Meteorit Jatuh dari Langit, di Dunia Terjadi Perubahan yang Belum Pernah Ada Selama 1.000 Tahun

Pada pagi hari tanggal 23 Desember, 2020 Jaringan Seismik Qinghai mencatat kecurigaan bahwa bolide jatuh ke Yushu, Qinghai, Tiongkok (Tangkapan layar video)

Berdasarkan ramalan astrologi Tiongkok kuno: tahun ini fenomena planet Saturnus dan Jupiter berada sejajar, ditambah lagi festival Dongzhi 2020 terjadi gerhana matahari, diprediksi akan terjadi kerusuhan, dan kelaparan di dalam negeri di Tiongkok pada 2021, di saat yang sama yang terpenting adalah, rezim Partai Komunis Tiongkok juga diramalkan akan hancur.


Akan ada 15 bencana alam dan bencana buatan manusia pada 2021, hanya dengan percaya kepada Tuhan semoga kita bisa selamat dari bencana!


JIN YAN

Menurut dokumen “Saat-Saat Terakhir Ketua Mao” tertulis: Suatu senja ketika Matahari terbenam memudar. Di sebuah ranjang yang besar di Zhongnanhai, Beijing, tempat Mao Zedong setengah berbaring setengah duduk, dengan logat daerah Hunan-nya yang sangat kental, Mao bertanya pada perawatnya Xiao Meng: “Ada berita apa di koran hari ini?”

“Kantor berita Xinhua di Changchun mengirim telegraf per 21 April 1976: Baru-baru ini di wilayah Jilin di timur laut Tiongkok telah terjadi hujan meteorit yang sangat langka dalam sejarah dunia…” sambil membaca, Xiao Meng mendadak mendapati Ketua Mao telah duduk, hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Setelah membaca habis berita tersebut, Mao Zedong diselimuti dengan perasaan tidak tenang dan panik. Ia mengenakan sandalnya, dan berjalan ke pinggir jendela, memandang garis horizon di mana matahari terbenam, memandang lama sekali.

Lalu, seakan sarat akan pikiran Mao Zedong berkata, “Hal seperti ini, tidak jarang terjadi, dalam catatan sejarah tidak sedikit yang terjadi, dalam sejarah non formal lebih banyak lagi.”

Xiao Meng menggelengkan kepala, “Saya tidak percaya, apakah Anda bisa mempercayainya?”

“Saya percaya, di Tiongkok terdapat suatu aliran yang mengatakan bahwa Langit dan manusia terkoneksi. Dikatakan bila ada perubahan besar di tengah manusia, maka alam semesta akan memperlihatkannya, memberikan pertanda bagi manusia, jika itu berkah maka akan terlihat pertanda baik, bila itu musibah maka akan ada pertanda buruk.”

Mao Zedong terdiam sejenak, lalu melanjutkan, “Langit berguncang Bumi bergolak, meteorit besar jatuh dari langit, itu berarti akan ada orang mati. Dalam kisah Tiga Negara (Sam Kok) ketika Zhuge Liang dan Zhao Yun meninggal, ada meteor terjatuh, ada tiang bendera patah. Tokoh besar, tokoh ternama, sungguh berbeda dengan masyarakat awam, saat mati pun masih begitu mengesankan, begitu lain daripada yang lain.”

Pada saat Mao Zedong mengucapkan kata-kata ini, dalam nada bicaranya terdengar nada kesedihan dan penyesalan yang langka.

Setelah berselang 44 tahun lamanya, seorang warganet Tiongkok mengungkapkan: Pada 23 Desember 2020 pukul 07.23 pagi hari, di Kota Yushu Provinsi Qinghai sepertinya ada meteorit jatuh.

Dari beberapa rekaman video yang ada menunjukkan, setelah di langit terlihat sebuah bola api melintas, langit yang gelap gulita itu seketika menjadi terang benderang seperti siang hari, dan terasa membawa serta getaran.

