau Xiyu, yang meliputi daerah Xinjiang saat ini dan sebagian wilayah Asia Tengah, kelak dikenal sebagai Jalur Sutera.

Sejak berdirinya Dinasti Han, suku nomaden Xiong Nu (berabad-abad kemudian mereka disebut sebagai Hun), menjadi musuh yang paling mengancam dari utara dan barat Tiongkok.

Kaisar Wu dari Dinasti Han, yang dikenal sebagai Han Wudi, meninggalkan kebijakan luar negeri yang bersifat defensif (bertahan) dari kakek dan ayah-nya, Kaisar Wen dan Jing, dan segera meluncurkan serangkaian serangan terhadap Suku Xiongnu.

Ada sekelompok suku di Kawasan Barat yang disebut Da Yuezhi, atau “Yuezhi Besar”. Raja mereka telah dibunuh oleh Xiong Nu, dan mereka berniat untuk membalas dendam.

Melihat kesempatan ini, Kaisar Wu mengirim utusan ke Da Yuezhi untuk mencari aliansi militer dengan mereka melawan Xiong Nu.

Namun, untuk mencapai Da Yuezhi, mereka harus melewati wilayahnya Xiong Nu. Zhang Qian, seorang perwira militer Dinasti Han, secara sukarela dan terpilih menjadi utusan kekaisaran yang akan menempuh perjalanan panjang dan berbahaya untuk menyelesaikan misi ini.

Perjalanan Epik

Sekitar tahun 139 SM, dalam misi diplomatik pertamanya, Zhang Qian memimpin sekitar 100 delegasi ke Barat, termasuk seorang pemandu Xiong Nu.

Namun sayangnya, semua ditangkap oleh Xiong Nu sebelum mereka bisa menyelesaikan perjalanannya.

Zhang Qian ditahan selama bertahun-tahun, kemudian ia mengambil istri dari Suku Xiong Nu. Meski begitu, tekadnya untuk menyelesaikan misinya tak pernah padam. Ia menyembunyikan perasaannya sebenarnya dan tidak pernah menyerah mencari kesempatan untuk melarikan diri.

Setelah 10 tahun, ia berhasil melarikan diri dengan panduan Suku Xiong Nu. Mereka mengatasi banyak kesulitan sampai akhirnya berhasil mencapai Suku Da Yuezhi. Namun, saat itu situasi politik telah berubah, dan raja baru Da Yuezhi tidak berniat menyerang Xiong Nu lagi.

Meskipun misi utamanya tidak terpenuhi, Zhang belajar banyak melalui perjalanannya. Sebelum ia kembali ke Tiongkok, ia menghabiskan lebih dari satu tahun perjalanan melintasi suku-suku berbeda yang telah menetap di daerah Barat yang luas. Dia tidak hanya mendokumentasikan kehidupan dan budaya mereka, tetapi juga memperkenalkan budaya Tiongkok untuk suku-suku tersebut.

Dalam perjalanan kembali ke Tiongkok, Zhang Qian sekali lagi ditangkap oleh Xiong Nu. Namun, karena Xiong Nu terkesan dengan keberanian dan tekadnya, maka membiarkan dia tetap hidup.

Setahun kemudian, terjadi kerusuhan di Xiong Nu, lalu Zhang berhasil melarikan diri lagi, kali ini dengan istri dan anaknya. Zhang pulang kembali ke Chang’an, ibukota Kekaisaran Tiongkok saat itu.

Selama 13 tahun jauh dari tanah airnya, Zhang mampu mengumpulkan sejumlah besar informasi yang kaya mengenai suku-suku dan bangsa-bangsa di Wilayah Barat.

Setelah mendengar laporan Zhang Qian tentang perjalanannya, akhirnya Kaisar Wu terinspirasi untuk mengalahkan Xiong Nu dan memperluas wilayah Tiongkok.

Pada 119 SM, Kaisar Wu mengutus Zhang Qian untuk andil dalam misi keduanya ke Barat dengan harapan dapat membentuk aliansi melawan Xiong Nu dengan suku nomaden lain, bernama Wusun. Suku Wusun tinggal di lembah utara bernama Tarim Basin, wilayah Xinjiang saat ini, Tiongkok barat laut.

Meskipun misinya untuk membentuk aliansi militer itu tidak berhasil lagi, Zhang Qian mengutus asistennya untuk mengunjungi negara-negara lain di daerah itu dan berhasil mendirikan serta memelihara hubungan diplomatik yang baik dengan banyak negara di kawasan Asia Tengah.

Dua perjalanan epik Zhang Qian untuk Wilayah Barat yang meliputi banyak negara di Asia Tengah dan Asia Barat (Timur Tengah), termasuk Ferghana (Uzbekistan timur), Sogdiana (Uzbekistan), Baktria (Afganistan) dan India.

Alfalfa (tanaman pakan ternak), kenari, buah delima, dan kuda jenis keturunan unggul merupakan segelintir contoh barang yang diperkenalkan ke Tiongkok. Sementara itu, Asia Tengah dan Asia Barat mulai datang mengunjungi untuk mempelajari lebih banyak mengenai budaya dan produk, terutama sutera Tiongkok.

Zhang Qian dihormati sebagai perintis Jalan Sutra kuno, dan berperan dalam mempromosikan hubungan diplomatik, hubungan dagang, dan pertukaran budaya antara Tiongkok dengan negara-negara di Asia Tengah dan Asia Barat. (David Wu/Epoch Times/ajg)

0 comments