AS Bersihkan Sarang Mata-Mata Komunis di Houston, Pilihan Bagi Pendukungnya untuk Tinggalkan Komunisme

Pintu masuk kantor Konsulat Jenderal PKT di Houston yang resmi ditutup pada 24 Juli lalu, setelah Peristiwa Konjen Houston menggunakan dokumen fiktif “mengirimkan” sejumlah WN Tiongkok ke luar wilayah AS telah terungkap. (THE EPOCH TIMES)

TIAN YUN

Penetrasi, pengawasan dan aktivitas mata-mata PKT yang dilakukannya selama jangka waktu lama yang ditutupi dengan kedok diplomatik mengalami pukulan keras

Komunisme bukanlah semacam teori, atau semacam sistem sosial masyarakat, atau suatu eksperimen yang gagal, melainkan adalah roh jahat, tujuannya adalah memusnahkan kebudayaan dan merusak moralitas untuk menghancurkan seluruh umat manusia.
--- 9 Komentar Mengenai Partai Komunis


Pada 24 Juli 2020 sore hari waktu setempat, Konsulat Jenderal PKT (Partai Komunis Tiongkok) yang pertama di AS ditutup. Seluruh staf Konjen PKT di Houston ditarik mundur, termasuk papan nama dan logo semuanya juga ditarik. Sehari sebelumnya, Konsul Jenderal Cai Wei masih “bersikeras akan bertahan”, tapi keesokan harinya juga ikut mengemas barangnya dan mundur teratur. Sepertinya, ada perintah dari atas - tunduk, dan angkat kaki.

Di hari yang sama, pihak AS mengumumkan Tang Juan yang bersembunyi di Konjen PKT di San Francisco telah ditangkap. Tang Juan pada Desember 2019 lalu memasuki wilayah AS dengan status sebagai seorang dosen tamu, saat mengajukan visa AS dia telah menutupi status dirinya yang merupakan anggota militer PLA (nama angkatan bersenjata RRT), sehingga kemudian dituduh melakukan penipuan visa. Bulan lalu, setelah dipanggil untuk diinterogasi oleh FBI, Tang Juan bersembunyi di Konjen PKT di San Francisco.

Mengapa PKT tidak melindungi Tang Juan, langsung memulangkannya ke Tiongkok? Karena PKT telah paham situasi: Konjen di Houston telah dinyatakan harus ditutup, AS sudah tidak main-main lagi, pukulan demi pukulan yang dilayangkan semakin keras. Peristiwa Konjen Houston menggunakan dokumen fiktif “mengirimkan” sejumlah WN Tiongkok ke luar wilayah AS telah terungkap, Konjen San Francisco pun tidak berani gegabah. Karena hal itu menyangkut pemalsuan dokumen dan menyembunyikan buronan. Apalagi, San Francisco adalah basis penting bagi PKT, maka PKT terpaksa merelakan Tang Juan, dan membiarkannya tertangkap.

Kali ini, PKT kalah telak. Tidak hanya kehilangan muka, yang lebih penting lagi, penetrasi, pengawasan dan aktivitas mata-mata PKT yang dilakukannya selama jangka waktu lama yang ditutupi dengan kedok diplomatik mengalami pukulan keras. Kaki tangan PKT yang ditempatkannya di Amerika, berikut jaringan relasi dan intelijennya telah diawasi oleh AS, tak tertutup juga kemungkinan orang-orang internalnya akan berkhianat. Yang menunggu PKT adalah serangkaian mimpi buruk.

Dua hari lalu Menlu AS Pompeo saat berpidato di California telah mengeluarkan pernyataan: Kebijakan peredaan terhadap PKT yang diterapkan oleh AS selama hampir 40 tahun ini telah gagal total, AS tengah berbalik arah, rakyat Tiongkok dan dunia bebas harus bersatu melawan PKT, tirani pasti dapat dikalahkan.

Situasi internasional saat ini telah merespon pernyataan Pompeo: Akibat penyusupan yang arogan dan sifat brutalnya PKT telah menciptakan musuh dari berbagai penjuru, yang dulunya “teman” telah memutus hubungan dengannya, dalam pertikaian di Laut Tiongkok Selatan PKT sudah terkucilkan; masalah Huawei dan “Belt Road Initiative” mengalami berbagai kendala; pandemi yang menyebar menuai tuntutan ganti rugi oleh berbagai negara; UU keamanan nasional versi Hong Kong tidak diterima warganya dan menuai kecaman; bencana banjir yang tak kunjung reda di dalam negeri menimbulkan korban puluhan juta pengungsi; penguasa menjatuhkan hukuman hanya karena warganya ada yang berbeda pendapat, rakyat yang tak bersalah telah kenyang dengan penganiayaan; banyak politisi AS mengungkap kejahatan PKT dalam hal politik, ekonomi, teknologi, HAM dan lain-lain, mereka bersumpah akan menegakkan keadilan.