Yang lebih aneh lagi adalah, ketika bolide (meteor yang sangat terang, red.) itu jatuh dari langit di sampingnya diikuti terus oleh sebuah benda berbentuk piringan yang berpendar cahaya.

Kemudian malam itu juga pada tempat yang disebut “reruntuhan alien” di atas langit Kota Delingha Provinsi Qinghai muncul kembali segumpal “cahaya aneh” yang misterius dan berwarna merah muda, cahaya itu bertahan hampir 1 jam lamanya.

Lalu beredar berita pada 24 Desember pukul 07.51 waktu setempat telah terjadi gempa 4,2 SR di Kabupaten Madoi, Prefektur Golog, Provinsi Qinghai.

Langit mengalami fenomena aneh, maka pertanda akan terjadi perubahan besar di tengah dunia manusia.

Hujan meteorit di Jilin pada 1976, menandakan “tiga bintang” Partai Komunis Tiongkok yakni Zhou Enlai, Zhu De, dan Mao Zedong, akan meninggal; di saat yang sama, Gempa Dahsyat Tangshan juga mengakibatkan begitu banyak korban yang terkubur di bawah puing reruntuhan.

Dan kini pada hari yang sama, di Qinghai telah terjadi tiga fenomena langit yang misterius, teringat lagi sepanjang tahun Geng Zi (Tahun ke-37 dari suatu siklus 60 tahunan dalam kronologi Ganzhi dalam penanggalan tradisional Tionghoa semisal 1900, 1960, dan 2020, red.) ini, berbagai fenomena langka telah terjadi, seperti seluruh dunia terjangkit oleh pandemi, banjir di Tiongkok merajalela, “UU Keamanan Nasional” versi Hong Kong mencelakakan warga, kekacauan pilpres AS, lalu suara erangan naga di Guizhou, bintang kembar menyatu, enam bintang teruntai dan tiga matahari muncul di langit yang sama, ditambah lagi dengan jatuhnya meteorit raksasa ini, sepertinya di dunia benar- benar akan terjadi “perubahan besar”!

Munculnya bolide di berbagai tempat yang belum pernah terjadi, perubahan besar nasib manusia?

Sebuah rekaman video berjudul “Fenomena Aneh Dari Langit? Pada 2020 Bola Api Raksasa Jatuh di Berbagai Tempat, Seakan Terjadi Kiamat, Siapa Yang Akan Menyelamatkan Bumi?” Menjelaskan, sepanjang tahun pada 2020 peristiwa jatuhnya bola api dari langit bisa dikatakan tak terhitung jumlahnya, dan mayoritas terekam secara tidak sengaja.

Baru-baru ini di Jepang, Amerika, Meksiko, Australia, Rusia dan berbagai negara lainnya telah terjadi fenomena aneh jatuhnya bola api dari langit, peristiwa misterius ini juga menjadi topik pembicaraan hangat di kalangan masyarakat.

Pada 18 Mei, sebuah bola api telah jatuh di wilayah Siberia, Rusia, pakar memastikan itu adalah sebuah meteorit yang jatuh:

22 Mei malam hari, langit di Victoria, Australia, dan beberapa wilayah lainnya terlihat sebuah bola api yang bersinar terang yang memendarkan cahaya biru dan hijau berekor.

27 Mei, di wilayah utara Turki muncul bolide yang terang benderang, lebih dari setengah Turki sempat menyaksikan fenomena ini.

Pada September, di Korea Selatan juga terjadi bola api jatuh dari langit menimbul- kan suara keras, seketika di sekelilingnya menjadi terang, masyarakat juga sempat menyaksikan pemandangan mengejutkan ini.

Pada 6 Oktober pukul 10:14 malam hari, pengamat langit melihat sebuah bola api yang terang melintas di atmosfer di langit di sebelah timur laut Meksiko, sejumlah monitor berhasil menangkap pemandangan meteor ini, di dekatnya jatuh sebuah meteorit.

