Mengenang Kembali Aksi Damai Terbesar dalam Sejarah Tiongkok, “Peristiwa Zhongnanhai 25 April 1999”

Permohonan damai 25 April 1999 di Beijing | minghui.org

25 April 1999 adalah hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Tionghoa. Seluruh dunia sangat tersentuh dengan peristiwa tersebut yang dikenal dengan “Peristiwa Zhongnanhai,” aksi permohonan damai terbesar dalam sejarah Tiongkok. Para pengikut spiritual Falun Dafa atau yang disebut juga Falun Gong di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia (Bali, Jakarta dan Surabaya), secara serentak mengadakan kegiatan peringatan peristiwa tersebut. Mengapa itu merupakan hari yang bersejarah dan penting? 

Kegiatan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa, di seberang Kedubes Tiongkok di Surabaya (20/4) | Foto: Minglian

Kegiatan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan penganiayaan PKT terhadap Falun Dafa, di seberang Kedubes Tiongkok di Jakarta (20/4) | Foto: Akwang

Minggu, 28 April 2019 ratusan pengikut spiritual Falun Dafa di Bali mengadakan peringatan mengenang kembali aksi damai terbesar dalam sejarah Tiongkok, "Peristiwa Zhongnanhai 25 April 1999" | Foto: Diantha

Sejarah Singkat Peristiwa Zhongnanhai
Lebih dari 10.000 praktisi Falun Gong secara sukarela pergi ke Beijing untuk mengajukan petisi damai di Kantor Pengaduan Dewan Negara pada 25 April 1999. Hal ini menyebabkan kegemparan di dalam dan di luar Tiongkok, dan dikenal sebagai permohonan paling besar, damai dan rasional dalam sejarah Tiongkok.

Sejak Falun Gong pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada 1992, prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar dan efek luar biasa dalam menyembuhkan penyakit dengan cepat dikenal di seluruh Tiongkok, bermanfaat bagi banyak orang. Namun hal ini juga menarik perhatian dari oportunis politik individu diantara pejabat tinggi PKT.

Pada 1996, Harian Guangming menerbitkan artikel yang mengkritik buku-buku Falun Gong, Zhuan Falun dan Falun Gong, yang merupakan salah satu diantara sepuluh buku terlaris saat itu, dimana harian tersebut menganggapnya sebagai “Ilmu Pengetahuan Palsu.”

Pada 1997, sekretaris Komite Politik dan Kehakiman Pusat, Luo Gan memerintahkan Kementrian Keamanan Umum untuk mengadakan suatu penyelidikan secara nasional, sebagai usaha untuk menemukan “bukti” untuk melarang Falun Gong. Laporan-laporan dari departemen kepolisian seluruh negeri tidak menemukan masalah. Namun kakak ipar Luo, He Zuoxiu terus-menerus menerbitkan artikel-artikel tuduhan palsu dan memfitnah Falun Gong.

He Zuoxiu menerbitkan sebuh artikel yang berjudul “Saya menentang anak-anak muda berlatih Falun Gong” dalam Jurnal Institut Pendidikan Tianjin pada 11 April 1999. Artikel itu menggunakan dasar dan cara-cara yang tidak tahu malu untuk menyerang Falun Gong dengan cerita-cerita palsu, fitnahan dan tuduhan palsu, serta memfitnah Falun Gong dan pendirinya. Para praktisi di Tianjin pergi ke kantor editor jurnal untuk mengklarifikasi fakta. Para petugas Kantor Polisi Tianjin mengerahkan pasukan anti huru hara, memukul dan menangkap 45 praktisi. Para pejabat kepolisian dan Kotamadya Tianjin memberitahu praktisi, ”Kami tidak bertanggung jawab atas masalah ini. Pergi ke Beijing, Kementerian Keamanan Umum telah mengetahuinya.”

Mulai dari malam 24 sampai 25 April, para praktisi dari seluruh negeri yang mengetahui insiden ini pergi ke Kantor Pengaduan Dewan Negara di Beijing, secara damai melaporkan dan mengklarifikasi fakta kepada pemerintah dengan itikad baik.

Gerakan yang tidak terorganisir, pemandangan lebih dari 10.000 praktisi memohon adalah tenang, penuh kedamaian dan rasional. Petugas polisi tidak perlu mengatur ketertiban tetapi berdiri di samping sambil ngobrol.

Permohonan mereka cukup sederhana: bebaskan praktisi yang ditahan, dan biarkan Falun Gong bebas dilatih di Tiongkok.

Kemudian Perdana Menteri Zhu Rongji menerima tiga perwakilan dari Falun Gong. Mereka meminta pembebasan para praktisi yang ditangkap di Tianjin. Mereka juga meminta ijin untuk penerbitan buku Zhuan Falun secara terbuka.

Dengan berbagai negosiasi akhirnya pada jam 9 malam 45 praktisi yang ditangkap di Tianjin dibebaskan. Semua praktisi bubar dengan tenang. Selama proses tersebut, tidak ada seorang pun yang meneriakkan slogan atau membentangkan poster. Ketika mereka pergi, tidak ada satu pun sampah yang tertinggal di tanah.

Perdana Menteri Zhu Rongji menegaskan mengenai kebijakan bahwa pemerintah tidak akan campur tangan dalam segala bentuk latihan qigong. Namun, Jiang Zemin dan Luo Gan menyusun konspirasi dalam kegelapan.

Oleh Jiang Zemin (pemimpin komunis saat itu), permohonan damai 25 April ini diputar balikan menjadi peristiwa pengepungan pusat pemerintahan di Zhongnanhai, Baijing. Pada bukan Juli 1999, Jiang Zemin mulai mengkampanyekan penindasan terhadap Falun Gong dan berlangsung sampai sekarang.

Sumber: minghui.org

Referensi Video:

0 comments