WN Iran Unjuk Rasa “Ganyang PKT” di Depan Konjen RRT di Frankfurt

“PKT Enyah Dari Iran”, pada 17 Juli 2020 lalu di depan Konjen RRT di Frankfurt, Jerman, warga Iran berunjuk rasa memprotes ekspansi mereka di Iran.

HUANG QIN

Pada 17 Juli 2020 lalu, sejumlah warga Iran berunjuk rasa di depan Konjen RRT di Frankfurt, Jerman, memprotes ekspansi yang dilakukan Beijing di Iran, dan meneriakkan slogan “Ganyang PKT”.

Beberapa hari lalu, surat kabar The Epoch Times versi bahasa Persia menerbitkan artikel yang berjudul “Rencana Kerjasama 25 Tahun Dengan PKT (partai komunis Tiongkok) Akan Membawa Iran Ke Arah Manakah?”, mengemukakan suatu kesepakatan kerjasama menyeluruh sepanjang 25 tahun yang akan segera ditandatangani antara Iran dengan RRT, yakni memperkuat kerjasama seluruh aspek mencakup ekonomi, sumber energi dan keamanan. Banyak analis yang berpendapat, dokumen kerjasama PKT-Iran selama 25 tahun ini walaupun belum resmi ditandatangani, tapi sudah mendekati rampung, ini adalah program kolonialisasi oleh PKT. Tindakan kolonialisme dan perilaku predator PKT terhadap berbagai negara di dunia kembali membuktikan, PKT hanya mengejar kepentingan sepihak, dan tidak bisa dipercaya.

Pasal-pasal dalam kesepakatan di saat ini belum diumumkan secara resmi, media massa resmi RRT sama sekali belum memberitakan apa pun terkait dijalankannya kesepakatan ini, namun majalah analis sumber energi Petroleum Economist sebelumnya pernah mempublikasikan artikel yang menjelaskan transaksi ini.

Menurut BBC, kesepakatan ini membuat perekonomian Iran yang sedang mengalami kesulitan dapat bernapas lega sejenak, tapi juga memicu keraguan di kalangan dalam negeri Iran, termasuk mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad, mantan putra mahkota Reza Pahlavi dan banyak tokoh lainnya mengkhawatirkan kesepakatan ini akan merugikan kepentingan Iran.

PKT jangan coba-coba kuasai Iran, Iran tidak menerima PKT

Warga Iran yang berunjuk rasa di depan Konjen RRT di Frankfurt mengatakan, “Kami datang kesini bertujuan menentang PKT, dan merobohkan PKT. Kami tak bermaksud menyerang rakyat Tiongkok. Kami tahu bahwa rakyat Tiongkok juga ditindas oleh PKT, mereka telah kehilangan kebebasan selama bertahun-tahun. Yang dimaksud di sini adalah PKT, kami datang demi kebebasan rakyat Tiongkok, demi kebebasan rakyat Tibet, Taiwan, serta kebebasan rakyat Hong Kong, kami datang demi kebebasan seluruh umat manusia.”

“Hak asasi manusia tidak mengenal batasan teritorial, dimana pun di dunia ini HAM adalah prinsip kebenaran sejati alam semesta. PKT adalah badan politik yang melecehkan HAM, selama beberapa dekade PKT telah menganiaya rakyatnya sendiri. Semua orang telah melihat di Taiwan dan Hong Kong, semua orang menentang PKT. Kami menilai PKT harus dilengserkan, kekuasaan harus dikembalikan kepada rakyat.” Terakhir, tokoh demonstran mengatakan, “PKT jangan coba-coba kuasai Iran, Iran tidak akan menerima PKT!” Program kerjasama 25 tahun, kedaulatan jelas telah diserahkan

Menurut laporan Petroleum Economist, pada awal 5 tahun pertama PKT akan berinvestasi di bidang minyak bumi, gas alam dan petrokimia Iran sebesar USD 280 miliar, dan di bidang transportasi dan infrastruktur akan investasi sebesar USD 120 miliar, untuk mendapatkan hak istimewa. PKT berhak menunda pembayaran selama 2 tahun, dan bisa menggunakan mata uangnya sendiri (RMB) atau mata uang negara lain yang berhubungan dagang dengan PKT, dan tidak membayar dengan mata uang USD.

Selain itu di dalam kesepakatan juga ditetapkan kerjasama militer dan keamanan, termasuk tukar pengalaman militer dan latihan perang bersama, melakukan riset senjata bersama dan berbagi informasi intelijen, untuk melawan terorisme.