29 Oktober, langit di sebelah barat Jepang mendadak muncul sebuah bola api raksasa, langit di malam hari itu seketika menjadi terang ibarat siang hari, banyak warga Jepang sempat menyaksikan pemandangan langka ini. Sebelumnya pada 2 Juli, di wilayah Kanto, Jepang, juga muncul bolide yang sangat terang.

Pada 2 Desember sore hari, telah terjadi ledakan di wilayah New York, AS, bola api terlihat melintas di langit dan terdengar suara keras, 15 negara bagian telah menerima lebih dari tujuh ratus laporan bola api.

Mengapa pada 2020 banyak sekali terjadi fenomena astronomi yang misterius, ada pula pilar logam yang muncul secara misterius di sejumlah tempat di dunia.

Entah karena peradaban makhluk angkasa luar atau alien sudah tidak bisa disembunyikan lagi, akan segera muncul ke permukaan? Atau merupakan semacam peringatan bagi bumi dan secara lebih awal penyuntikan imunisasi bagi kita? Karena 2020 dan 2021 adalah dua tahun paling krusial yang menyangkut arah nasib manusia, adalah titik balik nasib manusia, adalah dua tahun yang penuh bencana dan harapan, kehancuran dan kehidupan yang baru.

Dari kemerosotan materi mengarah pada kehidupan spiritual yang baru, melambangkan manusia akan memasuki sebuah era kelahiran kembali yang damai.

Dongzhi muncul tiga fenomena langka, pertanda terjadi kerusuhan di Tiongkok?

Selain jatuhnya meteorit, self-media “Tianyuan Yijing” juga mengungkapkan, mengapa festival Dongzhi (Titik balik matahari musim dingin) 2020 ini berbeda dari biasanya? Festival Dongzhi adalah saat arah pergerakan bumi setiap tahunnya, matahari menyinari langsung garis balik selatan, kali ini terjadi fenomena sejajarnya planet Saturnus dan Jupiter yang terjadi 20 tahun sekali, yang dapat memicu serangkaian perubahan kehidupan di bumi. Bagi setiap orang, ini adalah titik pergolakan nasib.

Perbedaan yang lebih besar adalah, planet Ling Xun ((orang Sumeria menyebutnya Planet Nibiru dan orang Babilonia menyebutnya planet Marduk, red.) yang setiap 1.800 tahun sekali akan berada pada titik Perigee (titik terdekat dengan bumi, red.) sedang mendekati bumi.

Sebelumnya planet Ling Xun berada di titik Perigee adalah pada 220 Masehi. Waktu itu bertepatan dengan berakhirnya Dinasti Han Timur, dan Periode Tiga Kerajaan resmi dimulai.

Di masa Tiga Kerajaan, penduduk dari 47 Juta orang berkurang drastis hingga 14 Juta orang. Dan beredarnya kembali planet Ling Xun telah membuat manusia bumi merasakan dampaknya dari berbagai bencana yang terjadi dan juga dari pandemi virus Komunis Tiongkok.

Seperti diketahui, saat ini populasi di seluruh dunia yang telah terjangkit virus Komunis Tiongkok telah mencapai 75 Juta orang, dan korban meninggal lebih dari 2 Juta orang.

Baru-baru ini, semacam virus Komunis Tiongkok yang bermutasi telah melanda Inggris, penyebarannya 70% lebih cepat dibandingkan virus yang ditemukan sebelumnya. Setelah terjadi mutasi di Inggris dan Afrika Selatan, di Nigeria ditemukan lagi jenis mutasi virus yang lain, dan jumlah korban terdiagnosa di negara tersebut melonjak drastis 50%. Menyusul kemudian di selatan Chili telah ditemukan sembilan jenis virus Komunis Tiongkok yang bermutasi, salah satu jenisnya belum pernah ditemukan dimana pun di dunia ini dan memiliki daya jangkit yang lebih kuat.

Oleh sebab itu akademisi itu juga memperingatkan masyarakat, jika Anda telah memasuki jalan kultivasi jiwa dan raga, maka datangnya planet Nibiru adalah berkah bagi Anda, momentum terbaik yang teramat langka untuk mendapatkan energi.

