6 Persiapan Besar Cerminkan 6 Krisis Besar PKT

Pejabat PKT sendiri mengakui enam persiapan besar ini, secara persis telah mencerminkan enam krisis besar yang dihadapi RRT. Foto adalah pasca gejolak pandemi corona Wuhan, wilayah Wuhan Provinsi Hubei kembali dilanda bencana hujan badai dan banjir bandang.

DR. XIE TIAN

Daratan Tiongkok semenjak merebaknya pandemi Wuhan atau virus PKT, masa depan ekonomi semakin suram. Tadinya PKT masih berharap di saat negara di dunia letih berjuang melawan pandemi dan ekonomi tengah merosot, PKT-lah yang akan dapat membuat RRT menjadi satu-satunya negara unggul. Tapi kenyataan tidak demikian, di Beijing kembali merebak pandemi gelombang kedua, dan lebih dari setengah wilayah Tiongkok dihantam banjir, serta pasar dunia yang terus tiarap, memaksa PKT terpaksa menurunkan ekspektasinya, dari “enam stabilitas” berubah menjadi “enam perlindungan”, dari membeber dagangan di kaki lima untuk menstimulus ekonomi berganti menjadi “sirkulasi ekonomi dalam negeri”; sekarang ada lagi kabar yang menyebutkan, pejabat PKT telah mulai melakukan “enam persiapan”, mulai mempersiapkan jalan keluar yang terakhir.

Karena pemerintahan AS semakin merasa jijik terhadap RRT, dan pemerintahan Trump telah kehilangan kepercayaan bahwa PKT akan merealisasikan kesepakatan dagang tahap pertama, juga tak berniat mencari kesepakatan tahap kedua, kecepatan lepasnya keterkaitan AS dengan RRT secara menyeluruh semakin bergulir pesat. Ekonomi RRT yang merosot drastis dan kondisi masyarakatnya membuat petinggi PKT terus menerus mundur dari sikap kerasnya, dan meminta ampun. Komisi Luar Negeri PKT sekaligus Menteri Luar Negeri Wang Yi telah dikabarkan “mengembalikan pada jalurnya” hubungan antara RRT dengan AS, kembali memberi janji, seperti di bidang moneter, dengan menghapus pembatasan jumlah saham modal asing pada perbankan, rasio kepemilikan saham modal asing pada perusahaan sekuritas, perusahaan pengelola dana investasi, perusahaan berjangka, dan perusahaan asuransi dilonggarkan menjadi 51%, dan tahun depan (2021) akan “menghapus” rasio saham seluruh modal asing di sektor finansial. Bahkan sektor infrastruktur krusial PKT seperti jaringan KA utama, dan jaringan listrik, juga akan dihapus pembatasannya. Dengan demikian, jika janji tersebut benar, berarti tingkat penurunan dan memburuknya perekonomian Tiongkok mungkin jauh lebih besar daripada yang diprediksi oleh kalangan luar.

Faktanya, AS melepaskan keterkaitan dengan RRT, kemungkinan mundurnya AS dari WTO juga akan semakin besar. Perwakilan dagang AS Robert Lighthizer mengatakan, perdagangan dunia membutuhkan suatu lembaga WTO yang multilateral, atau membutuhkan serangkaian kesepakatan bilateral, dan keduanya tidak bisa eksis secara bersamaan. AS telah menandatangani kesepakatan tripartite dengan Kanada dan Meksiko, juga segera akan membuat kesepakatan dengan badan ekonomi utama di Asia, Uni Eropa juga telah menandatangani lebih dari 70 kesepakatan bilateral. Sebagai negara ekonomi non-pasar, RRT menghadapi situasi terpinggirkan oleh negara-negara ekonomi pasar di dunia.

