Trump Pamer Keberhasilan Tangani Kriminalitas, Menteri Keuangan AS Bongkar Sisi Gelap Kebijakan Ekonomi Beijing

 


Presiden Donald Trump menyoroti keberhasilan besar FBI dalam memberantas kejahatan domestik lewat “Operasi Panas Musim Panas,” sementara Menteri Keuangan AS Besant secara terbuka mengecam langkah ekonomi Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang dianggap merugikan rakyatnya sendiri dan mengancam stabilitas global. Dalam pernyataan tegas, Washington menegaskan dunia tidak akan tunduk pada kontrol ekonomi Beijing.


 Washington DC — Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali tampil di hadapan publik dengan menyoroti pencapaian besar pemerintahannya dalam menekan kejahatan domestik. Dalam konferensi pers di Oval Office, Trump bersama Direktur FBI Patel memaparkan hasil Operation Summer Heat atau “Operasi Panas Musim Panas,” yang berhasil menumpas jaringan kejahatan besar di seluruh negeri.

Sementara itu, di forum tahunan IMF–World Bank, Menteri Keuangan Besant dan Perwakilan Perdagangan AS Greer menuding Partai Komunis Tiongkok (PKT) melakukan manipulasi ekonomi global melalui kebijakan ekspor yang bersifat koersif dan merugikan rakyatnya sendiri.


Trump: Ribuan Penjahat Ditangkap, Kota-Kota Amerika Kembali Aman

Presiden Trump mengungkapkan bahwa sejak Januari 2025, lebih dari 23.000 penjahat berbahaya telah ditangkap FBI di seluruh 50 negara bagian.

Ia menegaskan, Washington DC kini telah berubah dari salah satu kota paling berbahaya menjadi lebih aman, dengan hasil serupa mulai terlihat di Memphis, dan target berikutnya adalah Chicago.

Donald Trump:
“Selama beberapa bulan terakhir, FBI menempatkan pemberantasan kejahatan kekerasan sebagai prioritas utama. Mereka telah menangkap ribuan pelaku paling berbahaya di Amerika.”

Dalam laporan Direktur FBI Patel, “Operasi Panas Musim Panas” (24 Juni–20 September) berhasil:

  • Menyelamatkan 557 anak-anak korban perdagangan manusia,
  • Menyita 421 kilogram fentanyl, dan
  • Membongkar sejumlah besar jaringan kriminal lintas negara bagian.

Trump menegaskan kampanye penegakan hukum ini akan diperluas untuk memastikan setiap warga Amerika dapat merasa aman kembali.


AS Bongkar ‘Sisi Gelap’ Kebijakan Ekonomi PKT

Di sisi lain, Menteri Keuangan Besant dan Perwakilan Perdagangan Greer menuding Beijing memperluas kontrol ekspor atas mineral tanah jarang (rare earth)—langkah yang mereka sebut sebagai bentuk “pemaksaan ekonomi terhadap dunia.”

Greer:
“Langkah itu bukanlah respons yang setara, melainkan bentuk tekanan ekonomi terhadap negara-negara di dunia.”

Kebijakan baru Beijing mewajibkan seluruh produsen global yang menggunakan bahan dasar rare earth untuk meminta izin ekspor langsung dari pemerintah Tiongkok, bahkan bila pabriknya beroperasi di luar negeri.

Besant:
“Inilah Tiongkok melawan seluruh dunia. Mereka berusaha mengendalikan pasar global dengan pembatasan yang tidak dapat diterima.”

Besant menegaskan, AS dan sekutunya tidak akan tunduk pada instruksi Beijing, dan jika PKT terus menjadi mitra yang tidak dapat dipercaya, maka dunia akan terpaksa “melepaskan diri” (decoupling) dari ekonomi Tiongkok.

“Kami tidak ingin rakyat Tiongkok menderita,” ujar Besant,
“Namun kami harus melindungi dunia dari risiko akibat kebijakan rezim yang menekan dan tidak transparan.”


PKT Dituding Biang Ketegangan Energi Dunia

Besant juga menyebut Tiongkok membeli 60% energi Rusia dan 90% energi Iran, menjadikannya “pembunuh perdamaian dunia.”
Ia menambahkan, seorang pejabat PKT bahkan datang ke Washington tanpa undangan dan mengancam akan ‘mengacaukan dunia’ hanya dengan menaikkan biaya pelabuhan.

Kebijakan baru itu kini terlihat nyata — PKT mulai mengenakan biaya pelabuhan sebesar 400 yuan per ton (sekitar USD 56) terhadap kapal Amerika. Dengan kapasitas rata-rata 100.000 ton per kapal kontainer dan lebih dari 500.000 ton untuk kapal tanker minyak besar, kebijakan itu bisa menambah beban biaya miliaran dolar bagi industri global.

Langkah balasan Washington juga tidak main-main. Pemerintah AS baru saja menjatuhkan sanksi terhadap 100 entitas dan individu yang membantu Iran mengekspor minyak, termasuk pelabuhan minyak mentah di Rizhao, Tiongkok.


Trump dan Tim Ekonomi Siap Lanjutkan Tekanan Terhadap Beijing

Trump menegaskan telah mendapatkan konfirmasi dari Perdana Menteri India Narendra Modi bahwa India tidak lagi membeli minyak Rusia, dan kini ia berencana memaksa Beijing melakukan hal serupa.

Langkah itu diharapkan menekan pendanaan energi ke negara-negara yang dianggap mengancam stabilitas global, seperti Rusia dan Iran.


Kesimpulan

Kinerja sukses “Operasi Panas Musim Panas” memperkuat citra pemerintahan Trump sebagai pemerintahan yang “tegas terhadap kejahatan,” sementara kebijakan ekonomi dan diplomasi AS semakin keras terhadap Tiongkok.

Dengan semakin panasnya tensi perdagangan dan geopolitik, dunia kini menyaksikan dua arah kontras:
  • Amerika yang memperkuat ketertiban domestik dan soliditas sekutu,
  • Beijing yang makin terisolasi karena kebijakan koersifnya sendiri.

Apakah tekanan ekonomi global ini akan membuat PKT melunak atau justru memicu krisis baru? Dunia menunggu jawabannya.


#Trump #FBI #OperasiPanasMusimPanas #PerangDagangASChina #EkonomiTiongkok #MenteriKeuanganAS #Besant #Greer #KrisisGlobal #WhiteHouse #BeritaWashington #DonaldTrump #ChinaDecoupling

0 comments