Manfaatkan setiap waktu untuk berkultivasi diri, entah dengan meditasi, atau berlutut, atau berdiri memancang.

Dalam acara “Vision Times” ada sebuah komentar juga menyebutkan, di masa Tiongkok kuno, planet Jupiter disebut juga “planet usia”, dan planet Saturnus disebut juga “planet pendudukan” atau “planet pengisi”.

Dalam catatan sejarah “Shi Ji: Tian Guan Shu” disebutkan: “Planet Saturnus dan Jupiter sejajar, akan terjadi kerusuhan dalam negeri. Kelaparan, sebaiknya jangan berperang, pasti akan kalah.” Dalam kitab “Hanshu: Tian Wen Zhi” disebutkan: “Dari kelima planet, jika planet usia dan planet pengisi menyatu maka akan terjadi keru- suhan dalam negeri, jika planet pengisi dan planet emas menyatu maka negara akan runtuh, jika menyatu dengan planet Saturnus akan terjadi kelaparan nasional, jika kedua planet berdekatan maka akan terjadi bencana besar, jika kedua planet be jauhan, bencana tidak akan menimbulkan korban.”

Berdasarkan ramalan astrologi Tiongkok kuno: tahun ini fenomena planet Saturnus dan Jupiter berada sejajar, ditambah lagi festival Dongzhi 2020 terjadi gerhana matahari, diprediksi akan terjadi kerusuhan, dan kelaparan di dalam negeri di Tiongkok pada 2021, di saat yang sama yang terpenting adalah, rezim Partai Komunis Tiongkok juga diramalkan akan hancur.

Akan ada 15 bencana alam dan bencana buatan manusia pada 2021, hanya dengan percaya kepada Tuhan semoga kita bisa selamat dari bencana!

Apa pendapat orang dahulu tentang meteorit yang jatuh dari langit?

1. Di zaman kuno, jika ada kejadian meteor jatuh semacam ini, maka hal itu dianggap sebagai peristiwa sangat tidak lumrah. Bagi sebagian orang, meteorit adalah benda suci pemberian Tuhan, menandakan bahwa manusia akan terlahir kembali dari abu; sedangkan bagi yang lain, itu mungkin pertanda buruk, atau bahkan malapetaka.

Gunung Kunlun merupakan pusat peradaban Tiongkok kuno, dikenal sebagai nenek moyang dari semua gunung. Selama dua banjir besar di zaman kuno, orang Tionghoa yang tinggal di sekitar Pegunungan Kunlun, berkat ketinggiannya dari permukaan laut maka terselamatkan dari bencana, menjadikan Tiongkok sebagai negeri dengan sejarah peradaban terpanjang.

Sisa- sisa pecahan batuan yang dihasilkan oleh ledakan planet yang musnah dalam proses pembaharuan kosmik terjatuh di Pegunungan Kunlun pada sumber Tiga Sungai Besar, apakah itu menandakan diakhirinya peradaban lama dan dimulainya peradaban baru?

2.Orang Romawi kuno menganggap meteorit sebagai pembawa pesan para Dewa. Mereka bahkan membangun menara lonceng tempat meteorit jatuh untuk disembahyangi; orang Hungaria membawa meteorit masuk ke dalam gereja dan menguncinya dengan rantai untuk mencegah “anugerah Tuhan” ini terbang kembali ke langit. Tibet menyebut meteorit sebagai “Besi Surgawi”, yang merupakan objek suci dari agama Buddha Tibet dan amat sangat dihormati.

3.Deskripsi meteorit dalam “Tian Wai Lai Ke (tamu dari antariksa)” dari Dinasti Qing: Meteorit tidak berbeda dari semua makhluk hidup di dunia, dan mereka tidak berbeda dengan Dataran Tinggi Loess (Dataran Tinggi Tanah Kuning) di Dataran Tengah (pusat Tiongkok).

