Pidato Xi Jinping di Peringatan Chen Yun Picu Spekulasi: Benarkah Xi Sudah Kehilangan Kekuasaan?

Beijing, 13 Juni 2025 – Pidato terbaru Xi Jinping dalam acara peringatan 120 tahun kelahiran tokoh senior Partai Komunis Tiongkok (PKT), Chen Yun, memicu gelombang spekulasi soal kekuatan politik Xi yang kian melemah. Banyak pengamat menilai bahwa isi pidato tersebut justru bertentangan dengan arah kekuasaan yang selama ini dibangun Xi, sehingga tampak seperti “menampar dirinya sendiri” dan menjadi sinyal besar akan perubahan internal di elite PKT.

Pidato Berbeda dari 10 Tahun Lalu

Pidato Xi dalam acara resmi di Balai Agung Rakyat Beijing sangat berbeda dibandingkan pidatonya pada acara serupa satu dekade lalu. Dulu, Xi menekankan pentingnya "menjaga kewibawaan pimpinan pusat partai dan kesatuan langkah seluruh anggota partai."

Namun dalam pidato kali ini, Xi justru mengutip dokumen partai “Keputusan Tentang Beberapa Masalah Sejarah Sejak Berdirinya Negara,” yang menegaskan prinsip "sentralisme demokratis" dan "kepemimpinan kolektif", serta penolakan terhadap kepemimpinan tunggal.

🎙️ Tang Jingyuan, analis politik di AS, menyebut:
“Ini bertentangan langsung dengan gaya ‘satu orang berkuasa penuh’ yang dibawa Xi sejak Kongres Nasional ke-19. Ini semacam tamparan terhadap dirinya sendiri.”

Bukan Pidato Pribadi, Melainkan Perintah Elite?

Pengamat juga menyoroti bahwa pidato tersebut kemungkinan bukan ditulis oleh Xi sendiri. Seperti disampaikan kolumnis Wang He dari The Epoch Times, pidato tersebut diyakini telah melalui persetujuan dari Politbiro dan Komite Tetap, bahkan mungkin dikendalikan oleh figur-figur kuat lain di balik layar.

🗣️ Wang He:
“Xi saat ini hanya membaca naskah yang sudah ditentukan, bukan lagi aktor utama dalam panggung politik.”

Puji Chen Yun, Kritik Diri?

Xi secara tidak biasa memuji standar rekrutmen “lima danau empat lautan” ala Chen Yun—yang berarti inklusif dan luas dalam memilih kader. Padahal, Xi selama ini dituduh mengisi posisi penting dengan loyalisnya sendiri, menciptakan apa yang disebut “Xi’s Army” atau “kelompok keluarga Xi.”

Hal ini semakin memperkuat kesan bahwa Xi sedang dipaksa mempromosikan nilai-nilai yang bertolak belakang dengan praktik kekuasaannya sendiri selama lebih dari satu dekade terakhir.

Tanda Perubahan Arah Kebijakan Ekonomi

Dalam pidatonya, Xi juga menekankan perlunya pendalaman reformasi dan keterbukaan ekonomi ke luar negeri, nada yang selaras dengan era Deng Xiaoping. Secara paralel, pemerintah Tiongkok menerbitkan kembali sejumlah dokumen “reformasi lama” yang sebelumnya diabaikan, seperti:

  • Panduan Pembentukan Sistem Perusahaan Modern dengan Karakteristik Tiongkok
  • Usulan Penguatan Zona Reformasi Khusus di Shenzhen

Analis menilai, suara “reformasi” kembali dominan dalam PKT dan mungkin menjadi sinyal pergeseran arah kekuasaan di dalam partai.

Xi Hanya Figuran? Siapa Pengendali Sebenarnya?

Informasi eksklusif dari The Epoch Times menyebut bahwa Xi mulai kehilangan pengaruh sejak April 2024, dan kini sosok seperti Wen Jiabao dan Jenderal Zhang Youxia mulai memainkan peran penting dalam politik Tiongkok. Xi dinilai hanya menjalankan peran simbolik.

Sebagian pihak memperkirakan bahwa perubahan besar bisa diumumkan pada Sidang Pleno Keempat (yang terus ditunda), termasuk kemungkinan restrukturisasi kekuasaan tertinggi.

Situasi Mirip 2012?

Beberapa pakar membandingkan kondisi saat ini dengan tahun 2012 ketika skandal Wang Lijun memicu keretakan besar di internal PKT dan menggulingkan Bo Xilai. Kini, situasi domestik dan internasional yang memburuk bisa mempercepat krisis internal PKT.


Kesimpulan: Akankah Xi Digantikan?

Situasi di balik pidato Xi Jinping tampaknya mencerminkan konflik dalam kepemimpinan tertinggi Tiongkok, dan bukan hanya perubahan narasi biasa. Dengan tekanan dari luar dan dalam, pergantian kepemimpinan atau redistribusi kekuasaan tampaknya hanya tinggal menunggu waktu.



0 comments