Pergesekan antara RRT dengan India di perbatasan barat, pertikaian mematikan yang dilakukan dengan batu dan tongkat, membuat PKT terkejut mendapati, awalnya hanya berniat mengalihkan perhatian dunia dengan sedikit menghukum India, tapi tak dinyana reaksi India begitu besar, bahkan tidak segan-segan mengobarkan perang total membalas RRT. Tapi masyarakat internasional termasuk AS dan Rusia, ternyata berpihak pada India! Di tengah situasi internasional seperti ini, PKT jelas merasakan ancaman pada segala aspek mulai dari politik, ekonomi, militer, dan diplomatik! Apalagi, ancaman tersebut datang dari berbagai negara di dunia! Dan karena itu pula, pejabat tinggi PKT kemudian telah mengemukakan “enam persiapan besar”.

Mantan wakil direktur Departemen Hubungan Internasional Zhou Li menuliskan, “harus secara aktif melakukan enam persiapan besar terhadap situasi di luar yang memburuk”. Enam hal yang “harus dipersiapkan dengan baik” itu masing-masing adalah: 1. Hubungan AS-RRT yang semakin memburuk dan pertikaian yang semakin meningkat; 2. Permintaan luar negeri menyusut, rantai industri/pasokan terputus; 3. Pandemi virus semakin normal, virus dan manusia eksis bersamaan; 4. Terlepas dari supremasi USD, realisasikan RMB lepas kaitan dengan USD; 5. Krisis pangan dunia meletus; 6. Kekuatan terorisme internasional bangkit kembali.

Istilah para pejabat PKT “mempersiapkan”, adalah kata ganti bagi kekhawatiran dan ketakutan mereka. Tentu mereka bisa “mempersiapkan”, tapi apakah persiapan mereka itu efektif? Diprediksi saat ini tidak ada seorang pun di Tiongkok yang bisa memberikan jawaban yang pasti. Tiongkok telah dirusak oleh PKT sampai ke tahap seperti ini, segalanya ditutupi dengan kebohongan dan penipuan, mulai dari fakta pandemi hingga air bah, siapa pun tidak kuasa memutar-balikkan situasi, tidak bisa kembali lagi. Ini adalah hal yang sudah sangat dipahami oleh masyarakat di luar Tiongkok dan sebagian rakyat Tiongkok yang menyadarinya; hanya saja segelintir pejabat tinggi PKT mungkin masih belum memahami, juga tidak ingin memahami, dan masih terus berpura-pura bodoh.

Hubungan AS-RRT terus memburuk, konflik terus meruncing; ini adalah hal yang sudah mutlak, PKT pun tidak berdaya melakukan persiapan apa pun. Mereka hanya bisa berharap Trump kalah dalam pemilu dan digantikan oleh seorang Biden yang “mungkin” tidak akan bersikap begitu keras terhadap PKT, ini juga hanya bertepuk sebelah tangan, kini PKT pun mungkin telah melupakan harapan ini. Permintaan pasar di luar RRT menyusut dan terputusnya rantai industri/pasokan, sampai beralihnya rantai industri, PKT sama sekali tidak berdaya dalam hal ini. RRT sudah tidak berdaya untuk terus menyerap dan mencerna investasi asing, “pasar Tiongkok” yang tadinya dimanfaatkan untuk menarik modal internasional, sekarang sudah dianggap sebuah gelembung busa raksasa semata.

Virus PKT dan normalisasi pandemi, eksistensi bersama virus dengan manusia, serta datangnya gelombang kedua, adalah masalah yang memang sewajarnya dikhawatirkan masyarakat dunia. Yang lebih dicemaskan RRT daripada masyarakat dunia, yang masih mereka khawatirkan adalah penyelidikan negara lain terhadap PKT dan menuntut pertanggung jawaban serta membuat perhitungan. Baru-baru ini pakar virologi RRT yang telah membelot dan mengungkap rahasia, menjadi tekanan yang semakin besar bagi PKT. Melepaskan diri dari supremasi mata uang USD, adalah mimpi PKT di siang bolong, dan melepaskan keterkaitan RMB dari USD, adalah mimpi buruk PKT di siang bolong. Supremasi USD bisa diperkirakan, untuk jangka waktu yang sangat panjang ke depan masih akan terus eksis, dan setelah kekuasaan PKT runtuh, masih akan terus menguat.

