Sejarah Tiongkok: Akhir dari ‘Tiga Wu Satu Zong’ yang Memusnahkan Buddhisme

Versi video artikel ini ada dibagian akhir artikel.

Dalam sejarah Tiongkok, pernah ada lima kaisar menyerang agama Buddha: Empat kali mengakibatkan bencana, Sejarah menyebut ‘Tiga Wu Satu Zong’, meskipun alur ceritanya berbeda, namun akhir ceritanya sangat mirip. Satu kali yang lain masih belum sempat diberlakukan, namun dia kehilangan takhta.

Kaisar Taiwu Tuoba Tao dari Dinasti Wei Utara memusnahkan Buddha

Di masa Dinasti Utara dan Selatan, Kaisar Taiwu Tuoba Tao (suara: Tao, suku Xianbei) dari Dinasti Wei Utara, secara pribadi memimpin kuda besinya menghancurkan Empat Kerajaan, menyatukan utara. Jasa yang luar biasa dalam pertempuran, membuat Dinasti Wei Utara makmur.

Pada saat itu, agama Buddha tersebar luas, ada banyak orang berkultivasi sebagai biksu. Tapi Tuoba Tao tidak percaya pada ajaran Buddha dan mulai memusnahkan Buddha.

Pada tahun 446, dekrit memusnahkan Buddha paling keras dikeluarkan: hancurkan patung Buddha, bakar kitab suci Buddha, membongkar kuil dan mengubur biksu hidup-hidup. Seluruh negeri penuh dengan kepanikan.

Dua tahun kemudian, Kaisar Taiwu, yang sedang di puncak kekuasaan, di luar dugaan dibunuh oleh seorang kasim, dia baru berusia 45 tahun. Kedua putranya (Pangeran dan Gongzong) juga berturut-turut tewas di tangan kasim.

Kaisar Wu Yuwen Yong dari Dinasti Zhou Utara memusnahkan Buddha

Pada akhir Dinasti Selatan dan Utara, Kaisar Wu Yuwen Yong dari Dinasti Zhou Utara (suara: Yong, suku Xianbei) seorang pemberani dan heroik. Pada usia 32 (575 M), ia secara pribadi menaklukkan Dinasti Qi Utara. Pada usia 34, ia telah menyatukan Utara kembali.

Pada tahun 574, Yuwen Yong mengancam bahwa dia tidak takut masuk neraka, lalu mengambil tindakan memusnahkan Buddha dan Taoisme, menghancurkan kitab suci, patung-patung dan membuat biksu dan penganut Tao kembali ke dalam kehidupan duniawi.

Setelah Dinasti Qi Utara dimusnahkan, kedua agama Buddha dan Taoisme dilarang di Qi Utara yang asli, sehingga agama Buddha di utara hampir musnah total. Pada bulan Juni tahun berikutnya, Kaisar Wu mengerahkan pasukannya untuk Ekspedisi Utara ke Turki, namun tiba-tiba terserang penyakit dan mati dalam usia hanya 35 tahun.

Pangeran Yu Wenyun yang berusia 19 tahun (suara: yun) naik takhta, kejam dan cabul, di tahun berikutnya memberikan takhta kepada putranya yang berusia 6 tahun dan dia sendiri khusus di istana belakang untuk mengumbar nafsu. Tiga tahun kemudian sakit dan mati.

Setelah anak belianya naik takhta, kekuasaan jatuh ke tangan kakeknya, Yang Jian. Yang Jian dengan cepat memusnahkan 43 keluarga keturunan kerajaan Yuwen, sisa klan raja Yuwen pada dasarnya terbunuh semua.

Tahun 581, Yang Jian menghapus Zhao Utara dan mendirikan Dinasti Sui.

Tang Wuzong Li Yan memusnahkan Buddha

Ketika Tang Wuzong Li Yan belum naik takhta, dia lebih memilih Taoisme. Setelah naik takhta pada usia 26 tahun, dia menjadi semakin cenderung untuk percaya pada agama Tao, di bawah hasutan para pengikut Tao di sekitarnya, dari awal mula menertibkan agama Buddha berangsur-angsur berkembang menjadi memusnahkan agama Buddha.

Tang Wuzong memusnahkan Buddha dimulai pada tahun-tahun awal Huichang dan mencapai klimaks pada tahun-tahun terakhir Huichang.

Zaman makmur Dinasti Tang juga merupakan zaman makmur agama Buddha. Kemunduran pada akhir Dinasti Tang, namun agama Buddha masih tetap mengakar kuat di hati masyarakat. Tang Wuzong memusnahkan Buddha, kehilangan hati masyarakat, isu tersebar di kalangan rakyat bahwa Tang Wuzong memusnahkan Buddha usianya dikurangi 10 tahun. Tidak lama kemudian Tang Wuzong tiba-tiba meninggal karena sakit pada usia 33 tahun.

