Misteri Benda Langit 3I/ATLAS Dekati Matahari, Diduga Jejak Teknologi Alien


Sebuah benda langit misterius dari luar tata surya, bernama 3I/ATLAS, tengah meluncur mendekati Matahari. Para ilmuwan NASA memastikan bahwa benda ini tidak mengancam Bumi, namun sejumlah ahli, termasuk dari Harvard, menduga bahwa komposisinya yang tidak biasa mungkin menjadi petunjuk adanya teknologi luar angkasa (alien technology). Fenomena ini menjadi sorotan dunia sains dan astronomi internasional.


GlobalNews — Dunia astronomi tengah dikejutkan oleh penemuan benda langit misterius yang datang dari kedalaman antarbintang. Benda tersebut, dinamai 3I/ATLAS, merupakan komet antarbintang ketiga yang pernah terdeteksi dalam sejarah pengamatan manusia.

Menurut data terbaru dari NASA dan European Space Agency (ESA), komet 3I/ATLAS pertama kali ditemukan pada 1 Juli tahun ini oleh sistem teleskop ATLAS yang berlokasi di Rio Hurtado, Chili. Berdasarkan analisis orbit dan ukuran, objek ini memiliki massa dan volume jauh lebih besar dibandingkan kebanyakan komet yang pernah diketahui — bahkan setara dengan luas Pulau Manhattan.

Komet ini bergerak dengan kecepatan luar biasa, sekitar 60 kilometer per detik, berasal dari arah pusat Galaksi Bima Sakti, dan diperkirakan akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion) pada 29–30 Oktober mendatang. Saat itu, jaraknya sekitar 210 juta kilometer dari Matahari.

Namun yang membuat para ilmuwan heran bukan hanya kecepatannya, melainkan komposisi kimianya yang tidak biasa.

Komposisi Aneh, Diduga Non-Alami

Menurut Profesor Avi Loeb, astrofisikawan ternama dari Universitas Harvard, hasil observasi menunjukkan bahwa gas di sekitar 3I/ATLAS sebagian besar terdiri dari karbon dioksida (87%), diikuti oleh karbon monoksida (9%), dan air hanya 4%. Lebih mencengangkan lagi, observasi teleskop darat mendeteksi keberadaan nikel dalam jumlah tinggi, sementara besi hampir tidak ditemukan.

“Biasanya, rasio nikel dan besi pada komet adalah seimbang. Namun, dalam kasus ini, kandungan nikel jauh lebih tinggi — rasio seperti ini hanya ditemukan dalam proses industri pembuatan paduan logam di Bumi,” ujar Loeb.

Temuan tersebut membuatnya menduga bahwa benda ini mungkin bukan hasil fenomena alami, melainkan sisa teknologi dari peradaban luar angkasa. Pendapat Loeb langsung memicu perdebatan hangat di kalangan ilmuwan global.

Tidak Berbahaya bagi Bumi

NASA menegaskan bahwa lintasan 3I/ATLAS bersifat hiperbolik, artinya benda tersebut tidak akan mengorbit Matahari, melainkan hanya melintas sekali sebelum keluar dari tata surya untuk menuju sistem bintang lain. Jarak terdekatnya ke Bumi diperkirakan sekitar 270 juta kilometer, sehingga tidak menimbulkan ancaman apa pun bagi manusia.

Fenomena ini menambah daftar panjang misteri luar angkasa yang belum terpecahkan, sekaligus membuka kembali perdebatan mengenai kemungkinan eksistensi teknologi alien di alam semesta.


#Komet3IATLAS #NASA #Harvard #AviLoeb #TeknologiAlien #BendaLangitMisterius #BeritaAstronomi #LuarAngkasa #EtIndonesia

0 comments