Menurut penuturan, PKT akan menyediakan teknologi, pengembangan 5G, tenaga ahli dan berbagai komponen terkait untuk merampungkan proyek ini.

Syarat yang paling aneh adalah, PKT akan mengirimkan 5.000 personel keamanannya ke Iran, untuk melindungi para pekerja dan teknisi asal Tiongkok.

Draft tersebut menunjukkan, sebagai gantinya PKT akan menikmati pasokan minyak bumi berkelanjutan selama 25 tahun. PKT menempatkan pasukan militer di pelabuhan Pulau Kish Iran di Teluk Persia, nelayan RRT juga akan mendapatkan hak menangkap ikan dan kerang mutiara di wilayah perairan Teluk Persia selama 25 tahun, semua ini telah mendapat persetujuan resmi dari pemerintah Iran, ini adalah sebagian dari yang diserahkan Iran kepada PKT.

Menurut narasumber, Iran jelas telah menyerahkan hak monopoli tiga ladang minyak kepada PKT, rinciannya memang belum diungkapkan sepenuhnya, dalam MoU disebutkan sebagai “izin penambangan partisipatif”.

PKT Menjadi Predator di Seluruh Dunia, di Iran Tidak Mampu Tepati Janji

Artikel The Epoch Times versi Bahasa Persia menyebutkan, kolonialisme dan perilaku predator PKT di berbagai tempat di dunia membuktikan, PKT hanya mengejar kepentingan sepihak, dan tidak bisa dipercaya.

Pelabuhan Hambantota di Sri Lanka adalah salah satu contoh yang sangat tepat, tempat ini merupakan pusat strategis yang sangat penting di Samudera Hindia. Pada 2017 karena Srilanka tidak bisa membayar hutang, PKT pun mendapat hak istimewa menyewa pelabuhan tersebut selama 99 tahun. Republik Kongo, Djibouti, Zambia dan negara Afrika lainnya juga memiliki rasio hutang yang sangat tinggi kepada PKT.

Beberapa tahun terakhir, PKT tidak mampu menepati banyak janji yang diberikannya pada Iran. Contohnya, PKT ikut serta dalam pembangunan jalan tol di wilayah utara Teheran, ruas jalan tol hanya 110 kilometer, masih terpaut 23 tahun lamanya dari dibuka untuk lalu lintas; pada 2014 kontraktor RRT yakni China National Petroleum Corporation (CNPC) telah mengambil alih dan memberhentikan proyek pengembangan ladang minyak selatan di Azadegan senilai USD 2,5 Milyar.

Kontraktor RRT tidak berusaha menyelesaikan proyek baja di Zarand, lembaga atom PKT dan Iran juga gagal dalam merancang ulang reaktor air berat di Arak, juga dalam pembangunan infrastruktur listrik, dan pembangkit listrik berikut pipa penyalurannya serta puluhan proyek yang selesai maupun tidak selesai, semua membuktikan PKT tidak mampu mewujudkan janjinya.

Suara Menentang Kesepakatan PKT-Iran Bergema di Iran 

Menurut berita BBC, draft kesepakatan kerjasama 25 tahun PKT-Iran ini begitu diumumkan, langsung memicu gejolak di dalam negeri Iran. Di media sosial Twitter tagar #No21RChinaTrealy selama berhari-hari menjadi topik paling panas di Iran.

Tokoh konservatif yakni mantan Presiden Ahmadinejad mengkritik tanpa menyebut nama menilai bahwa kesepakatan tersebut sebagai kesepakatan rahasia. “Kesepakatan rahasia apa pun yang dibuat dengan negara asing, jika tidak mempertimbangkan aspirasi rakyat Iran, dan merugikan negara dan kepentingan negara, adalah tidak sah,” kata Ahmadinejad.

Mantan putra mahkota dari Dinasti Pahlavi Iran yakni Reza Pahlavi mengecam kesepakatan tersebut “sangat memalukan”. “Dalam kesepakatan memalukan dengan RRT hingga 25 tahun lamanya itu, rezim Iran berniat mencaplok sumber energi negara, dan menerima pasukan negara asing menduduki kampung halaman kita.” Kesepakatan itu mengizinkan PKT mengirimkan 5000 personel prajuritnya untuk ditempatkan di Iran, dengan tujuan melindungi kepentingan PKT di Iran, inilah yang paling menyulut kemarahan rakyat Iran, banyak orang bahkan mengistilahkan kesepakatan ini seperti “Perjanjian Turkmenchay” antara Iran dan Rusia yang sangat melecehkan. (et/sud/sun)

0 comments