Namun, hubungannya dengan orang suci adalah sama- sama pengunjung dari luar langit, jembatan penghubung ke surga, dan utusan Tuhan. Dalam kitab “Huainanzi. Lan Ming Pian” dikatakan: Pangu membuka dunia, matahari– bulan – bintang-bintang menjalankan tugasnya masing-masing, keempat lautan dipersatukan, itulah sesuatu yang membahagiakan. Kuil Lao Mu (ibu tua) dibangun di bawah gunung untuk menyembah (dewi) Nuwa dan Xihe, dan meteorit ditumpuk di platform tinggi untuk menyembah Dewa Matahari.

4.Orang Tiongkok kuno juga sering menggunakan meteorit sebagai peringatan dari Langit.

Legenda mengatakan bahwa Sima Yi pada periode Tiga Kerajaan mengetahui bahwa meteorit besar telah jatuh dari langit dan pergi untuk memeriksanya, alhasil terkejut setengah mati setelah menemukan pola retakan pada meteorit tersebut yang nampak seperti empat huruf/karakter Tiongkok, kemudian ia membunuh seseorang karenanya.

Pada akhir Revolusi Kebudayaan, sebuah meteorit jatuh dari langit di Jilin, tiga dedengkot Partai Komunis Tiongkok meninggal dunia satu demi satu, “Geng Empat (yang dipimpin oleh janda Mao)” ditangkap. Faksi yang lebih terbuka dalam sistem, membasmi kekacauan dan memulihkan ketertiban, serta kasus-kasus mal hukum dibereskan, maka Tiongkok kala itu (1976) mulai memasuki era baru yang relatif longgar.

5. Beberapa ahli menyimpulkan: 65 juta tahun silam, sebuah meteorit dengan diameter sekitar 10 kilometer bertabrakan dengan bumi, ledakan dahsyat yang ditimbulkannya menewaskan seketika sebagian besar populasi dinosaurus, sehingga menyebabkan punahnya dinosaurus dan tumbuhan serta biota purba lainnya.

Dikatakan bahwa lenyapnya suku Indian kuno yang menciptakan kebudayaan Maya yang indah secara tiba-tiba juga terkait dengan kemunculan meteorit. Pada 1908, ledakan besar Tunguska yang misterius di Siberia – Rusia dianggap oleh banyak orang sebagai akibat tumbukan meteorit dan di dalam bencana ini, hutan purba seluas 2.000 kilometer persegi roboh dan sebagian besar tanah beku mencair menjadi rawa.

Beberapa tahun lalu, media pernah memberitakan bahwa sebuah asteroid berdiameter 1 kilometer tiba-tiba muncul di luar angkasa mendekat, melewati dan hampir bersinggungan dengan Bumi, pada saat ilmuwan menemukannya, sudah terlambat untuk bereaksi, untungnya planet tersebut tidak menabrak Bumi, jika tidak, konsekuensinya sulit dibayangkan.

Zheng Bojian, peramal Malaysia yang secara akurat memprediksi wabah pandemi dan krisis lainnya pada 2020, baru- baru ini membuat 15 prediksi untuk 2021.

Ia mengatakan bahwa karena dampak epidemi yang parah, konflik atau perang antar negara lebih mungkin terjadi, dan bencana yang lebih besar kemungkinan akan terjadi pada paruh kedua tahun depan.

Prediksi Zheng Bojian bertepatan dengan peramal India berusia 14 tahun, Abhigya Anand yang juga memprediksikan dalam video terbarunya bahwa mulai akhir Desember akan terjadi bencana yang lebih besar.

Saat ini, ketika moralitas manusia terpuruk begitu buruk sehingga tidak dapat dipulihkan, keduanya memperingatkan dunia untuk senantiasa berbuat baik dan memiliki iman kepada Tuhan barulah selamat dari malapetaka.

Dikecam langit tidak sadar, dikritik bumi tidak mendengar. Segala sesuatu di dunia telah ditakdirkan, hanya orang bijak yang memahaminya, sedangkan orang yang bodoh tidak akan peduli dan terus melakukan kejahatan, hingga menjelang ajal pun masih belum tersadar juga. (et/sud/sun)

0 comments