Krisis Populasi: Lebih dari 21.000 Taman Kanak-Kanak di Tiongkok Tutup Sepanjang Tahun 2024
Beijing – Tiongkok tengah menghadapi krisis demografis yang semakin parah. Berdasarkan data resmi dari Kementerian Pendidikan Tiongkok per Juni 2025, sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 21.100 taman kanak-kanak (TK) resmi ditutup di seluruh negeri — artinya rata-rata lebih dari 50 TK tutup setiap harinya.
Jumlah total TK di Tiongkok kini tinggal 253.300, turun dari 274.400 pada tahun 2023. Sejak tahun 2022, total 41.500 TK telah ditutup:
- Tahun 2022: 5.610 ditutup
- Tahun 2023: 14.808 ditutup
- Tahun 2024: 21.100 ditutup
Jika dibandingkan dengan puncaknya pada 2021, penurunan jumlah TK telah mencapai 14,08%.
Anjloknya Jumlah Anak, Efek dari Krisis Kelahiran
Jumlah anak usia prasekolah yang terdaftar juga anjlok tajam. Pada 2024, hanya tercatat 35,83 juta anak yang terdaftar di TK, turun drastis dari 40,93 juta pada 2023, atau penurunan lebih dari 5 juta anak hanya dalam setahun.
Menurut Li, seorang pelaku industri budaya di Beijing, krisis ini adalah konsekuensi jangka panjang dari kebijakan satu anak yang diterapkan oleh pemerintah Tiongkok sejak 1980-an.
"Partai Komunis Tiongkok mencabut hak rakyat untuk memiliki anak. Sejak saat itu, populasi mulai menurun drastis," ujarnya.
Li menambahkan, kini kondisi ekonomi yang memburuk juga membuat banyak orang tidak ingin menikah atau punya anak. Bahkan pasangan menikah pun cenderung memilih hidup tanpa anak (DINK - Double Income, No Kids).
"Kalau tidak ada anak, ya tidak ada yang masuk TK, SD, bahkan 20 tahun ke depan, mungkin universitas pun banyak yang tutup," tambahnya.
Dari “Satu Sekolah Sulit Didapat” Jadi “Satu Anak Sulit Dicari”
Setelah kebijakan dua anak diberlakukan pada 2016, jumlah kelahiran sempat naik namun kembali menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir. Industri pendidikan usia dini yang sebelumnya mengalami booming, kini menghadapi krisis kekurangan murid.
"Dulu TK di sekitar saya sangat sulit dimasuki, sekarang siapa saja bisa masuk meskipun tidak tinggal di zona sekolah. Itu artinya TK sudah sangat kesulitan menjaring murid," kata Wang, seorang warga Hangzhou, Zhejiang — salah satu kota yang relatif lebih maju secara ekonomi.
Ancaman Terhadap Masa Depan Ekonomi dan Sosial Tiongkok
Para pengamat memperingatkan, jika tren ini terus berlanjut, maka pada tahun 2030 jumlah taman kanak-kanak di Tiongkok bisa turun hingga 163.700 saja — menyusut drastis dari angka saat ini.
Li menyampaikan keprihatinan mendalam:
"Sebuah negara butuh manusia. Tanpa manusia, tidak ada konsumsi, tidak ada produksi, dan tidak ada kemajuan. Banyak anak muda malah memilih meninggalkan Tiongkok, dan itu pukulan besar bagi masa depan ekonomi kita."
#KrisisPopulasiTiongkok #TKTutupMassal #PenurunanJumlahAnak #DemografiTiongkok #KebijakanSatuAnak #EkonomiTiongkok #KrisisKelahiran #TamanKanakKanakChina
0 comments