Taiwan–Jepang Tandatangani MoU untuk Cegah Infiltrasi Intelijen Tiongkok, Pakar: Dunia Kian Tidak Percaya Beijing
Global News – Media Jepang melaporkan bahwa Tokyo dan Taipei telah menandatangani sebuah Nota Kesepahaman (MoU) terkait kerja sama pertukaran informasi imigrasi. Kesepakatan yang jarang terjadi ini dinilai sebagai bentuk tingkat kepercayaan yang tinggi antara Taiwan dan Jepang, sekaligus mencerminkan ketidakpercayaan internasional terhadap Tiongkok.
Menurut Yomiuri Shimbun pada Minggu (18/8), MoU yang ditandatangani sejak Desember 2024 tersebut berfokus pada pertukaran data masuk-keluar warga asing. Tujuannya: Bila terjadi konflik militer, Jepang dapat mencegah agen atau mata-mata Tiongkok masuk bersamaan dengan arus pengungsi dari Taiwan.
Simbol Kepercayaan Tinggi Taiwan–Jepang
Pakar militer independen, Mark, menyebut kerja sama ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam hubungan kedua pihak.
“Jika Taiwan bisa membagikan data imigrasi kepada Jepang, ini membuktikan adanya rasa saling percaya yang sangat tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, kesepakatan ini juga merupakan bukti nyata bahwa Jepang menaruh curiga besar terhadap infiltrasi intelijen Tiongkok, termasuk operasi spionase, sabotase, hingga penyebaran disinformasi.
Reaksi Taiwan dan Tiongkok
Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Tiongkok kembali menegaskan klaim bahwa “Taiwan adalah bagian dari Republik Rakyat Tiongkok” dengan menyebut Perjanjian San Francisco tidak sah. Namun, Taiwan membalas tegas:
“Kebohongan Partai Komunis Tiongkok meski diulang seribu kali, tetap tidak akan jadi kenyataan,” tegas Kementerian Luar Negeri Taiwan.
Selain itu, semakin banyak negara yang mengirim kapal perang melintasi Selat Taiwan sebagai penegasan bahwa jalur tersebut adalah perairan internasional.
Dukungan Internasional terhadap Taiwan
Presiden AS, Donald Trump mengungkapkan bahwa pemimpin Tiongkok, Xi Jinping pernah berjanji tidak akan menyerang Taiwan selama masa pemerintahannya. Namun anggota parlemen Taiwan, Wang Ting-yu, menegaskan bahwa Taiwan tidak boleh hanya bergantung pada janji musuh maupun sekutu:
“Penguatan pertahanan diri adalah kunci utama keamanan Taiwan,” katanya.
Pada Juli lalu, American Institute in Taiwan (AIT) mengumumkan peningkatan kerja sama ruang angkasa antara AS dan Taiwan, termasuk wacana pembangunan spaceport untuk mendukung logistik militer dan peluncuran satelit orbit rendah.
Pakar: Ambisi Beijing Tidak Pernah Padam
Analis mengingatkan bahwa janji Xi Jinping sulit dipercaya. Pada 2015, Xi pernah menjanjikan kepada Presiden AS, Barack Obama bahwa Tiongkok tidak akan memiliterisasi pulau-pulau di Laut China Selatan—namun terbukti dilanggar.
Karenanya, Taiwan didorong untuk mempercepat program satelit orbit rendah, meningkatkan kemampuan komunikasi dan pengintaian, serta membentuk badan lintas kementerian guna memperkuat industri antariksa nasional.
#Taiwan #Jepang #Tiongkok #IntelijenTiongkok #TaiwanJepang #KeamananRegional #SelatTaiwan #XiJinping #DonaldTrump #MoUTaiwanJepang #SpionaseTiongkok
0 comments