Mengapa Konsulat Tiongkok di Houston Ditutup?


Di malam hari pada 21 Juli, petugas pemadam kebakaran dipanggil ke konsulat Tiongkok di Houston.

Namun, petugas pemadam kebakaran, serta polisi, ditolak masuk.

AS telah mengeluarkan perintah pengusiran 72 jam pada hari yang sama. Sebuah video online menunjukkan staf konsulat membakar dokumen dan materi lainnya di halaman dan kemudian memadamkan api itu sendiri.


Konsulat telah beroperasi selama 40 tahun sejak dimulainya kembali hubungan diplomatik antara AS dan Tiongkok. Penutupannya menggarisbawahi hubungan AS-Tiongkok yang memburuk dengan cepat dan dimulainya perang diplomatik.

Berita tentang ini menjadi berita utama di media dunia, mendorong beberapa pembaca untuk mengingat serangan Jepang pada tahun 1941 di Pearl Harbor di Hawaii, ketika pemerintah Jepang menginstruksikan konsulat Jepang di AS untuk membakar dokumen rahasia.

Marco Rubio, pejabat ketua Komite Intelijen Senat AS mengatakan, konsulat Tiongkok di Houston sebenarnya adalah front untuk spionase Tiongkok dan seharusnya sudah ditutup sejak lama. Dalam cuitannya di Twitter: AS sangat menyadari siapa mata-mata itu. Jika mereka tidak meninggalkan negara itu dalam waktu 72 jam, mereka akan ditangkap karena memata-matai.

Pakar Tiongkok, Dr Gordon Chang mengatakan kepada Fox News bahwa selain menjadi basis untuk kegiatan spionase, konsulat juga memberikan dukungan untuk protes Black Lives Matter di AS, namun hal ini belum dapat dikonfirmasi. Dia juga mengatakan bahwa konsulat Tiongkok di New York juga harus ditutup.

Pada 22 Juli, David Stilwell, Menteri Luar Negeri AS untuk Asia-Pasifik, mengatakan kepada New York Times bahwa Konsulat Jenderal Tiongkok di Houston, Cai Wei, bersama dengan dua diplomat lainnya, tertangkap basah menggunakan informasi penumpang palsu untuk memfasilitasi orang-orang Tiongkok tertentu yang naik pesawat Air China di bandara Houston.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, dalam kunjungannya baru-baru ini ke Denmark, mengatakan bahwa konsulat Tiongkok di Houston ditutup karena sejarah panjang keterlibatannya dalam pencurian kekayaan intelektual.

Secara kebetulan pada 21 Juli, Departemen Kehakiman AS mendakwa dua peretas Tiongkok yang diduga mencuri kekayaan intelektual dan intelijen bisnis dari AS serta negara lain di seluruh dunia, termasuk hasil penelitian AS tentang vaksin untuk virus COVID-19, atas permintaan dari Kementerian Keamanan Negara Tiongkok.

Pada 20 Juli, seorang peneliti Tiongkok, yang diyakini sekarang bersembunyi di Konsulat Tiongkok di San Francisco, dituduh melakukan penipuan visa oleh Departemen Kehakiman AS setelah wawancara FBI yang mengungkapkan bahwa dia telah berusaha untuk menyembunyikan identitas aslinya sebagai anggota dari Militer Tiongkok.

Dua hari kemudian, Presiden Trump mengatakan bahwa dia tidak akan menutup kemungkinan untuk menutup lebih banyak konsulat Tiongkok.

Penutupan konsulat Tiongkok di Houston adalah satu lagi dari serangkaian pukulan keras yang dilakukan oleh AS terhadap pemerintah Tiongkok secara terencana dan konsisten.

Steve Bannon, mantan kepala strategi Gedung Putih, baru-baru ini mengungkapkan dalam sebuah wawancara dengan Fox News, bahwa rencana perang Presiden Trump adalah menghadapi dan kemudian menjatuhkan Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Sesungguhnya, pemerintah totaliter ini sekarang menemukan dirinya dikepung dari semua sudut karena dihadapkan tidak hanya oleh AS, tetapi oleh banyak negara di dunia bebas.

Apakah sudah waktunya untuk menolak kejahatan Partai Komunis Tiongkok dan menyerukan untuk diakhiri?

0 comments