Mantan Manajer Proyek di Tiongkok Ungkap Kekejaman Polisi PKT: Pemukulan, Pengambilan Darah, dan Penindasan HAM

 

Liang Zhenhua,Seorang mantan manajer proyek konstruksi asal Shenzhen, Tiongkok, secara terbuka mengungkap kekejaman yang dialaminya selama hidup di bawah rezim Komunis Tiongkok.

Los Angeles, AS – Seorang mantan manajer proyek konstruksi asal Shenzhen, Tiongkok, Liang Zhenhua, secara terbuka mengungkap kekejaman yang dialaminya selama hidup di bawah rezim Komunis Tiongkok. Dalam wawancara eksklusif, ia menceritakan pengalaman tragisnya saat ditangkap, dipukuli, diambil darah, hingga dikurung hanya karena berani menyuarakan kebebasan berekspresi.

Liang kini melarikan diri ke Amerika Serikat bersama keluarganya dan menyatakan tekadnya untuk mengungkap kebenaran tentang kekejaman Partai Komunis Tiongkok (PKT) kepada dunia, agar masyarakat Tiongkok tidak lagi dibutakan oleh propaganda rezim.

Ditangkap, Dipukuli, dan Diambil Darah tanpa Alasan Jelas

Kejadian bermula pada tahun 2012, ketika Liang yang saat itu berusia 22 tahun tengah mengurus izin tinggal sementara di Shenzhen. Tanpa alasan yang sah, ia ditangkap polisi karena dianggap tidak memiliki dokumen lengkap. Di kantor polisi, ia mendapati sekitar 20 anak muda lain juga ditahan tanpa kejelasan.

"Polisi menampar saya di depan umum, menendang saya dari bangku hingga terjatuh. Saya sangat terkejut dan ketakutan. Mereka menendang punggung dan perut saya dengan sepatu mereka. Saya hanya bisa menggeliat ketakutan di lantai," ungkap Liang.

Setelah pemukulan, ia difoto, diberi nomor, diambil darah, dan dikumpulkan data biologisnya.

Dugaan Terkait Pengambilan Organ: “Saya Merasa Ngeri”

Setelah menyadari apa yang terjadi, Liang mencurigai bahwa proses pengambilan darah dan data ini merupakan bagian dari program rahasia PKT untuk basis data donor organ, yang diyakini berkaitan dengan praktik pengambilan organ secara paksa dari tahanan hati nurani, termasuk praktisi Falun Gong.

"Saya baru sadar, mereka sedang membangun basis data untuk pencocokan organ. Ini sangat mengerikan," katanya.

Disiksa karena Suara Kebenaran di Media Sosial

Pada November 2023, Liang kembali menjadi korban represi setelah memposting pernyataan memperingati tragedi Pembantaian Tiananmen 4 Juni di media sosial. Ia ditangkap, diborgol di kursi besi kantor polisi, dan mengalami penyiksaan fisik.

"Polisi menyelipkan gagang sikat gigi di antara jari-jari saya, membungkusnya dengan lakban, lalu memutar gagangnya dengan paksa. Rasanya sakit sekali—itu benar-benar siksaan fisik," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

“Tiongkok adalah Penjara Raksasa yang Dibangun oleh PKT”

Liang menggambarkan bahwa di bawah pemerintahan Komunis, rakyat Tiongkok hidup dalam penjara besar yang tak kasat mata, tanpa kebebasan dan hak asasi.

"PKT telah menyiksa rakyat Tiongkok secara fisik dan mental. Kita diperbudak tanpa sadar. Saya yakin rakyat Tiongkok harus sadar dan bangkit," tegasnya.

Bersaksi untuk Keadilan dan Kebebasan

Pada Agustus 2024, Liang berhasil melarikan diri ke Amerika bersama istri dan anaknya. Ia bertekad untuk menyuarakan ketidakadilan dan membangunkan kesadaran masyarakat global atas pelanggaran HAM yang terus terjadi di Tiongkok.

"Meskipun kita lemah, tapi setiap suara kebenaran adalah aliran kecil yang bisa menjadi sungai besar. Seperti dalam film ‘The Shawshank Redemption’—dengan sendok kecil, kita bisa menggali jalan menuju kebebasan," ucapnya penuh semangat.

Putus Total dengan PKT dan Seruan untuk Generasi Muda Tiongkok

Liang secara terbuka menyatakan keluar dari organisasi-organisasi afiliasi Partai Komunis, termasuk Pionir Muda dan Liga Pemuda Komunis, dan mengajak generasi muda untuk tidak lagi menjadi bagian dari sistem otoriter tersebut.

"Saya menyatakan keluar dari semua organisasi Komunis. Saya tidak ingin memiliki hubungan apa pun dengan rezim yang menipu dan menyakiti rakyatnya sendiri."

Menemukan Harapan di Falun Gong

Di pengasingannya, Liang menemukan inspirasi dari Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang mengedepankan nilai “Sejati, Baik, dan Sabar”. Ia menilai bahwa nilai-nilai ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang damai dan harmonis.

"Saya percaya jika lebih banyak orang menjalani hidup dengan prinsip Falun Gong, masyarakat dan keluarga mereka akan lebih bahagia," tutupnya.


#HAMTiongkok #PelanggaranHAM #PKT #LiangZhenhua #KebebasanBerpendapat #FalunGong #AntiKomunis #PenyiksaanTiongkok #TahananHatiNurani #PengambilanOrgan #KebenaranTiongkok #BeritaInternasional #Shenzhen #PembantaianTiananmen #BeritaHAM #SuaraKorban #GerakanKeluarPKT #BeritaTiongkok

0 comments