Vaksin COVID-19 Picu Penyakit Serius, Tenaga Medis di Tiongkok Langka Suarakan Hak

 


Beijing, Tiongkok – Pemerintah Tiongkok diduga memaksakan program vaksinasi massal COVID-19 dengan vaksin bermasalah buatan dalam negeri, seperti vaksin Sinovac (CoronaVac), yang kini dikaitkan dengan ribuan kasus kecacatan dan bahkan kematian. Salah satu korban, Liang Hui, seorang perawat dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Jiaxing, Zhejiang, secara berani membuka suara setelah menderita penyakit serius usai vaksinasi.

😷 Dipaksa Vaksin, Hidup Perawat Ini Berubah Tragis

Pada Januari 2021, Liang dipaksa menerima dua dosis vaksin Sinovac Biotech. Ia menyatakan keberatan karena vaksin tersebut belum melalui uji klinis memadai, namun pihak rumah sakit mengancam akan memecatnya jika menolak.

“Saya bilang saya tidak mau divaksin karena terlalu cepat dibuat, tapi kepala perawat menelepon dan mengancam saya. Katanya kalau saya tidak suntik, saya tidak boleh kerja,” ujar Liang.

Tak lama setelah vaksinasi, Liang mengalami batuk parah, sesak napas, dan peradangan saluran pernapasan. Ia akhirnya didiagnosis mengidap berbagai penyakit kronis seperti gangguan katup jantung, bronkitis, nodul paru, penyakit Hashimoto, dan hipotiroidisme. Berat badannya anjlok hingga di bawah 40 kg, dan ia kehilangan pekerjaan serta kemampuan hidup mandiri.

🧬 Ribuan Kasus Serupa, Pemerintah Bungkam

Liang bukan satu-satunya. Pada Tahun Baru Imlek 2022, seorang rekan perawat di rumah sakit yang sama, berusia sekitar 30 tahun, meninggal mendadak akibat serangan jantung. Liang menduga kejadian itu juga terkait vaksin, namun setiap kali ia menyebut “vaksin,” rekan-rekannya langsung menghindar.

“Mereka anggap rakyat sebagai kelinci percobaan. Pemerintah dan komisi kesehatan diam saja, mereka bahkan menyuruh dokter-dokter untuk tidak menyebutkan vaksin sebagai penyebabnya,” ungkapnya.

📉 Kasus Neurologis Serius: ALS dan Kematian

Di Provinsi Henan, Tuan Zhao mengalami kerusakan sistem saraf dan didiagnosis menderita ALS (penyakit saraf mematikan) usai dua kali suntik vaksin pada April dan Mei 2021. Ia kini tidak mampu bekerja.

Kisah lebih tragis dialami oleh Tuan Yu, seorang tunanetra dari Sichuan, yang juga terkena ALS usai vaksinasi. Karena tidak mampu membayar biaya pengobatan, ia bunuh diri beberapa waktu lalu.

“Dia melompat dari gedung. Ayahnya menderita kanker. Mereka sudah mengadu ke pemerintah, tapi tidak ada respon,” kata Zhao.

📊 Ribuan Kasus, Mayoritas Dianggap "Kebetulan"

Menurut data dari kelompok korban vaksin COVID-19 di Tiongkok, hingga September 2023 tercatat lebih dari 3.000 kasus serius, termasuk lupus, serangan jantung, stroke, diabetes, leukemia, asma, dan lainnya.

Namun sebagian besar kasus hanya dikategorikan sebagai “kejadian kebetulan” (coincidental events), sehingga tidak dilakukan penyelidikan atau kompensasi. Proses menuntut keadilan pun sangat sulit karena represi ketat dari pemerintah.


0 comments