AS Tunda Bantuan Senjata ke Ukraina, Korea Utara Siap Kirim 30.000 Tentara Bantu Rusia

 


Washington, D.C. / Kyiv / Pyongyang – Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menghentikan sementara pengiriman sebagian bantuan militer ke Ukraina, sementara Korea Utara dikabarkan bersiap menggandakan jumlah tentaranya untuk mendukung Rusia dalam serangan musim panas di Ukraina.

🔴 AS Tunda Pengiriman Senjata: Stok Menipis & Fokus Nasional

Juru Bicara Gedung Putih, Anna Kelly, pada hari Selasa (waktu setempat) menyatakan bahwa keputusan ini diambil oleh Pentagon untuk melindungi kepentingan strategis nasional. Dua alasan utama disebutkan:

  1. Stok senjata Amerika menipis, dan
  2. Pemerintahan Trump melakukan penyesuaian terhadap prioritas pertahanan nasional.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa rudal sistem pertahanan udara seperti Patriot termasuk dalam kategori bantuan yang ditunda.

“Jika kami benar-benar kehabisan sistem pertahanan udara, saya akan meninggalkan Kyiv,” ujar Kurochkina, seorang warga Kyiv yang berprofesi sebagai pengacara.

Warga lainnya, desainer grafis Babik, juga menyampaikan keprihatinan serupa:

“Tanpa Patriot, tidak ada sistem lain yang bisa menembak jatuh rudal hipersonik Rusia.”

💥 Serangan Rusia ke Ukraina Semakin Ganas

Pada malam Selasa, pasukan Rusia menyerang rumah sakit di Kherson, Ukraina selatan, melukai sedikitnya 9 orang. Laporan militer menyebutkan bahwa total 114 drone tempur dan 4 rudal S-300 diluncurkan ke berbagai wilayah, termasuk Kharkiv.

Kherson menjadi salah satu kota paling berbahaya karena berada dalam jangkauan artileri dan drone Rusia dari seberang Sungai Dnipro.

🛡️ Ukraina Butuh Patriot: Satu-satunya Harapan Melawan Rudal Hipersonik

Anggota parlemen Ukraina, Fedir Venislavskyi, menegaskan bahwa sistem Patriot buatan AS adalah satu-satunya senjata yang efektif menghadapi rudal Rusia jenis "Dagger" (Kinzhal).

“Jika Amerika mengizinkan negara-negara sekutu yang memiliki Patriot untuk mentransfernya ke Ukraina, itu bisa menyelamatkan kami,” ujarnya.

Wakil Menteri Pertahanan AS, Elbridge Colby, menyatakan bahwa opsi bantuan tetap dibuka untuk Ukraina, namun akan disesuaikan agar tetap menjaga kepentingan dan kesiapan militer AS.

🌍 Dunia Menanggapi: Korea Utara Naikkan Eskalasi, Prancis Hubungi Putin

Pada hari yang sama, Kremlin menyambut baik keputusan AS tersebut dan menyatakan bahwa “semakin sedikit senjata ke Kyiv, semakin cepat konflik berakhir.”

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan panggilan telepon selama dua jam lebih dengan Presiden Rusia Vladimir Putin—kontak langsung pertama mereka sejak September 2022.

🚨 Korea Utara Siap Kirim 30.000 Tentara Bantu Rusia

Menurut badan intelijen Ukraina, Korea Utara sedang bersiap mengirim 25.000 hingga 30.000 tentara ke garis depan Ukraina, untuk mendukung ofensif musim panas Rusia.

  • Tentara Korea Utara diperkirakan akan ditempatkan di wilayah pendudukan Rusia di Ukraina.
  • Pengiriman tentara kemungkinan dilakukan melalui pesawat kargo militer atau kereta api.
  • Citra satelit dari bandara Sunan di Korea Utara menunjukkan pergerakan beberapa pesawat kargo besar.
  • Kamp militer gabungan Rusia-Korea Utara di dekat Kursk juga dilaporkan terus berkembang dalam beberapa bulan terakhir.

Ukraina sebelumnya melaporkan bahwa sejak musim gugur 2024, sekitar 11.000 tentara Korea Utara telah tiba secara diam-diam di Ukraina. Namun baru pada April 2025, Rusia dan Korea Utara secara terbuka mengakui kerja sama militer ini.


#PerangUkraina #KoreaUtara #RusiaVsUkraina #Trump #BantuanMiliterAS #RudalPatriot #PerangDunia2025 #MiliterKoreaUtara #KonflikGlobal #BeritaInternasional #UkrainaHariIni #Putin #EmmanuelMacron #Kherson #Kharkiv #DroneTempur

0 comments