Iran Kembali Aktifkan Program Nuklir? Satelit Deteksi Aktivitas di Fasilitas yang Dibom AS, Khamenei Ancam Trump dan Netanyahu
Teheran, Iran — Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat kembali meningkat setelah fasilitas nuklir Fordow di Iran, yang sempat dihantam oleh serangan udara AS, menunjukkan tanda-tanda aktivitas baru. Sementara itu, pemimpin tertinggi Syiah Iran memicu kontroversi besar dengan mengeluarkan fatwa ekstrem yang menyerukan kekerasan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
🔍 Satelit Deteksi Aktivitas Pasca-Serangan “Midnight Hammer”
Pekan lalu, militer Amerika Serikat melancarkan operasi "Midnight Hammer", menghantam tiga fasilitas nuklir penting di Iran. Meski dianggap sebagai pukulan telak, foto satelit terbaru menunjukkan alat berat dan para pekerja kembali aktif di fasilitas Fordow.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, menegaskan:
“Kerusakan memang signifikan, tetapi tidak menghancurkan sepenuhnya. Iran memiliki kemampuan teknis dan industri untuk memulai kembali pengayaan uranium kapan saja.”
❌ Iran Tolak Inspeksi, Eropa Kecam
Iran menolak permintaan inspeksi oleh IAEA dan menghentikan sementara kerja sama dengan badan tersebut, keputusan ini disahkan oleh parlemen Iran. Prancis, Jerman, dan Inggris langsung mengeluarkan pernyataan bersama mengecam keras langkah tersebut.
🇺🇸 Trump: "Iran Tidak Akan Pernah Punya Nuklir"
Presiden Donald Trump dengan tegas menolak anggapan bahwa AS akan berdialog dengan Iran:
“Kami tidak sedang bernegosiasi dengan Iran, dan kami tidak akan memberikan apapun pada mereka.”
Trump juga membantah laporan bahwa AS akan membantu Iran membangun fasilitas nuklir sipil senilai $30 miliar, sembari memperingatkan bahwa serangan lanjutan mungkin terjadi jika Iran nekat melanjutkan program nuklir.
⚠️ Fatwa Ekstrem: Seruan Kekerasan terhadap Trump dan Netanyahu
Lebih mengkhawatirkan lagi, media New York Post mengutip New York Sun yang melaporkan bahwa pemimpin tertinggi Syiah Iran, Ayatollah Sadeq Shirazi, telah mengeluarkan fatwa (dekrit keagamaan) yang menyebut Trump dan Netanyahu sebagai “musuh Tuhan”. Ia menyerukan hukuman mutilasi, penyaliban, dan eksekusi brutal lainnya terhadap kedua tokoh tersebut.
🗣️ Kecaman dari Pengamat Internasional
Niyak Ghorbani, pengamat politik dengan kewarganegaraan ganda Inggris-Iran, mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk dukungan negara terhadap terorisme global:
“Ini bukan hanya ancaman terhadap individu, tapi juga terhadap nilai-nilai dunia bebas. Dunia Barat harus sadar bahwa Iran tidak hanya menindas rakyatnya sendiri, tetapi juga ingin mengekspor kekerasan atas nama agama.”
0 comments