PKT adalah akar sumber dari begitu banyak bencana dan simpul kusut dari berbagai konflik, jadi, kejelasan pemahaman terhadap karakter PKT berkaitan dengan masalah internasional, perlindungan HAM dan berbagai hal menyangkut pembangunan negara Tiongkok.

Pada 15 Juli lalu, media massa AS mengungkapkan, pemerintah Trump tengah menyusun draft perintah eksekutif, yang kemungkinan akan secara menyeluruh melarang semua anggota PKT berikut keluarga mereka untuk berwisata ke wilayah AS, dan mencabut visa para pejabat PKT berikut keluarganya yang sudah berada di wilayah AS, selain itu juga akan membatasi para staf militer PKT dan pengurus BUMN memasuki wilayah AS.

Berita menggemparkan ini membuat masyarakat meninjau kembali karakter otoriter PKT, legalitas kekuasaan politiknya, serta atribut kejahatan dari status keanggotaan PKT. Ini menimbulkan guncangan teramat keras bagi puluhan juta anggota partai dan para pejabat tinggi PKT.

Sesungguhnya, menyangkut masalah ini sudah dibahas secara tuntas dalam beberapa buku seperti “9 Komentar Mengenai Partai Komunis”, “Tujuan Terakhir Paham Komunis”, serta buku “Iblis Tengah Menguasai Dunia Kita”, dan telah tersedia jawabannya: “Komunisme bukanlah semacam teori, atau semacam sistem sosial masyarakat, atau suatu eksperimen yang gagal, melainkan adalah roh jahat, tujuannya adalah memusnahkan kebudayaan dan merusak moralitas untuk menghancurkan seluruh umat manusia.”

Definisi ini telah terbukti oleh sejarah dan kenyataan. Puluhan juta anggota partai membentuk dan melindungi mekanisme jahat PKT ini, ibarat sebuah roda gigi, dikendalikan dan diputar oleh terminal pusat partai. Andaikata semua anggota partai mengundurkan diri, maka, mekanisme kekerasan yang besar ini akan langsung rontok, setiap kejahatan yang dikendalikan rantainya akan terputus. Sebaliknya, jika terus mengandalkan PKT, berarti menganggap diri sendiri adalah bagian darinya, dan membelenggu diri bersama PKT.

Mengenai kejahatan PKT ini, selain investigasi dan sanksi dari AS dan negara lainnya, rakyat Tiongkok sendiri masih ada terlalu banyak perhitungan yang harus dibuat dengan PKT. 80 juta jiwa korban tewas, tradisi bangsa yang dihancurkannya, konspirasi pejabat dengan pengusaha, rakyat yang diperasnya, perampasan organ tubuh, penggusuran paksa, penindasan agama, pembunuhan para cendekiawan elit, menutup-nutupi awal pandemi, pelarangan perbedaan berpendapat... segala kejahatan itu harus diperhitungkan sampai tuntas, semua orang yang turut terlibat memberikan perintah maupun terlibat penindasan akan diadili. PKT akan sulit lolos dari kejahatannya.

Karena itu, anggota PKT dan tokoh dalam maupun luar negeri yang pro dengan PKT harus dapat segera memutuskan, secepatnya meninggalkan organisasi jahat itu, dan berpihak pada kebenaran. Di luar negeri, para staf Konjen dan Kedubes RRT, mata-mata dan intelijen, dapat menyerahkan diri pada AS atau negara Barat lainnya; organisasi etnis Tionghoa yang dikendalikan PKT, asosiasi pelajar Tiongkok di luar negeri (CSSA) pun seharusnya berinisiatif memberikan informasi kepada pemerintah negara tempatnya berada, bekerja sama dalam penyelidikan terhadap penetrasi dan aktivitas subversif PKT di negara setempat.

Orang di dalam sistem yang terjun langsung melakukan penindasan di dalam negeri, keamanan publik, polisi bersenjata, penjara, dan pengadilan, serta staf propaganda berikut media massa corong PKT yang membantu kejahatan ini, juga praktisi medis yang terlibat perampasan organ, harus segera menghentikan aktivitas jahat itu, dan menyerahkan daftar nama dan bukti kejahatan kepada lembaga HAM, sebisa mungkin menebus dosanya. Setidaknya, mengenali kejahatan PKT, secara mental dan pikiran memutus hubungan dengan PKT, dan tidak lagi mengabdi pada PKT, sikap seperti ini juga akan membuka harapan. (et/sud/sun)

0 comments