Zhou Shizong Chai Rong menghancurkan Sang Buddha

Zhou Shizong Chai Rong dari Dinasti Zhou Akhir yang "berbakat besar dan berpandangan luas", dipuji sebagai "raja bijak pertama" di jaman Lima Dinasti. Dia secara komprehensif mereformasi, memperluas wilayah, dan tak terkalahkan, tetapi dia meninggal karena penyakit di masa jayanya, pada usia 39 tahun.

Pada tahun kedua Chai Rong naik takhta, pada bulan Mei tahun 955, ia menurunkan titah untuk menghancurkan kuil Buddha secara besar-besaran. Di wilayah kekuasaannya kuil Buddha yang bisa dipertahankan hanya kuil yang memiliki prasasti kaisar, setiap kabupaten hanya ada satu kuil yang tersisa, yang lain dihancurkan semuanya.

Di Zhenzhou (sekarang Kabupaten Zhengding, Shijiazhuang, Hebei), di Vihara Dabei Bodhisattva Guan Yin Agung perunggu yang sangat mujarab, orang yang menghancurkan patung akan patah pergelangan tangannya dan mati, tidak ada orang yang berani mengusik lagi. Chai Rong secara pribadi pergi kesana dan menebas dada bodhisattva dengan kapak besar! Segera, Chai Rong mati karena bisul ganas di dadanya, pada saat itu diisukan bahwa dia mendapat balasan karena memotong dada patung Buddha.

Putra Chai Rong yang masih berusia 5 tahun naik takhta, selama kurang dari setahun, negara kekuasaannya direbut oleh Zhao Kuangyin, komandan tentara kekaisaran.

Sejak zaman kuno, mereka yang merampas kepercayaan semuanya berakhir dengan kegagalan atau balasan jahat. Ada juga preseden di Barat: Pada abad pertama Masehi, Kekaisaran Romawi kuno, demi menumpas keyakinan para pengikut Kristen, menggunakan kebohongan untuk menipu rakyat dan berpartisipasi dalam penganiayaan, kemudian, menyebabkan 4 kali wabah besar melanda negara itu, sekitar setengah dari populasi tewas dalam wabah. Kekaisaran Romawi kuno yang perkasa dan kuat juga runtuh dan musnah karena ini.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) mencuri kekuasaan selama 72 tahun, menghancurkan dan menganiaya kepercayaan, jauh melebihi negara lain yang mana pun baik di masa lalu atau sekarang. Menggunakan sistematis mencuci otak, mengajarkan ateisme, "bertarung melawan langit dan bumi" anti-Dewa dan anti-kemanusiaan, telah membunuh 80 juta jiwa dalam berbagai gerakan politik secara berturut-turut. PKT telah sepenuhnya menghancurkan budaya tradisional, menumbangkan nilai-nilai universal, dan memusnahkan kepercayaan. Telah menyebabkan hati orang-orang di dunia berubah dan moralitas merosot.

Secara khusus, Partai Komunis percaya bahwa Falun Gong yang percaya pada Tuhan (teisme), akan membahayakan legitimasi pemerintahannya. Oleh karena itu, sejak mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999, PKT demi untuk mempertahankan penindasannya terhadap Sejati, Baik dan Sabar, memerintah negara dengan korupsi, mengatur pejabat dengan mesum, menggantikan hukum dengan kekuasaan, melukai rakyat untuk pamer, selama 21 tahun telah memperluas metode kejam yang digunakan untuk menganiaya Falun Gong: rumor dan fitnah, penyiksaan dan penindasan, memutus ekonomi, pengambilan organ secara hidup-hidup dll, dijulurkan kepada masyarakat biasa di Tiongkok. Dalam beberapa tahun terakhir, Partai Komunis Tiongkok memperluas lagi model penindasan kepada orang-orang Xinjiang, pemuda Hong Kong, dan orang-orang Mongolia. Tirani seperti ini menimbulkan amarah Tuhan dan kebencian manusia.

Pada bulan November tahun 2004, "Sembilan Komentar Mengenai Partai Komunis" lahir, melucuti kemunafikan Partai Komunis Tiongkok dan mengungkap watak hakiki roh jahatnya. Pada tanggal 12 Januari tahun 2005, media Tionghoa di luar negeri "Epoch Times" mengeluarkan pernyataan serius, yang menyatakan bahwa "Hari kiamat Partai Komunis akan tiba, Tuhan pasti akan membereskan perhitungan dengan iblis jahat ini”, serta meluncurkan gerakan "Tiga Pengunduran", yaitu, mundur dari organisasi Partai, Liga dan Pioner Partai Komunis Tiongkok. Hingga saat ini sudah ada 370 juta orang yang melakukan tiga pengunduran.

Pada saat kritis dalam sejarah ini, mohon menjauhlah dari Partai Komunis Tiongkok, bedakan dengan jelas antara yang baik dan yang jahat, dan untuk orang Tionghoa, pada saat yang sama ingatlah sembilan kata mujarab "Falun Dafa Hao (Falun Dafa baik), Zhen Shan Ren Hao (Sejati-Baik-Sabar adalah baik)", niscaya akan melewati bencana dengan selamat.

0 comments