Lepasnya kaitan RMB dengan USD, seharusnya akan terjadi setelah mata uang HKD lepas kaitan dengan USD, yang juga akan terjadi saat perang finansial dimulai nantinya. Permasalahannya adalah, kemungkinan sebelum perang finansial dimulai secara menyeluruh, PKT sudah tidak bisa bertahan lagi secara politik. Pecahnya krisis pangan yang bersifat global, juga merupakan hal yang semakin memungkinkan,entah karena parahnya banjir bandang di Tiongkok sehingga panen pangan sedikit, atau karena negara sekitarnya membatasi ekspor bahan pangan, sudah terlihat tanda-tandanya. Jika krisis pangan global benar-benar terjadi, mungkin pengecualian bagi AS, tapi walaupun AS berniat membantu negara lain, ditakutkan sudah terlambat, bagaimanapun bahan pangan bukanlah sesuatu yang bisa dihasilkan dalam satu malam. Mengenai yang dikatakan PKT tentang “kebangkitan kembali kekuatan terorisme internasional”, yang dimaksud bukanlah kekuatan teroris internasional yang sebenarnya, karena justru PKT sendirilah kekuatan terorisme internasional tersebut. Yang dimaksud PKT adalah suku Uighur di Xinjiang yang bangkit melakukan perlawanan dengan dibantu kekuatan dari luar yakni Gerakan Turki Timur Merdeka. Jika hancurnya rezim PKT mengakibatkan Tiongkok terpecah belah, setiap provinsi bangkit melawan, masalah Xinjiang mungkin akan terjadi, tapi sepertinya bukan merupakan hal yang diprioritaskan masyarakat.

Jadi, enam persiapan besar PKT, persis telah menampakkan enam krisis sesungguhnya yang sedang dihadapi PKT, mulai dari krisis diplomatik, ekonomi, finansial, kesehatan, pangan, sampai krisis sosial. Menlu PKT Wang Yi baru-baru ini mengatakan, selain menunjukkan mundurnya PKT dan sikap PKT yang melemah memohon ampun, juga menunjukkan kartu di tangan PKT yang bisa dimainkan dengan AS sudah tidak banyak. Wang Yi mengatakan PKT tidak berniat menantang apalagi menggantikan AS, tidak berniat melawan AS di segala aspek, Tiongkok “mendambakan” dunia yang damai dan stabil.

Pernyataan Menlu RRT yang memperlihatkan sikap lemah itu, menandakan setelah PKT meninggalkan strategi merendahkan diri (sejak zaman Teng Xiaoping), belum sempat lama menyombongkan diri, tidak bisa tidak takluk dan terus mengelus jenggotnya sendiri. Ketika Wang Yi mengatakan AS tidak seharusnya menuntut RRT untuk “memberikan pemahaman dan dukungan bagi AS” dalam masalah bilateral dan masalah dunia, sebenarnya ia memberitahu dunia, kartu Korea Utara, kartu Iran atau kartu Venezuela yang bisa dimainkan oleh PKT, sudah tidak ada nilai guna, bahkan telah sama sekali kehilangan nilainya. Dan sikap pejabat PKT yang seperti bunglon yang selalu berganti pernyataan dan sikap, juga membuat AS merasa sangat terkejut. Tapi takluknya PKT, ibarat serigala perang yang kabur dengan menjepitkan ekor di sela kaki belakang, telah menjelaskan kondisi sebenarnya mereka saat ini. Sempat belum lama ini, PKT masih sesumbar mengatakan, “Dialog, maka pintu terbuka lebar; perang, akan dilayani sampai akhir!” Belum lagi selesai berucap, sikapnya sudah berubah lagi. Tapi Amerika tidak bodoh, AS tidak hanya bisa memahami perbedaan dalam tulisan dan perkataan, bahkan bahasa tubuh para pejabat PKT pun diteliti dengan seksama. Amerika seharusnya telah melihat, rezim PKT sekarang sudah menemui jalan buntu dan tidak punya jurus apa pun lagi. (et/sud/sun)

0 comments