Trump Umumkan Kenaikan Tarif Impor untuk Lebih dari 20 Negara, Termasuk Kanada, Brasil, dan Filipina

 


Washington, AS – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump telah mengirim surat resmi kepada lebih dari 20 pemimpin negara untuk memberlakukan tarif impor baru yang akan berlaku mulai 1 Agustus 2025. Kenaikan tarif ini merupakan bagian dari strategi perdagangan global baru yang diklaim bertujuan melindungi keamanan nasional dan ekonomi domestik AS.

Menurut pernyataan Trump pada 10 Juli, negara-negara mitra dagang seperti Taiwan, India, dan Uni Eropa akan segera menerima surat pemberitahuan tarif baru. Trump menyatakan bahwa negara-negara yang belum menerima pemberitahuan akan dikenakan tarif antara 15% hingga 20%, menggantikan tarif dasar saat ini yang sebesar 10%.

Kanada Dikenai Tarif 35% karena Isu Fentanil dan Hambatan Perdagangan

Pada malam 10 Juli, Kanada menerima surat resmi dari Trump yang menetapkan tarif impor sebesar 35% untuk sejumlah produk, naik dari tarif sebelumnya 25%. Dalam surat tersebut, Trump menuding bahwa arus masuk fentanil dari Kanada serta hambatan perdagangan mengancam keamanan nasional, ekonomi, dan sektor pertanian AS. Namun, Trump juga menyatakan kesediaannya untuk meninjau kembali tarif jika Kanada bersedia bekerja sama dalam menanggulangi penyelundupan fentanil.

Perdana Menteri Kanada Mark Carney menegaskan melalui platform X (dulu Twitter) bahwa pemerintahnya akan terus bernegosiasi untuk melindungi kepentingan pekerja dan pelaku usaha Kanada.

Brasil dan Filipina Jadi Sasaran Tarif Baru

Brasil juga menerima pemberitahuan pada hari yang sama bahwa barang impornya akan dikenai tarif hingga 50%. Trump menuduh Brasil merusak perdagangan digital dan membatasi kebebasan berbicara, serta menyebut hubungan dagang AS-Brasil sangat tidak adil.

Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mengatakan bahwa ia akan bernegosiasi untuk menghindari tarif dan akan berdiskusi dengan mitra BRICS.

Sementara itu, pada 9 Juli, AS mengumumkan tarif 20% untuk produk dari Filipina, meningkat dari tarif yang sebelumnya diumumkan pada April sebesar 17%. Meski demikian, tarif ini masih merupakan yang terendah di antara negara-negara ASEAN.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. dijadwalkan akan bertemu langsung dengan Trump di Washington pada 22 Juli untuk membahas kerja sama perdagangan dan mendorong kesepakatan baru.

Asia Tenggara Jadi Sasaran Penalti Khusus

Beberapa negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Laos, dan Kamboja dikenakan tarif hukuman sebesar 36% hingga 40%. Hal ini dilakukan untuk mencegah upaya penyelundupan barang melalui negara ketiga sebagai cara menghindari tarif. Pemerintah Myanmar bahkan telah meminta penurunan tarif menjadi antara 10% hingga 20%, dan bersiap mengirim tim negosiasi ke Washington.

Para analis menilai kebijakan ini sebagai strategi untuk menghentikan Tiongkok menggunakan negara-negara Asia Tenggara sebagai lokasi "pencucian asal barang" guna menghindari tarif AS, sembari tetap menjaga ruang kerja sama ekonomi dengan kawasan tersebut.

Dampak Ekonomi dan Lonjakan Pendapatan Tarif

Menurut data Departemen Keuangan AS, penerimaan dari tarif impor pada Mei 2025 mencapai US$ 22,8 miliar, empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, inflasi masih relatif terkendali. Data dari Biro Keamanan Industri menunjukkan bahwa Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Mei hanya naik 0,1% dibandingkan bulan sebelumnya, di luar sektor makanan dan energi. Penurunan harga tiket pesawat, mobil, dan pakaian disebut membantu menahan inflasi.

Senator AS Usulkan Sanksi Baru terhadap Rusia dan Pendukungnya

Di saat yang sama, Senator Partai Republik Lindsey Graham dan Senator Demokrat Richard Blumenthal mengajukan RUU sanksi baru terhadap Rusia. RUU ini mendapat dukungan bipartisan yang kuat. Dalam isi RUU, negara-negara seperti Tiongkok dan India yang masih membeli minyak, gas alam, dan uranium dari Rusia akan dikenai tarif hingga 500%. Tujuannya adalah untuk menekan pendapatan Rusia, memaksa mereka kembali ke meja perundingan, serta menghalangi ambisi militer Tiongkok terhadap Taiwan.


#PerangDagangAS #TarifTrump #EkonomiGlobal #BeritaInternasional #BeritaDunia #SanksiRusia #Trump2025 #HubunganInternasional #PerdaganganGlobal #TarifImpor #BRICS #ASEAN #UniEropa #EkonomiAS #InflasiAmerika #Kanada #Brasil #Filipina #GeopolitikGlobal

0 comments